Kota Manara, 2020.
Ia menyalakan kamera yang berada dihadapannya, setelah yakin sudah menyala ia duduk pada kursi kayu yang sejajar dengan arah kamera itu.
"Test test," ia melambaikan tangannya. "Ah, sudah menyala ternyata," Bibirnya terangkat membentuk senyuman.
"Hai. Gue Daftra Hassaleh Antawirya. Ini bercerita tentang bagaimana gue mencintainya begitu dalam."
"Seseorang yang selalu gue pikirkan tanpa henti. Seseorang yang selalu gue cintai. Seseorang yang,..." Ucapan nya terpotong karena ponselnya berdering. Menandakan ada panggilan masuk.
Ia memilih mengabaikan ponselnya, "yang selalu ingin gue miliki tanpa resiko akan kehilangan dirinya,"
"Cinta yang gue bangun selama ini hanya sebuah hiasan dihidupnya. Seperti bunga pada halaman rumah. Hanya menjadi hiasan yang akan menjadi buruk dan bagus dalam satu waktu,"
"Teruntuk gadis cantik yang gue maksud divideo ini. Gue mencintai lo sejak kita kenal dan tak bisa hilang oleh waktu,"
"Mungkin bagi lo ini hal sepele atau omong kosong," ia tersenyum lagi. "Gue harap lo selalu diberi kebahagiaan yang membuat lo lupa adanya kehadiran gue dihidup lo."
"You still be my favorite girl, Keinarra. You still be my best friend, yang selalu gue cintai."
"I love you, Keinarra Mikanadira," ia berdiri dan mendekati kamera tersebut.
Menekan tombol off pada perekam gambar tersebut, menyambungkan kabel pada laptop dan kamera itu. Ia terlihat mengirimkan video itu ke laptop berwarna putih miliknya. Tanpa melakukan apapun pada videonya, ia langsung menguploadnya pada akun YouTube miliknya.
'Teruntuk Keinarra,' selesai diupload.
Ia menutup laptopnya setelah melihat notifikasi itu dan bergegas menyeret koper miliknya menuju mobil.
Ia pergi dan tak akan kembali.
****
Daftra
2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Daftra
Teen FictionDetik berganti menit. Menit berganti jam. Dan jam itu berganti bulan, berganti kembali menjadi tahun yang berkepanjangan. Mengapa? Hati, perasaan, raga dan mulut ini tak pernah mengucapkan nya atau memiliki. Aku bukan lah seorang pengecut. Memiliki...