1. Kenangan Masa Lalu

35 7 3
                                    


Seorang gadis berusia 7 tahun, sedang asyik bermain ayunan di taman dekat rumahnya. Ia tidak menyadari kehadiran seorang anak laki-laki yang usianya kurang lebih 11 tahun itu. Anak laki-laki itu berada dibelakang ayunan yang dinaiki gadis kecil, yang terlihat sedang menangis itu.

"Rain kamu darimana aja sih, aku cariin dirumahmu, taunya kamu malah disini. Hey kenapa kamu nangis?" Tanya anak laki-laki itu sambil duduk diayunan yang kosong sebelah Rain.

"Aku kabur dari rumah. Aku lagi ngambek sama bunda. Bunda udah gak sayang sama aku lagi, bunda hanya sayang sama kak Tasya aja." Jawabnya dengan suara sesenggukan

"Hey, kenapa kamu ngomong seperti itu Rain. Bundamu sangat menyayangimu, buktinya bundamu sering membuatkan makanan kesukaanmu. Ayolah Rain, jangan menangis lagi. Bundamu sungguh menyayangi kamu dan kakak mu kok ." Jawab anak laki-laki itu mencoba memberi penjelasan kepada Rain.

"Tapi, kenapa tadi cuma kak Tasya aja yang dibelikan baju? Kenapa aku tidak?"

"Jadi kamu ngambek sama bundamu hanya karena kakakmu dibelikan baju, sedangkan kamu tidak?"

Rain mengangguk.

" Ya ampun Rain, hanya karena itu kamu ngambek sama bundamu. Dengar aku sekarang Rain." Anak laki-laki itu merubah posisi nya menjadi berdiri di depat Rain dan matanya menatap lekat manik mata Rain. "Bundamu tidak membelikan kamu baju pasti ada alasannya tersendiri . Mungkin saat akan membelikan baju untukmu, baju yang ada tidak cocok untukmu. Percayalah Rain Bundamu sangat menyayangi mu dan juga kakak mu. Mana ada orang tua di dunia ini yang tidak menyayangi anaknya sendiri. Dan satu lagi, sebagai seorang anak kita harus hormat sama orang tua, lain kali jangan sampai ngambek sama bundamu lagi ya. Ayo kuantar kamu pulang, pasti bundamu sudah mencari kamu dari tadi." Ajak anak laki-laki itu sambil menarik tangan Rain.

"Na kenapa lo nangis. Lo lagi punya masalah ya? " Kinan menyadarkan lamunan Raina, tentang masa kecilnya yang sudah sepuluh tahun lebih berlalu.

" Siapa yang nangis Nan, gue cuma kelilipan aja kok." Raina mengelak, sambil meghapus butiran bening yang jatuh di pipinya.

"Lo yakin Na? Dari pertama gue masuk kafe ini , lo keliatan kalau lagi nangis dan ngelamun ." Kinan tidak percaya dengan apa yang diucapkan Raina.

"Beneran Kinan gue enggak nangis .Gue tadi cuma kelilipan aja. Suerrr deh" Raina mencoba meyakinkan Kinan lagi.

"Ya udah deh. Lo kalu punya masalah cerita aja Na, gue sebagai sahabat yang baik, siap kok dengerin cerita lo. Lagi pula kita udah sahabatan sejak SMA loh. Gue aja kalau ada masalah pasti curhatkan sama lo" Kinan sebenarnya tidak percaya apa yang dikatakan Raina barusan. Dia yakin kalau Rania sedang memikirkan sesuatu. Tetapi dia juga gak bisa memaaksa Raina untuk menceritakan semuanya , karena dia tau sahabatnya ini merupakan orang yang tertutup, bila dibangdingkan dengan dia dan Thalia.

Dulu Raina pernah bercerita kepadanya dan juga Thalia, bahwa sampai sekarang ia masih memendam rasa kepada sahabatnya sewaktu kecil, yang saat ini keberadaanya tidak diketahui oleh Raina. Hingga saat ini perasaan Raina pun masih sama, ia masih saja berharap kepada sahabat kecilnya itu. Sebenarnya banyak laki-laki yang mendekatinya. Tetapi, tidak ada satupun dari sekian banyak laki-laki itu yang ditanggapinya. Dia hanya menggangap setiap laki-laki yang mendekatinya sebagi teman, tidak lebih. Oleh karena itu banyak laki-laki yang hatinya telah dipatahkan oleh Raina. Bila ditanya tentang laki-laki dimasa lalunya itu, Raina selalu saja mengalihkan pembicaraan. Dia enggan menceritakan masa lalunya itu kepadanya dan juga Thalia.

Pernah waktu itu, dia dan Thalia mencoba mengenalkan Raina dengan teman mereka yang bernama Sandi. Mereka merencanakan pertemuan Raina dan Sandi di salah satu restaurant yang ada di dekat taman kota. Mereka membohongi Rania untuk langsung saja bertemu di lokasi, tapi sesampainya disana Raina tidak menemukan kedua sahabatnya itu. Yang ada hanya pengunjung yang Raina tidak kenali. Saat hendak pergi meninggalakan tempat itu, Raina dikagetkan dengan suara seorang laki-laki yang menyapa dirinya. Laki-laki itu memperkenalkan diri dan dia juga bilang bahwa dia kesini disuruh oleh Kinan. Raina yang mengetahui itu hanya mengerutu dalam hati. Keesokan harinya Raiana ngambek dengan kedua sahabatnya itu, Raina mendiamkan sahabatnya itu sampai dua hari.

"Nan gue ke toilet bentar ya. Kalau mau minum langsung pesen aja."

"Iya Na."

Di saat Raina sedang ke toilet, ponsel Kinan berbunyi. Ternyata, telefon dari Thalia sahabatnya.

" Assalammu'alaikum Thal."

"Waalaikumsalam Nan. Lo lagi dimana sekarang?"

"Gue lagi di kafenya Raina. Elo dateng aja kesini, lagi pula kita bertiga udah jarang kumpul bareng."

"Iya deh Nan, gue kesana sekarang. Gue juga lagi bosen di rumah." Tanpa menunggu jawaban dari Kinan, Thalia langsung mematikan telfonnya.

"Lo di toilet tidur apa ya Na, kok lama banget?" Tanya Kinan sambil menyeruput vanila latte yang baru saja diantarkan. "Rese lo Nan. Gue tadi dipanggil Tina. Tina minta izin besok. Ngomong-ngomong Thalia kok gak kesini?"

"Dia tadi katanya mau dateng kok Na." Jawab Kinan sambil memainka hp nya.

Setelah menunggu sekitar 20 menit Thalia datang ke kafe Raina. Dia datang tidak sendiri, melainkan bersama seorang laki-laki. Laki-laki dengan tubuh yang tegap,tinggi dan lumayan tampan .

"Wih siapa tuh Thal? Pacar baru ya? Tanya Kinan, dengan nada menggoda.

"Sok tau lo Nan, kenalin ini Afan sepupu gue. Afan ini Kinan dan yang ini Raina." Thalia mengenalkan Afan kepada teman-temannya.

"Hai Afan gue Kinan, gue sahabat Thalia. Senang kenalan sama lo Fan." Sapa Raina

"Afan" laki-laki itu memperkenlkan dirinya.

" Oh iya, ini gue bawa undangan nikahannya abang gue , buat kalian berdua. Kalian berdua wajib dateng ya. Awas aja kalau kalian berdua gak dateng." Kata Tahalia sambil menyerahkan dua buah undangan berwarna gold itu.

" Iya- iya Thal, gue sama Raina pasti dateng. Lumayankan buat cuci mata. Siapa tau ada cowok ganteng yang mau kenalan sama gue."

" Sama Afan aja tuh Nan, dia jomblo kok, ganteng pula. Merasa namanya disebut, Afan langsung mengalihkan perhatiaanya dari ponsel yang dipegangnya.

" Kok gue sih" Tanya Afan

"Lah emang lo jomblo kan Fan, lo boleh pilih deh mau sama Kinan atau Raina. Mereka berdua masuk dalam kriteria mantu idaman. Apalagi tuh si Raina, dia kalau sama anak kecil sayang banget loh"

" Udah-udah kok malah sampe mantu idaman segala sih, btw mau minum apa kalian?" Tanya Raina pada Thaila dan Afan

" Cappucino aja Na. " jawab Afan.

"Gue kaya biasa aja Na" Jawab Thalia.

" Oke deh, gue buatin dulu ya." 

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang