3.Pedang Pora

14 4 2
                                    

Tepat pukul 7 malam, Kinan sudah sampai di depan rumah Raina. Sebelum keluar menemui Thalia, Raina kembali melihat penampilannya malam ini.Make up sederhana dan juga long dress warna biru tua dengan perpaduan broklat menjadi pilihan Raina untuk menghadiri resepsi Bang Edgar –kakak dari Thalia-. Setelah memastikan penampilannya rapi dan tidak ada barangnya yang terlinggal, Raina keluar dari kamar untuk menemui Thalia.

"Mau kemana Na?" Tanya bunda yang sedang menonton tv dengan ayah.

"Mau ke acara respsi pernikahan Bang Edgar, Bun."

"Oh hati-hati ya Na. Bareng sama Kinan, kan?

"Iya, bun."

Pulangnya jangan malem-malem."

"Iya bun. Yah, bun Raina berangkat dulu ya. Assalammu'alaikum." Pamit Raina sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam."

Di luar rumah, Kinan sudah menunggu Raina. Malam ini, Kinan juga menggunakan baju berwarna biru tua.

"Maaf Nan, udah nunggu lama ya." Tanya Raina.

"Enggak kok Na. Ini gue juga baru aja sampe. Langsung berangkat yuk Na, tar keburu acaranya dimulai."

"Ayo." Jawab Raina sambil memasuki mobil Kinan.

Di sepanjang perjalanan menuju gedung tempat resepsi, Kinan dan Rania terus mengobrol. Mereka membicarakan banyak hal. Mulai dari fashion lah, lagu-lagu yang sedang hits, hingga sampai gosip terbaru tentang artis. Tak terasa, sudah 30 menit perjalanan yang ditempuh. Saat ini, mobil Kinan sudah memasuki parkiran gedung tempat acara resepsi. Saat memasuki gedung, Raina menatap takjub dekorasi tempat resepsi itu. Dekorasi pernikahan Bang Edgar, terkesan elegan namun menawan.

"Bagus ya Na, dekorasinya." Kata Raina sesampainya di dalam gedung. Sebelum masuk tadi, mereka menuliskan nama mereka di buku tamu dan meletakan kado yang mereka bawa.

"Iya Nan, simpel dan elegan. Gue suka deh sama dekorasinya."

"Gue juga.Yuk, Na kesana, kita cari Thalia. Siapa tau dia ada disana."

"Thal." Panggil Kinan, dengan suara sedikit kencang, saat mengetahui keberadaan Thalia. Mereka pun menghampiri Thalia yang sedang mengobrol dengan dua orang laki-laki.

"Hai, Na, Nan. Akhirnya, kalian datang juga. Udah gue tungguin dari tadi, loh."

"Siapa tuh, Thal, cantik bener?" Tanya Doni -sepupu Thalia- yang berada didekat Thalia.

"Elo, Don, dari dulu gak berubah-berubah, kalau liat cewek cantik aja langsung semangat." Sahut cowok satunya lagi, yang ternyata dia adalah Afan. Sepupu Thalia yang dikenalkannya tempo hari.

"Ini Kinan, dan yang ini Raina. Mereka sahabat gue." Jawab Thalia sambil menunjuk Kinan dan Rania bergantian.

"Hai, Raina, senang berkenalan dengan lo." Sapa Doni sambil megedipkan sebelah matanya.

"Raina." Balas Raina singkat.

"Cie elah, yang diajak kenalan Cuma Raina aja nih bang, yang satunya gak diajak kenalan nih?" Tanya Afan dengan nada menggoda.

"Hehehe. Hai, Kinan." Akhirnya, Doni pun juga menyapa Kianan

Mereka semua pun larut dalam obrolan . Tetapi yang paling banyak bicara diantara mereka adalah Doni. Sendari tadi, Doni selalu mengoda Raina dengan rayuan-rayuan gombalnya. Raina hanya terseyum mendengar gombalan Doni. Tanpa sepengetahuan mereka diam-diam Afan mencuri-curi pandangan kepada Raina. Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Seperti maling yang sudah ketangkap basah, Afan sekarang ini menjadi salah tinggah. Sedangkan Raina, dia langsung pamit ke toilet.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang