E-3

21 8 0
                                    

   Terdengar suara samar-samar yang berasal dari salah satu rumah.  
   "Sepertinya ini waktu untuk kau menceritakan yang sebenarnya kepada putramu,"

   "Aku tahu,tapi aku khawatir,"

   "Apa yang kau khawatirkan,"

  "Aku khawatir kalau hidupnya akan dalam bahaya,"

   "Semenjak dia lahir hidupnya memang sudah dalam bahaya,justru jika kau menyembunyikanya dia tidak akan bisa waspada terhadap lingkunganya,"

   "IBU.AKU PULAAAANG,"

   "Baiklah,akan ku pikirkan,"

Merekapun memutuskan untuk memutuskan bembicaraan setelah mendengar putranya pulang.








Seorang pemuda terlihat berjalan di antara keramaian ibu kota.

   Brak

   "Aaau,"

   "Kalau jalan lihat lihat dong,sakit tahu,"

  "Hei...aneh.

Siapa dia,kenapa berpakaian serba hitam di cuaca sepanas ini?juga,setelah menaberakku dia tidak minta maaf sama sekali,menyebalkan.Huuh dari pada aku memikirkannya lebih baik aku segera pulang.

   "IBU.AKU PULAAANG,"

Di mana Ibu ,kenapa sepi sekali.

   "Tumben kau pulang cepat,"

   "UWA,Ibu mengagetiku.Seharusnya Ibu senang kalau pulang cepat,"

   "Ibu senang sayang,tapi Ibu jadi tidak bisa menghukummu,"

Ibu mengatakan hal mengerikan itu sambil memeluku erat.mengingat Ibu menghukumku saja sudah membuat bulu-kudukku berdiri.

   "Oh Ars,kau sudah pulang,sebaiknya kita segera ke ruang makan,dan Ane sebaiknya kau lepaskan putramu sebelum dia mati kehabisan nafas,"

   "Iya paman,terima kasih,"

Aku bergegas pergi ke meja makan tanpa menunggu Ibu dan paman.


   "Apa keputusanmu?"

   "Sepertinya kau benar Ralp,karena tadi aku sempat merasakan sihir pendeteksi dalam tubuh putraku,"

   "Tenang saja saya pasti akan melindungi kalian,"

   "Hmm,"









   "Ada yang akan Ibu samaikan padamu Ars,"

   "Apa itu Bu?"

Ku tengokkan kepalaku ke arah Ibu yang baru datang dari ruang tamu.

Ibu terlihat serius sangat mengatakan itu.

   "Nanti saja,setelah kita makan,"

   "Baik paman,"














Ku hempaskan tubuhku ke ranjang yang bergambar Bunga Roflous,lambang dari keadilan yang hakiki.
Pikiranku menerawang pembicaraan dengan Ibu sehabis makan siang tadi.

   "Apa yang ingin Ibu bicarakan?"

   "Berjanjilah untuk tidak memotong pembicaraan ku?"

Aku mengangguk untuk menyutujui perkataan Ibu.

   "Sebenarnya kau keturunan dunia atas,"

   "BAGAIMANA BI-"

   "dengarkan dulu apa yang Ibu katakan,"

Aku memotong perkataan Ibu karena terkejut dengan perkataannya.












Di lain tempat.

 
Terlihat beberapa orang tengah mendiskusikan sesuatu yang sangat penting bersama dengan sangat serius terlihat dari raut wajah mereka.

   "Aku saja yang akan melindungi pangeran,"

   "Apa anda yakin bisa melindunginya?"

  "Kau meremehkanku,"

   Terjadi sedikit perselisihan  di dalam ruangan yang cukup luas dengan ruangan yang remang remang,serta ruangan yang agak berdebu seperti sudah lama tidak digunakan.Pertengkaran mereka berhasil membuat pemimpin mereka geram.

Brak

   "CUKUP.Aku menunjukmu untuk melindungi pangeran,karena hanya kau satu satunya yang dekat dengannya,"

Pemimpin mereka menunjuk satu orang yang berada di sampingnya untuk menjalankan perintah tanpa ada bantahan.

Satu per satu orang orang mulai keluar dari ruangan tersebut karena kesepakatan sudah di buat,dan pembicaraan pun selesai.







   













  

Jangan lupa tekan'★'dan 'komen'atau 'Follow' juga boleh.

THE HIDDEN KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang