Happy Reading ^^
...
"Dimana lokasi target?" Tanya seorang gadis lewat earpiecenya.
"Dia berada kira-kira 2 km dari jarakmu." Jawab orang itu, dengan cepat gadis itu pun menambah kecepatan motor sportnya.
"Mobil Lamborghini berwarna hitam itu merupakan kendaraan pelaku, lebih baik kau cepat karena dia akan menuju pelabuhan."
"Kalau begitu, tutup akses jalannya ke pelabuhan. Aku akan menembak roda mobilnya." Perintah gadis itu dan dia semakin mempercepat laju motornya.
Melihat targetnya, gadis itu pun mengeluarkan pistolnya dengan tangan kiri.
'Sepertinya akan sulit menembak dengan tangan kiri.' Batin gadis itu.
Gadis itu pun melajukan motornya diseberang mobil targetnya. Dan sang target terkejut melihat gadis itu yang sudah ada disebelah nya, ia pun mengemudikan mobilnya lebih cepat lagi.
'Dasar merepotkan.' Batin gadis itu dan kembali mengejar targetnya, tapi gadis itu malah melewati mobil tersebut dan berhenti ditengah jalan. Melihat mobil itu melaju, gadis itu segera mengarahkan pistolnya.
Dor
Ciit
BrakGadis itu menembakan pistolnya kearah salah satu roda mobil, membuat mobil itu oleng dan menabrak pembatas jalan. Gadis itu mendekati pintu mobil, membukanya dan menarik targetnya keluar. Tapi, targetnya melawan dengan menyerang gadis itu dengan sebuah pisau lipat, tapi dengan mudah gadis itu menahannya dan menendang perut targetnya dengan dengkulnya.
Tapi targetnya tetap melawan, dia terus menyerang dengan brutal membuat gadis itu kewalahan tapi gadis itu tetap menangkis setiap serangan tersebut. Dia pun menangkap salah satu tangan targetnya dan membantingnya ke aspal dengan keras, menelungkupkan tubuh targetnya dan memasang borgol ke pergelangan tangan targetnya.
"Anthony Weisten, anda ditangkap karena dugaan pembunuhan, pemerkosaan, pencemaran nama baik dan penipuan. Anda bisa tetap diam dan menyewa pengacara anda." Ujar gadis itu setelah borgolnya sudah terpasang.
"Cih, kau tidak bisa melakukan ini kepadaku! Akan kubunuh kau!" Teriak Anthony sembari memberontak, tapi tetap saja itu takkan berhasil.
"Dasar psikopat gila harta." Maki gadis itu, dan setelah itu datanglah mobil-mobil polisi.
"Aku lelah!" Teriak gadis itu sembari meregangkan tubuhnya, dan tiba-tiba saja ada sebuah tangan diatas kepalanya dan mengelus kepalanya dengan cepat membuat rambutnya berantakan.
"Kerja bagus! Aku tidak menyangka kalau kau akan melakukan hal nekat seperti itu." Ujar seorang lelaki yang masih mengusap kepala gadis itu.
"Ck, kau merusak rambutku bodoh! Dan kalau aku tidak melakukan hal itu, aku tidak mungkin menangkap pelakunya." Ujar gadis itu sembari menepis tangan lelaki itu.
"Tapi, lebih baik kalau kau menabrakan motormu itu lebih efisien." Ucap lelaki itu sembari menjempit dagunya, membuat gadis didepannya menggeram kesal.
"Kalau begitu lebih baik kutabrakan kearah mu, lalu membuang jasadmu ke rawa-rawa."
"Jahat sekali! Memangnya kau rela kakakmu yang tampan ini mati di rawa-rawa."
"Sangat rela." Jawaban gadis itu membuat lelaki didepannya pundung seketika.
"Ya sudah, ayo kembali ke Markas!" Ajak lelaki itu mendahului gadis tersebut, baru melangkahkan satu kakinya sang gadis melihat bayangan seorang gadis yang tengah menatapnya lalu tersenyum tipis dan menghilang.
'Akhirnya dia bisa beristirahat dengan tenang, ah tapi tetap saja cara perginya itu sangat menyeramkan.' Batin gadis itu sembari menaiki motornya dan melaju Markasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes
Teen FictionBlue Eyes adalah codename ku dimarkas, aku adalah seorang Agent Khusus. Codename Blue Eyes bukan hanya sekedar nama saja, memang karena warna mataku yang berbeda dari kebanyakan orang membuatku memilih codename ini, tapi yang tidak diketahui oleh or...