O4

146 43 6
                                    

"Gila sih emang bener enak apalagi tadi gue cobain mienya itu beh jas mantepp coba tadi gue nambah"

"Biasa aja enakan masakan bunda gue" jawab jasmine santai

BRUKK

lagi dan lagi jasmine menabrak orang sepertinya satu hari tanpa jatuh dan ceroboh itu bukan jasmine

"Duh... Maaf" sambil mencoba berdiri

"Kamu gapapa?" ujar lelaki itu

Jasmine terdongkak tunggu suara itu

Oh shit dia lagi batin jasmine

"Gapapa" balas jasmine ketus sambil menengok mata lelaki itu jasmine terdiam

Dipikir pikir dia tampan juga batin jasmine masih saling beradu tatap denganya

"Ekhem jas udah kali tatap tatapannya" goda dina

"Sekali lagi saya minta maaf"

"Tidak apa apa pak, saya yang salah" ucap jasmine dengan sopan

"nama saya ravin" pria itu kembali membuka suara sambil menyodorkan tangannya

Dina melongo tak percaya
Dengan cepat ia langsung menyubit tangan jasmine yang terdiam.

"Saya jasmine pak" ucap jasmine yang menyodorkan tangan nya sembari menggaruk leher nya yang tidak gatal

"Saya juga mau dong pak" celetuk sebelahnya

"Dina pak"

Ravin hanya membalasnya dengan senyum

"Kalo begitu kita duluan ya pak" ucap jasmine masih dengan senyum kakunya.

Dan dibalas anggukan oleh ravin

Akhirnya mereka berdua meninggalkan CEO tersebut dengan tergesa gesa karna kejadian tadi dia lupa bahwa jam makan siangnya telah habis. Dijalan, sahabatnya masih saja senyum senyum sendiri jasmine yakin setiba dia dimeja kerjanya sahabatnya akan heboh atas kejadian tadi.

"Aaa parah jas coba tadi gue yang nabrak pak ravin" ujar dina heboh. Sedangkan jasmine hanya memutar bolanya malas

"Berisik lagian orang ngeselin kaya  gitu lo sukain" jawab jasmine ketus

"Ck!awas aja tar lo sendiri yang suka" dina berdecak

"ga mungkin" protes jasmine

                                 ****

Ravin pov

Setibanya diruangan aku masih saja terbayang kejadian di lobby tadi, aku merasa familiar dengan wajah gadis itu apalagi ketika aku mengajaknya berkenalan namanya terus terngiang dikepalaku.

jasmine pak  seraya ravin mengigat perkataan gadis itu yang terus saja terngiang di kepala nya bak kaset yang rusak.

Tunggu apakah jasmine ini adalah jasmine sahabat kecilnya dulu?

Ravin menepis pikiran itu, mana mungkin gadis kecilnya, tapi otaknya terus memikirkan dan mencoba mengingat, setaunya ketika dia mencoba mencari informasi mengenai gadis kecilnya itu ia sudah pindah keluar negeri bersama keluarganya mana mungkin jasmine ini adalah gadis kecil sahabatnya.

Ya sejak kepindahan ku aku tidak pernah lagi mengujungi gadis kecil ceria itu, tapi sebelumnya aku sudah pernah mampir kerumahnya tetapi tetap saja rumahnya kosong, hingga saat ini entah kenapa bayangan gadis kecil itu terus saja muncul.

"Apa dia masih mengigatku seperti aku mengigatnya, pasti sekarang dia tumbuh menjadi gadis yang cantik,dan ceria seperti dulu" gumam nya

Ravin menggelengkan kepalanya berusaha menepis semua itu, toh suatu saat kalau tuhan mengijikan pasti dia akan bertemu lagi dengan gadisnya.

The FriendlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang