O6

155 33 9
                                    

Seminggu kepergian ibundanya Jasmine masih murung dan sangat terpukul jasmine yang ceria penuh canda hilang entah kemana, meski dalam keadaan masih berduka dan rasa kehilanganya belum hilang. setiap harinya tetap rutin menemani ayahnya yang terbujung kaku di atas brangkar rumah sakit dengan banyak alat- alat bantu ditubuh nya.

Memang seminggu ini dia memutuskan untuk izin untuk tidak mengikuti mangang, dan hari ini seperti biasa dia kembali datang untuk menemai ayahnya berharap ada keajaiban dari tuhan untuk papahnya.

"Halo  ayah masih mau tidur ya, gapapa deh jasmine tungguin jangan lama lama dong pah ga kangen ya sama Jasmine" kata Jasmine yang tersenyum dengan tetesan air matanya dan mengengam tangan ayahnya.

Seminggu ini setiap Jasmine datang untuk menemani ayahnya dirumah sakit dia selalu menceritakan keluh kesahnya kepada sang ayah, Jasmine mencoba membagi berat sedihnya dengan cerita walaupun dia tak tau apa ayahnya mendengar atau tidak tapi Jasmine harap ayahnya tidak mendengar karna keluhnya hanya akan menambah sakit yang dirasa sang ayah.

"Yah Jasmine masih izin magang, jasmine besok harus balik lagi kesana ayah disini sendiri dulu ya disini ada suster sama dokter kok pulang dari kantor pasti jasmine kesini" kata nya sambil mengenggam tangan lemah ayahnya.

Ruangan itu hening kembali hanya ada suara mesin EKG yang terdengar, Jasmine menatap wajah sang ayah yang masih banyak memar dan terlihat pucat tidak ada senyum yang biasa ayahnya perlihatkan tak ada suara tegas ayahnya lagi Jasmine merindukan semuanya.

Sudah semingu pula sejak kepergian Bundanya dia belum pernah lagi mengujungi makam mendiang bundanya Jasmine belum sangup, kesedihan Jasmine luar biasa sampai tidak ada raga jasmine didalam dirinya kecerian tawanya berubah jadi diam dan tertutup dunia nya gelap tiba tiba.

"Yah jasmin laper nih jasmine keluar dulu ya nanti Jasmine kesini lagi" pamit Jasmine mencium tangan ayahnya dan berangjak keluar.

Baru saja membuka pintu ruangan jasmine tercekat melihat seorang laki laki berjas memandang Jasmine dan berdiri dari duduknya dan kini sudah ada dihadapanya.

"Pak ravin?"

"Saya turut berduka cita ya maaf saya baru tahu kabar ini jadi saya baru sempat datang kesini" ucap ravin

Tunggu yang benar saja seorang bos besar langsung datang ketika salah satu karyawan magang berduka, apa semua karyawan yang berduka dia datangi juga tidak mungkin! Ada apa ini batin Jasmine

"Hm tidak apa pak, terimakasih telah repot repot datang" ucapnya disela sindiran.

"Em boleh saya jenguk papah kamu?" ravin bertanya.

"Hah...boleh silahkan tapi maaf saya tidak bisa menemani saya mau ke kantin dulu" ucap datar jasmine.

"Kalo gitu saya ikut kamu dulu saja kekantin ,kamu mau makan ya?" tanya ravin

Jasmine hanya membalas dengan anggukan. Jasmin melangkah dan di ikuti ravin dibelangkangnya.

Ravin pov

Sudah seminggu aku tak melihat gadis cantik itu setelah mengantar dia kerumahnya dikantor bahkan mejanya kosong hanya ada sahabatnya, dia mencoba mencari tahu rasanya khawatir sekali. berlebihan memang tapi, aku tak tau kenapa setelah mencari tahu kelaporan atasanya dia ijin karna ibunya meninggal.

Jelas saja aku semakin khawatir membaca laporan dari atasanya sebelumnya aku juga sempat datang lagi kerumahnya namun sepi hanya ada penjaga rumahnya, ternyata ini alasanya dan menurut informasi yang aku dapat ayah Jasmine juga dirumah sakit dalam keadaan koma, dengan keberanian aku memutuskan untuk datang kesana tak peduli anggapan Jasmine tentang dirinya apa intinya aku sangat khawatir.

The FriendlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang