7 : Mulai dari Awal

202 26 6
                                    

Beberapa bulan sebelum masuk SMA

"Gue bakalan jagain Lo Yen, kalo kita uda SMA nanti."

"Halaaaaahh boong kali ya lo Ong.
Paling-paling Lo bakalan nyiksa gue dengan bacotan unfaedah Lo itu."

"Gue serius Yena!! Pegang omongan gue."

"Yaudaaa dehh makasih banyaaak yaaaa Ong yang sangat sangat sangat baik hatiiiiiiii... Gue doain panjang umur deh Lo. ."

"Aaamii..-

"Sampe kiamat HUAHAHAHAHAHAA.."

"Sialaaaan loooo!"

Ong teringat apa yang ia janjikan pada sahabat yang sudah seperti saudara sendiri itu.

Tapi ia gagal.

Yena lupa ingatan.

Ong merasa tidak bisa menjaga Yena  dengan baik.
Ong ingin sekali rasanya menghabisi Yohan.
Benar-benar menghabisi laki-laki itu.
Habis sudah kesabarannya.
Apalagi melihat kondisi Bunda Yena.
Hati Ong benar-benar patah.

Tapi kini dihadapan Yena, Ia berusaha terlihat baik-baik saja dengan matanya yang sudah bengkak karena menangis. Ia tersenyum setulus mungkin.
Memperkenalkan dirinya kembali, seperti dulu...
Saat pertama kali Ong bertemu gadis itu.

"Ha..haii Yena! Aku Ong... Kita Deket banget lohh... Udah kaya saudara... Iya kan Tan?" , Matanya berkaca-kaca.

"Iya sayang... Ong ini sudah seperti saudara kamu sendiri.. Yena sekarang istirahat ya.. nanti baru ketemu sama temen-temen"

Yena mengangguk pelan lalu menarik selimutnya dan berusaha memejamkan matanya lagi. Kepalanya terasa berat. Seperti mimpi buruk rasanya.Ingin segera Yena tersadar.

Sedang di luar sana, Yohan yang sudah babak belur dipukuli Ong, terduduk dengan tatapan kosong. Merutuki dirinya sendiri berulang kali. Betapa bodohnya ia.

"Kalo udah kaya gini mau gimana Lo?"
Wooseok mendekati Yohan dengan raut wajah datar, tidak seperti biasanya.

"Ngapain Lo? Mau hajar gue juga? Ayo hajar aja." Yohan tersulut, memandang saudaranya itu penuh amarah.

"Andaikata Lo bukan saudara gue Han.. udah gue hajar habis-habisan Lo. Gue nahan selama ini Lo mau mainin Yena. Tapi kalo Uda kaya gini kondisinya.. gue juga ga terima."
Wooseok tersenyum masam. Kecewa pada saudaranya itu. Namun ia tidak bisa apa2. Semua udah terjadi. Wooseok cuma bisa berharap Yena bakalan baik-baik aja.

Semua yang ada di rumah sakit, kecuali Bunda dan Ong belum tau kalau Yena lupa Ingatan. Ong hanya berdiam diri setelah keluar dari ruangan tempat Yena dirawat. Begitu juga dengan Bundanya.

"Ong.. Yena gapapa kan?" Wooseok menghampiri Ong dengan penuh kekhawatiran.

"Semua gara-gara Yohan. Bangsat emang dia. Gue ga akan maafin dia"

"Kenapa? Ada apa sama Yena? Ong, ngomong ke gue ada apa sama dia?" Suara wooseok meninggi.. matanya berkaca-kaca .. lagi.

"Lo juga bakal tau sendiri. Gue beli minum dulu." Ong meninggalkan wooseok yang penuh tanda tanya.

•••••••••••••••••

Setelah hampir satu jam berisitirahat, Yena bangun dan berusaha mendudukkan dirinya. Bundanya tidak ada di ruangan itu. Ia merasa lapar tapi tidak tau harus bagaimana. Kepalanya sangat pusing. Badannya terasa lemas. Kaki Yena juga terluka cukup parah. Sampai akhirnya ada seseorang membuka pintu ruangannya perlahan.

"..si..siapa?"

"Hai.. Yena.. Lo udah bangun?" Yohan menghampiri Yena perlahan.

"I..iya.. udah.. hmm kamu siapa ya..hehe maaf kata Bunda aku belom bisa inget siapa-siapa.."

Yohan terdiam. Ia membeku di tempat. Tidak tau harus bagaimana. Akibat perbuatannya benar-benar fatal. Ia tidak mampu menatap Yena. Yohan merasa kecewa, sangat kecewa pada dirinya sendiri.

"Ha ..hai.. kenalin aku Yohan.."

"Kita Deket ya dulu?"

"i..iiyaa.. lumayan sih.."

"Eh kenapa muka kamu babak belur gitu? Ga diobatin?" Yena menatap lekat Yohan.

"Ohh ini? Gapapa kok.. ga sakit."

"Yahh andaikata aku Uda baikan.. pasti bisa bantu ngobatin ituu... Maaf yaa.. padahal kata kamu kita Deket.."

Yena menunduk memainkan jari2nya. Yohan sangat sedih sekarang. Yena benar-benar lupa ingatan.

"Eh gapapa.. istirahat aja Yen.. Lo masih sakit.."

"Udah capek dari tadi istirahat Mulu. Hmm.. Yohan.. aku tadi nyariin bunda tapi gaada.. aku laper nih ehehe.." Yena meringis memegangi perutnya.

"Mau makan apa? Aku suapin bubur itu ya?" Yohan menunjuk semangkok bubur yang ada di meja. Yena tersenyum dan mengangguk seperti anak kecil.

Yohan segera mengambil itu dan menyuapi Yena perlahan.

"Udah dingin buburnya.. kayanya gaenak deh Yen.."

"Gapapa deh, laper bangettt hihihi"

••••••••••••••••

"Yena Uda bangun deh keknya... Gue pengen liat kondisinya.. Bundanya kan juga masih keluar.. kalo dia bangun terus gada bundanya gimana.. pasti dia bingung"

Wooseok bergumam dalam hati. Bingung akan niatnya untuk mengunjungi Yena.ia khawatir tapi ia juga tidak tega melihat kondisi Yena. Ia pun memantapkan niat dan berjalan menuju ruangan Yena.

Wooseok membuka pintu perlahan.
Namun yang dilihatnya di sana...

"Yohan..."

Terlihat Yohan menyuapi Yena. Terpancar senyuman di wajah Yena. Meskipun keadannya bener2 mengkhawatirkan. Kepalanya diperban, terlihat luka2 goresan di wajahnya.

Wooseok hanya terdiam di sana. Memandangi sesuatu yang menyayat hatinya. Ia mengurungkan niat untuk masuk ke ruangan itu. Menutup pintu perlahan. Dan kembali duduk bersandar di depan tembok ruangan tempat Yena dirawat. Hatinya terasa sakit. Mengapa Yena bisa begitu cepat menerima Yohan yang membuatnya seperti itu?

Sedangkan Yohan di dalam sana berusaha memperlakukan Yena dengan sebaik mungkin. Begitu besar rasa bersalahnya pada gadis ini.

"Gue minta maaf Yen..."

"Kenapa Yohan ? Emang Lo salah apa??"

Yohan tersenyum. Dengan lembut Ia meraih jari jemari Yena yang juga penuh dengan luka goresan.
Yohan menatap Yena dalam..

"Kita mulai semuanya dari awal ya, Yen.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




•••••••••
Yeaaaayyy setelah sekian purnamaaa akhirnya aku apdettttt jugaaaa !!!
Btw guys aku nih juga bingunggg wkwkw kira2 Yena bakal pilih siapaaaaaa :'))
Boleh lah kasih saran hahahahaha kalian lebih suka Yena sama siapaaaa.

Yeaaay thank youuuu readerssss ♥️♥️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I CHOOSE YOU ! // [ CHOI YENA x PRODUCE X 101 ]  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang