II. SIAPA DIA

214 44 66
                                    

Dalam Kamar

Jam menunjukan pukul 09.00 pagi...

Akupun tersentak bangun, tanpa sadar mata ku melihat jam di samping ku.
''Tik tok tik tok.'' Hening di temani suara jam.
Dengan pelanya,  otak ini memproses data dan mendapatkan
hasil?
''TELAT!!!''
Teriaku keras, lantas akupun bergegas mengganti pakaianku dan bergegas keluar rumah menuju sekolah.

Pertengahan Jalan

Firasat ku tak enak. Ada apa sebenarnya ini!
Apa karena aku belum mandi,  belum sikat gigi,  atau cuci muka.

Sambil terus berfikir.
''Oh iya,''
Aku pun melirik kebawah dengan kagetnya aku lupa memakai dasi, udah biasa sih pakai dasi tapi kenapa masih saja firasat ku tak enak...

Aku pun terus berjalan untuk menuju kesekolah ku.
Sekolahku,  biasa di sebut sekolah buangan oleh orang-orang sekitar, karena ya,  anak-anak sekolah di sini di bawa rata rata, namun aku yang paling payah di angkatanku.

Sekolah

Sampai ku di depan sekolah ya, biasa aja. Di sekolah lain ada satpamnya dan gerbangnya, jangan harap disekolah ini ada.

Sekolah!!! Di mana ribuan cerita gagal berserakan di dalam pikiran ku...

''Ting tong ting tong,'' Bel istirahat pertama.

Aku berjalan ke kelasku dengan santai tampa beban hehehe.
Tapi jangan salah, sekolah ku ini banyak muridnya.
Bukan karena sekolah buangan tapi, anak disini lebih solidaritas dari pada murid sekolah elit.

Tapi sayang aku cuma anak kutu buku susah bergaul,
Yaa mau gimana lagi...

Tak terasa minggu depan adalah ujian akhir semester,
dan aku harus meraih juara? Yaa tak tau karena aku selalu juara 1 urutan akhir...

Kelas 12

Sampai di kelas seperti biasa, tak ada yang memperdulikan aku selama 2 tahun sekolah di sini.

''Hemmm hampa,'' Batinku.

Aku bukan orang anti social, dan aku sudah mencoba 2 tahun berbaur belakangan ini, tapi ya gitu tak ada yang memperdulikan aku...

''Ting tong ting tong,''  Bell masuk.

Akhirnya bell masuk berbunyi, aku duduk paling belakang dekat jendela yang mengarah ke pemandangan pusat kota. Sekolah ku tiga tingkat dan kelas 12 itu paling atas , jadi aku bisa melihat pemandan dengan puas tanpa melihat teman-teman di sekelilingku.

Waktu belajar pun biasa aja, yang lain asik kerjain tugas dengan serius dan aku cuma melihat pemandangan pusat kota karena pelajaran sekolah tak menarik di hidup ku.

Ingin tidur nanti guru marah, pura pura ga perduli nanti di bilang sok pintar. Yaa ginilah hidup, di sangka benar orang lain anggap salah dan sebaliknya.

Rooftop

''Ting tong ting tong,'' Bell ke-2.
Aku pun ke luar kelas dan naik ke rooftop sekolah, karena kebanyakaan siswa siswi sibuk dengan tugas dan pelajaran tambahan mereka...

Tiba tiba aku mendengar suara dari pintu, aku bingung udah 2 tahun lebih tak ada yg mencoba naik ke roof top.

''Brakkkk brakkkk kedubrak... Tok tok tokk,''
Ihh brisik banget, aku pun menghampiri pintu itu.

''Siapa dia,'' ucapku dalam batin.

''Kamu Gabriel?'' Dia balik bertanya namun ini bukan halusinasiku karna dia benar benar bersuara.

''Yaa memang kenapa!!!'' Ucap ku.
Diapun memegang tangan ku dan dia mengucapkan,
''Aku cinta sama kamu, mau jadi pacar ku?''

Hening pun menyapa, dalam beberapa menit
akupun terdiam dalam seribu bahasa.

Dia menatap ku dengan ribuan harapan.
Tangannya yang hangat ini menggenggam tangan ku dengan erat, dan entah apa di dalam pikiran ku saat ini.

Dengan menarik nafas yang dalam, aku sontak mengucapkan kata,
''Ia.''
Diapun reflex memeluk ku dengan erat sambil mengucap kata
''Terima kasih.''

Dan dari sinilah senyum yang palsu yang ku berikan selama 2tahun sekolah di sini lenyap.

Dalam fikiran ku mungkin ini awal dari kisah cinta yang akan terbentuk seiring berjalanya waktu

Pelukan pun terlepas tapi... Tangan kami tetap saling menggenggam walau tangan ku ini sebenarnya sudah berkeringat dingin, tapi aura hangatnya buat ku nyaman.

Dan akhirnya setelah beberapa menit aku mendengar suara yang sangat dekat sekalih dan itu adalah suara perut dia yang kelaparan. Kami memutuskan untuk turun ke bawah walau jujur dalam diri ini aku malu anak sekolah tau hubungan kami, tapi yaa apa daya...

Kantin Sekolah

Sesampai di kantin kami pun makan dengan ratusan pasang mata dan mulut menganga melihat kami bersama, apa kah ini yang di sebut kaget sekala besar besaran.
Yaa aku tak perduli...

Sekelar makan diapun menyuruhku untuk menutup mata,
''Tutup mata yaa, aku mau ajak kamu ke suatu tempat!''

''Ehh oke, tunggu aku bayar dulu makanan ini.''
Dengan bingungya diri ini, aku pergi untuk membayar makanan kami.

Tengah Lapangan

Dan akhirnya tiba waktu mata ini tertutup dan mengikuti jalan yang dia arahkan. Tiba di suatu tempat dan ini ada di tengah-tengah lapangan sekolah, cuaca sedang mendung dan mungkin akan turun hujan dan kenapa lapangan ini sepi
Semua orang ada di mana?
Apa ini mimpi...

''Ngapain kita berdua di sini? Sekarang sudah mau hujan ayo pergi!''ucap ku sambil memegang tanganya.

Diapun cuma diam dan menatap aku dengan ribuan rahasia di mana mata bahagia tadi.

''Maaf, cinta ini cukup sampai di sini maaf...'' Hening sejenak, dia kembali menarik nafas,
''Terima kasih untuk ada di dalam hidup ku
Walau aku sebentar dan menghancurkan hidup mu.''

Dia menangis dan pergi meninggalkan ku sendiri...

''Hahaha.''
''Hahaha.''
''Makanya,  jadi orang jangan cepat percaya...''
''Hahaha.''
''Hahaha, sakit ga itu hati hahaha.''
Hujan mulai turun seiring kerasnya suara anak sekolah menghujad dan menertawakan ku...

Jika CINTA tak mengenal
fisik dan waktu
Kenapa cinta harus merasakan bodohnya kata
MENERIMA!!!

By. Profdewa04

Mohon komentar
Pedasya
Level
12

SEBUAH JALAN TERBALIK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang