III. Air Mata

111 28 19
                                    

Tengah Lapangan Sekolah

Wajahku kaku tanpa ekspresi, menunduk malu mungkin itu yang ku rasakan.
Hujan pun turun membasahi diri ku, yang terdiam kaku seribu bahasa.
Dengan terdengarnya, suara tawa yang sangat keras melebihi suara hujan.

Apa salahku, apa ini pantas untuk
ku rasakan, diam di temani hujan keras membasahi badan, ribuan tawa kudengar dan memberi kaku sekujur tubuh tuk melangkah.
Dingin sekali, sesak nafas ku ini...

Air mata tak bisa kupendam lagi, sakit karena cinta atau karena menanggung rasa malu.

Satu hal yang terlintas di pikiran ku adalah?
ROOFTOP!!!

Dengan dinginnya tubuh ini, aku mencoba untuk jalan ke tangga terdekat, menuju rooftop.

"Uhukk uhuk." Diri ku sambil menghela nafas.

Tiba-tiba badan ku lemas dan mata ku mulai sayu, berjalan pun rasa tak mampu...

Ada seseorang yang datang menghampiriku, padahal hujan sangat deras.
"Siapa dia?" Ucapku.

Bodohnya ada orang datang menghampiri ku, dengan suara yang masih terdengar bersorak sorak di telinga ku.

"Kamu siapa? Tiba-tiba datang padahal sudah tau ini hujan deras. lihat bajumu basah, dengar suara- suara mereka. Memang kamu siapa! kamu bukan siapa siapa aku." Ucapku keras.

"PLAKK..."
Dia menamparku. Badan dan mulutku pun terdiam.

"Maaf, permisi aku mau lewat!"
Ucap ku menjauh dari dia.

"Aku tau aku bukan siapa-siapa, tapi aku peduli sama kamu?
Sini ku bantu, engga usah protes."

Dan akhirnya aku dibantu sama orang yang tak aku kenal...

Koridor kelas 10

Kami pun sampai di koridor.
"Kamu mau ku antar sampai mana."
Ucapnya.

"Aku sampai sini saja, terimakasih!"
Ucapku menjauh.

"Bilang, kamu mau kemana?"

"Ke atas sekolah."
Ucap ku kesal.

"Gila, engga boleh. Kamu mau lompat karena ini semua?" Ucapnya kaget.

"........" Aku diam.

"Jawab!!! Aku tak ijinin kamu ke sana dulu." Ucapnya, meraih tangan ku.

"Stop.. Jangan sok peduli siapa juga yang mau mati muda." Suara keras ku di hadapan dia...

Rooftop

Dan yang terjadi dia ikut ke rooftop menemani ku.
Sesampai di rooftop, aku mengajak dia ke ruangan tempat aku menghabiskan masa masa istirahat dua tahun terakhir ini. Dengan melihat wajahnya pun aku tau dia kaget. kenapa ada ruangan ini di rooftop.

"Ini ruangan apa? kok seluruh sekolah tak tau kalau ada ruangan seperti ini."
Ucapnya bingung.

"Sebenarnya ini ruangan khusus dari kepala sekolah kasih, untuk memantau kalian semua. Dan kamu orang ketiga yang masuk disini setelah kepala sekolah dan aku..."

SEBUAH JALAN TERBALIK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang