Sinar matahari memasuki celah-celah kamar seorang gadis remaja. Ketika sedang asik dengan alam mimpinya tiba-tiba ia dikejutkan dengan teriakan mamanya.
"Raysaaaa bangun sayaangg" ucap mamanya--Putri.
"Mmhh iya maa" tetapi ia malah melanjutkan tidurnya lagi.
5 menit kemudian.
"Raysaaaa bangunn, kamu lupa ini hari pertama kamu masuk di sekolah baru??" oceh Putri karna anakny tidak segera bangun.
"Iyaaa maaa 5 menit lagi" tawar Raysa pada mamanya.
"Astaghfirullaaahhhh ini udah jam 6, mau 5 menit lagi?! Nanti kamu telat" omel Putri.
"Yaaammpuunnn iyaiya ini Raysa bangun, kenapa mama ga bangunin daritadi?!" seraya berlari kearah kamar mandi.
"Daritadi juga mama bangunin, tapi kamunya aja yang kebo" Putri geleng-geleng melihat tingkah anak bungsunya.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, ia segera bersiap memakai seragam. Tak lupa memoleskan sedikit bedak dan lipbalm agar ia terlihat fresh. Setelah siap semua, ia pun turun keruang makan untuk sarapan bersama.
"Pagi maa, paa, bang" ucapnya.
"Pagi jugaa" ucap mereka.
Raysa mengambil 2 helai roti kemudian mengoleskan Nuttela diatasnya. Setelah sarapan ia bergegas untuk berangkat sekolah bersama abangnya--Ferdy menggunakan mobil. Tak lupa ia berpamitan dan mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
Keadaan dimobil hening, tak ada yang memulai pembicaraan baik Raysa maupun Ferdy. Karena suntuk dengan keadaan seperti itu, Ferdy memulai pembicaraan duluan.
"Dek diem aja? Mikirin apaansih?" Tanya Ferdy.
"Ah ngga gak mikirin apa apa" jawabny sekenanya.
"Gw tau lu pasti grogi kan masuk sekolah baru" ejeknya kepada adik bungsunya.
"Hehehe iya sih sedikit, takut gak punya temen" jawab Raysa dengan cengiran khasnya.
"Yailah santai aja kali, lu kan gampang bergaul"
"Ya kan dapet temen yang gak fake susah bang"
Ferdy hanya menanggapi perkataan adiknya dengan senyuman. Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di SMA Pertiwi.
"Nah dek dah sampe tuh"
"Yaudah bang gw turun ya, assalamualaikum. Oh ya nanti gausah dijemput ya, biar aku naik ojol aja" seraya membuka pintu mobil.
"Hmm iyadah yang udah gede" Ferdy mengacak pelan rambut adiknya.
"Ihh ntar berantakan, yaudah gw turun dulu. Bye" sarkasnya dengan ketus.
Ferdy hanya tertawa dan geleng-geleng melihat tingkah adik tersayang nya itu.
Raysa menyusuri koridor untuk mencari ruang kepala sekolah. Banyak siswa siswi yang memperhatikan Raysa. Hal itu membuat dirinya merasa risih. Karena tidak tahu letak ruangannya, ia pun bertanya kepada salah satu siswi dikoridor itu.
"Misii, mau nanya ruang kepala sekolah dimana ya?" Seraya bertanya dengan sopan.
"Murid baru ya?" Tanyanya
"Iya" jawabnya dengan ramah.
"Oh itu dari sini lurus aja mentok belok kanan udah cari aja nanti ada tulisannya kok 'Ruang Kepsek'" tunjuknya dengan ramah.
"Oke makasih"
Kemudian ia berjalan sesuai arah yang ditunjukkan siswi tadi. Setelah sampai ia mengetuk pintu 3× sambil mengucap salam.
"Assalamualaikum, permisii"
"Iya silahkan masuk" jawab seseorang dari dalam.
Kemudian ia membuka pintu, lalu masuk, dan mendudukkan dirinya di bangku yang ada di ruangan itu.
"Kamu Raysa putrinya Raska Winata ya? Anak baru itu kan?" Tanyanya kepada Raysa.
"Iya pak saya anak baru. Saya mau nanya kelas saya dimana ya?" Tanyanya dengan sopan.
"Oh ya kelas kamu XI IPA 2 dilantai 3"
"Baik pak terimakasih" ucap Raysa seraya keluar dari ruangan.
Raysa menaiki tangga untuk menuju kelasnya. Keadaan koridor sepi karena 5 menit yang lalu bel sudah berbunyi, membuat semua murid masuk untuk memulai pelajaran.
Setelah menyusuri koridor ia pun sampai di depan kelasnya. Deg-degan yang ia rasakan dimobil kembali muncul. Dengan ragu ia mengetuk pintu dan mengucap salam sambil membuka kenop pintu.
Oke guys next yaaa🌻
Btw sorry slow update ♥️

KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Admirer
RandomRaysa yang notabene nya seorang cewe yang hiperaktif, cantik, pintar dan memiliki bakat dalam bidang musik. Dimana ia mengagumi sang ketua kelas yaitu Avien yang memiliki sikap dingin, cuek, dan tegas. Ketakutan dalam diri Raysa untuk mengungkapkan...