BAB 2.

19 1 0
                                    

"Assalamualaikum, permisi Bu." ucapnya dengan lembut.

"Waalaikumsalam, ada apa ya nak?? Silahkan masuk." suruh Bu Dian selaku wali kelas XI IPA 2.

Raysa memasuki kelasnya dan menghampiri meja Bu Dian. "Saya anak baru Bu."

Bu Dian tersenyum "Oke anak-anak, kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu." perintah Bu Dian.

Raysa menanggapi ucapan Bu Dian dengan senyuman kemudian Raysa mulai memperkenalkan diri.

"Hallo, pagi semua. Perkenalkan nama saya Raysa Aqilla Winata, kalian bisa panggil saya Raysa. semoga kalian senang berteman dengan saya." Raysa mengakhiri ucapannya dengan senyum manisnya.

"Baik Raysa, sekarang kamu duduk di sebelah Nisa."

Nisa pun mengangkat tangannya agar Raysa dapat mengetahui keberadaannya.

"Hai, nama gw Nisa." Ucap Nisa sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Iya." Raysa membalas uluran tangannya sambil tersenyum.

Setelah itu kelas XI IPA 2 diperintahkan untuk menulis jadwal pelajaran oleh Bu Dian. Setelah menulis mereka dibebaskan untuk melakukan apapun karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah.

"Hei, kenalin nama gw Riana Larasaty, panggil aja Riana hehehe." ucap seorang perempuan di depan Raysa.

"Iya gw Raysa." balas Raysa dengan ramah.

"Eh gimana kalo kita ke kantin, yuk." ajak Nisa dengan antusias.

"Nah iya boleh tuh, ayu sa lo ikut, sekalian kita keliling sekolah." ajak Riana pada Raysa dengan semangat.

"Hhm maaf ya gw gaikut, soalnya gw bawa bekal dari rumah kok." tolak Raysa tidak enak.

" Ooh gitu ya, yaudah deh kalo gitu gw sama Riana ngantin dulu ya, byee." pamit Nisa seraya keluar bersama Riana.

"Iya byee." balas Raysa

Selepas Nisa dan Riana keluar, karna Raysa merasa bosan ia pun memainkan handphonenya. Tetapi saat memainkan HP Raysa merasa bahwa ada seseorang yang memperhatikan ia.

Akhirnya Raysa pun mencoba melihat ke arah seseorang itu. Raysa hanya diam ketika melihat orang itu. Ia adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua kelas di kelasnya. Sekaligus anggota OSIS disini, karena ia mengenakan almameter OSIS.

Kalau dilihat-lihat ganteng juga sih. Namun sayangnya wajahnya sangat dingin dan datar. Raysa hanya bisa tersenyum kikuk. Laki-laki itu pun tersenyum tipis kearahnya, setelahnya ia pergi keluar kelas.

"Gw jadi penasaran sama tuh cowo." ucapnya dalam hati.

"Nanti gw tanya Nisa aja deh." ucapnya lagi setelah itu ia melanjutkan aktivitas memainkan HPnya untuk membaca wattpad.

Saat sedang asyik membaca wattpad tiba-tiba terdengar suara teriakan laki-laki dari kursi pojok belakang. Laki-laki itu tersenyum ke arah Raysa karna merasa diperhatikan. Raysa hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"WOY DITT!! Kantin yok, bosen nih gw." teriak seorang laki-laki bernama Dafi.

Orang yang bernama Adit pun hanya membalas dengan deheman singkat. "Hhm." Kemudian jalan menyusul temannya tadi.

Raysa hanya memperhatikan mereka dari tempat duduknya. Sebelum kedua laki-laki itu keluar, masuklah si ketua kelas tadi.

"Weh Avien, kantin yok!" ajak Dafi.

"Oh jadi namanya Avien." ucap Raysa dalam hati.

"Gak deh." balas Avien singkat tidak lupa dengan wajahnya yang datar.

"Yah lu mah gitu, males banget gw sama nih bocah doang, tar disangka gay malahan." sarkas Dafi, sambil menunjuk Adit dengan dagunya.

"Gak bisa, gw kan OSIS, harus ngembina anak-anak MPLS."

"Oh yaudah deh bro, duluan ya." pamit Adit kemudian mereka keluar kelas.

Setelah kepergian mereka, Avien melepas almameternya. Ia meminum minuman yang ia bawa dari rumah. Karna ia mengeluarkan minumannya dari dalam tasnya.

Raysa mengambil kesempatan itu secara diam-diam untuk memperhatikan gerak gerik Avien. Saat Avien memakai almameternya, Raysa dibuat kagum olehnya.

Satu kata yang ada dipikiran Raysa, perfect karena menurutnya Avien sangat terlihat perfect saat menggunakan almameternya. Setelah itu Avien keluar kelas lagi dan Raysa melanjutkan membaca wattpad nya yang tadi tertunda.








Oke gaiss jangan lupa vote✨

Comment juga kalo ada kekurangan♥️









The Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang