"Will you be mine?" Pertanyaan itu berhasil lolos dari bibir Fauzan Hidayat, membuat suasana lapangan basket yang tadinya gaduh seketika hening.
Bagaimana tidak, seorang Most Wanted di SMA Persada yang terkenal cuek dan dingin baru saja mengungkapkan perasaannya kepada gadis polos berbandana biru yang statusnya masih siswi kelas 10
Berbeda halnya dengan gadis polos berbandana biru itu tak lupa dengan tas punggungnya sebut saja Aurel yah lebih tepatnya Aurelia Genandra. Gadis itu sedari tadi masih diam dengan bibir mengatup tak bergeming sedikitpun kaget dengan ungkapan kakak kelasnya yang memang sudah lama ia kagumi. Namun, siapa sangka perasaannya terbalas, ia masih menerawang apakah ini serius atau hanya sekedar lelucon dari kakak kelasnya itu?
Hingga akhirnya lamunannya dibuyarkan dengan perkataan yang keluar dari bibir Fauzan
"Heyy, gimana lo mau gak jadi pacar gue?" Ujarnya masih dengan ekspresinya yang datar.
"Emang kakak serius?" Tanya Aurel polos.
"Ya iyalah, lemot amat sih" ketusnya.
"Iya kak Aurel mau" Ucap Aurel dengan kepala menunduk.
"Ok"
Setelahnya Fauzan berlalu meninggalkan Aurel yang masih sibuk merutuki dirinya yang sangat ceroboh.
"Aduhh kok malah diterima sihh, semoga aja kak Gerald gak tau" Ucapnya membatin
Setelah itu ia kemudian bergegas menuju ruang kelasnya, X Ipa 3 mengabaikan tatapan-tatapan aneh yang ditujukan kepadanya.
"Aurel katanya lo abis ditembak sama kak Fauzan yah? Gimana-gimana lo terima gak?" Ujar sahabat dekat Aurel sebut saja Ana_Anastasyiah zelandia ketika melihat Aurel yang baru saja tiba dikelasnya
"Iya ditembak, tapi aku juga bingung Ana gimana kalo kak Gerald sampe tau" Ujarnya panik. Pasalnya, jika kakak semata wayangnya tau, maka pacarnya tidak akan selamat.
"Udahlah, lo tenang aja kak Gerald sama kak Fauzan kan temen deket mana mungkin sih kak Gerald mukul temennya sendiri" Ana berusaha menenangkan sahabatnya itu
"Iya juga yah" Seolah-olah mendapatkan pasokan semangat Aurel tidak lagi memusingkan masalah kakak kelasnya itu. Ia menghela nafas panjang berusaha menetralisir dadanya yang terasa sesak.
Aurel melihat ke segala arah ruang kelasnya, alisnya mengerjit bingung
"Eh tumben Bu Icha belum dateng""Oh itu Bu Icha hari ini gak masuk buat ngajar katanya sih ponakannya lagi sakit, makanya bantu ngerawat di Rs katanya" Cerocos Ana panjang lebar.
Aurel mengangguk mengerti menenggelamkan kepalanya disela-sela lipatan kedua tangannya, sesaat ia kembali menengadahkan "Emangnya Bu Icha Gak ngasih tugas" Ujarnya pelan
"Ada kok, tunggu aja. Ridwan lagi ngambil buku paket di Kantor sekalian ngambil lembaran tugasnya" Ana tersenyum kecil "Nah itu si Ridwan udah dateng" lanjutnya ketika melihat Ridwan, ketua kelasnya berjalan memasuki kelas tak lupa dengan buku paket yang masih setia berada diatas tangannya juga lembaran yang diyakini Aurel adalah lembaran tugas seperti yang dikatakan Ana tadi.
Ridwan berjalan kearah meja guru dan segera menaruh buku paket serta beberapa lembaran yang berada ditangannya ke atas meja tersebut.
"Mohon perhatiannya teman-teman" Teriak Ridwan lantang seketika kelas menjadi hening
"Oke, jadi berhubung Bu Icha hari ini gak sempet datang jadi saya selaku ketua kelas diberi tugas untuk membimbing kelas ini agar tetap tertib meskipun guru yang bersangkutan tidak dapat hadir. Nah selanjutnya, silahkan masing-masing perwakilan kelompok ambil 3 buku paket dan lembaran masing-masing 6 lembar perkelompok" Jelas Ridwan. "Untuk kelompoknya sesuai dengan kelompok yang telah disusun oleh Bu Icah sebelumnya yaitu beranggotakan 12 orang perkelompok" Lanjutnya panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Endless Love (HIATUS)
Teen FictionMencintai namun tidak dicintai kembali! Mengejar namun selalu diabaikan! Berjuang namun hanya sendirian! Miris, bukan? Alurnya rumit! Membuat siapa saja yang membacanya merasa iba. Tapi, bukan Aurel namanya jika akan menyerah begitu saja. Namun...