Malam ini Aurel memutuskan untuk pergi ke minimarket yang tidak terlalu jauh dari komplek rumahnya.
"Bunda, Aurel minta uang dong buat beli chiki dan susu" Aurel menghampiri Diandra yang sedang sibuk menonton sinema favoritnya diruang tengah.
Tanpa banyak bertanya lagi, Diandra memberikan selembar uang berwarna merah kepada Aurel "Hati-hati dijalan yah Arell" Peringatnya tanpa menoleh ke arah Aurel
"Siap kapten" Aurel mengacungkan jempolnya.
Aurel memutuskan untuk berjalan kaki menuju minemarket. Jalanan sudah agak sepi yah hanya beberapa kendaraan yang berlalu lalang disekitar jalan raya. Meskipun begitu, Aurel tidak takut jika itu sudah isi perutnya. Ia bisa saja meminta Ayahnya untuk mengantarkannya ke minimarket, tapi Aurel mengerti pasti Ayahnya lelah bekerja seharian.
Sesampainya di minimarket Aurel berjalan menyusuri rak khusus makanan ringan, yang biasa ia sebut chiki. Lalu memasukkan beberapa jenis chiki kedalam keranjang yang sudah ia tenteng sedari tadi. Kemudian berlari kecil menuju kulkas. Ia mengulum senyum melihat beberapa susu kotak cokelat berukuran sedang berada didalam kulkas tersebut. Tanpa banyak berfikir ia mengambil 5 kotak susu lalu ia menghampiri kasir guna membayar belanjaannya.
Aurel keluar dari minimarket dengan senyum merekah, keinginannya malam ini terpenuhi. Namun tak berlangsung lama, senyum itu sudah lenyap. Ia melihat beberapa anak laki-laki sedang nongkrong didepan kompleks menuju rumahnya. Ia jadi ragu untuk segera pulang ke rumahnya, tapi mau tidak mau ia tetap harus pulang. Aurel melirik jam dipergelangan tangannya, pukul 22:15. Itu artinya sudah hampir tengah malam maka ia harus pulang secepatnya.
Dengan langkah gontai ia berjalan didepan anak laki-laki yang sedang bercanda ria itu. Namun lagi-lagi kesialan menimpa dirinya. Salah satu anak laki-laki itu menghadangnya.
"Ngapain anak gadis keluar malam? Hem"Laki-laki itu menyeringai membuat teman-temannya tertawa. Seolah menertawai nasib Aurel
Aurel memberanikan diri menatap laki-laki dihadapannya ini "Itu Kak Aurel abis dari minimarket beli chiki sama susu kotak"
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya pelan, lalu menarik dagu Aurel "Lo manis juga" Ujarnya, teman-temannya menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapannya.
Aurel menyentak kasar tanga laki-laki itu dari dagunya "Kakak jangan kurang ajar yah!" Sentaknya. Meskipun Aurel takut tapi ia tidak suka disentuh laki-laki manapun. Ayah dan kakaknya saja tidak pernah memperlakukan dirinya seperti itu.
"Banci yah mau gimanapun tetap banci, Ck" Ucap seseorang yang baru saja datang, Kevin. Seluruh pandangan tertuju padanya. Menatap Kevin dengan tatapan permusuhan.
"Bacot lo" Ucap Reynald, Ketua dari geng itu_Geng Rajawali. Yah, laki-laki yang sedari tadi mengganggu Aurel adalah Sang Ketua Geng Rajawali. Geng pembuat onar dan berandalan yang tidak memiliki belas kasihan.
Kevin menarik Aurel mendekat padanya lalu menyembunyikannya dibalik punggung lelaki itu "Lo kalau mau ngeganggu cewek jangan dia" Kevin menunjuk Aurel
Reynald tersenyum miring "Memangnya kenapa? Hmm, atau selera lo sekarang udah berubah ke cewek polos" seluruh anggota Geng Rajawali tertawa.
Tanpa peduli dengan ucapan Reynald, Kevin menarik Aurel pergi dari sana meninggalkan Reynald yang tersenyum misterius.
Kevin mengantarkan gadis itu tepat di depan rumahnya "Lo ngapain sih keluar malem-malem gini Aurel?" Kevin menatap Aurel serius.
Aurel menundukkan kepalanya "Aurel abis dari minimarket kak, beli chiki sama susu kotak" Cicitnya pelan
"Lain kali kalo lo mau keluar malem, suruh antar sama abang lo" Pinta Kevin lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Endless Love (HIATUS)
Teen FictionMencintai namun tidak dicintai kembali! Mengejar namun selalu diabaikan! Berjuang namun hanya sendirian! Miris, bukan? Alurnya rumit! Membuat siapa saja yang membacanya merasa iba. Tapi, bukan Aurel namanya jika akan menyerah begitu saja. Namun...