Seorang gadis tengah sibuk dengan ponselnya tanpa sadar kalau seseorang yang ia tunggu kini sudah lama berada disampingnya.
Kening laki-laki itu menyergit heran dengan kediaman gadis yang biasanya akan berceloteh ria ketika tengah bersamanya.
"Sok sibuk amat loh" ucap Fauzan ketus.
Gadis itu justru memasang cengiran lebar khas dirinya.
"Kakak udah lama disini?" tanpa membalas ucapan Fauzan, gadis itu justru bertanya.
"Hmm" balas Fauzan dengan gumamannya.
"Tuh kan cuek lagii, ahh Kak Fauzi gak asyikk" pekik Aurel kesal
"Toaa banget sih lu" Fauzan ikut kesal mendengar pekikan garis disampingnya.
"Udah deh kak mending anterin Aurel pulang sekarang, Aurel capek pengen istirahat dirumah"
"Yaudah"
"Kakak gak peka banget sihh, Aurel itu lagi marah tau sama kakak"
Gadis itu pergi dengan kaki yang dihentak-hentakkan dan wajah yang memerah meninggalkan Fauzan yang terbilang santai melihat sikapya itu.
"CkCk, cewek aneh marah kok bilang"
Tak lama Fauzan ikut berdiri menghampiri gadis yang sudah stay tepat disamping motornya itu.
Tanpa basa-basi lagi Fauzan mamacu motornya meninggalkan pekarangan sekolah dengan Aurel yang berada di jok belakang motornya.
Diperjalanan suara Aurel lebih banyak mendominasi dibanding dengan Fauzan, yang dingin dan cuek. Meskipun seperti itu Aurel tetap saja nyaman berada didekat lelaki itu.
Rasanya berbeda.
Fauzan berbeda dengan ribuan lelaki yang ia temui bahkan berbeda dari ribuan lelaki yang dekat dengannya.
Bersama Fauzan Aurel merasa nyaman dan dilindungi.Ia menyayangi lelaki itu lebih dari apapun. Katakan saja ia bucin, memang itu adanya.
Tanpa sadar motor yang dikendarainya bersama Fauzan berhenti tepat didepan warung yang berada dipinggir jalan.
"Loh kak ini kan bukan rumahnya Aurell, kok berenti disini sih"
"Jadinya kan, Aurell laper" lanjutnya dengan nada pelan.
"Makan" Fauzan bersuara
"Traktir tapi ya" ujarnya tanpa rasa malu
"Ckck, Gak modal lo" decak Fauzan
"Masalahnya uang Aurel tuh udah Aurel belanjain susu tadi dikan_
"Berisik lo" Fauzan memotong ucapan gadis itu.
Tidak ingin berlama-lama mendengar bacotan unfaedah gadis itu, Fauzan memutuskan berjalan masuk kewarung mendahului Aurel.
Tak berlangsung lama gadis itu ikut masuk menyusul Fauzan yang sudah duduk dikursi yang berada dipojok.
"Kakak udah pesenin Aurell kan?"
"Pesen aja sendiri"
"Aishh, sama pacar sendiri juga, gak ada manis-manisnya" gerutu gadis itu lalu berjalan kearah sang pemilik warung untuk memesan makanan.
Tak heran banyak pasang mata yang melirik kearah gadis itu. Aurel tak menanggapi hal itu. Baginya hal seperti itu sudah biasa.
Lain halnya dengan Fauzan, jujur ia malu namun ia sebisa mungkin menepis rasa malu itu diganti dengan wajah datar miliknya.
Tak lama setelah itu pesanan datang. Hanya keheningan yang menemani kegiatan makan dua sejoli itu.
Sehabis makan Fauzan membawa Aurel ke salah satu toko cake favorit bundanya. Aurel yang tidak ingin banyak pusing pun hanya menurut toh dia bisa memanfaatkan ini untuk lebih dengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Endless Love (HIATUS)
Teen FictionMencintai namun tidak dicintai kembali! Mengejar namun selalu diabaikan! Berjuang namun hanya sendirian! Miris, bukan? Alurnya rumit! Membuat siapa saja yang membacanya merasa iba. Tapi, bukan Aurel namanya jika akan menyerah begitu saja. Namun...