Prolog

62 9 7
                                    

    "jane, apa kamu sudah selesai mengepak barang-barangmu?" suara ayah terdengar dari luar pintu kamar ku. "sedikit lagi ayah, tinggal beberapa buku saja lagi. ayah turun saja duluan, aku akan menyusul" jawabku sambil memasukkan beberapa buku kedalam kotak di depanku. "oke, kalau butuh bantuan apa-apa panggil ayah di dapur" lalu tak lama terdengar langkah kaki yang menjauhi kamar ku, semakin lama suaranya semakin kecil dan menghilang bersamaan dengan sosok ayah yang semakin menjauh.
   sigh... aku menghembuskan nafas berat. Ini malam terakhir kami di rumah ini, besok aku dan ayah akan pindah ke sebuah daerah yang jauh dari hiruk pikuk kepadatan kota. Entah mengapa, ada perasaan sedih, berat, takut, amarah, namun juga bahagia berkecamuk menjadi satu dalam dadaku. Aku tak mengerti, apa yang akan terjadi? apakah sesuatu yang buruk akan terjadi pada keluarga kecilku? atau akan terjadi sebaliknya?
"huufftt... mungkin aku hanya kelelahan. Sebaiknya aku turun untuk makan malam bersama ayah" batinku. Aku pun beranjak berdiri setelah selesai merapikan semua kebutuhan ku dan berjalan turun. Semoga, besok baik-baik saja.....

-----_------_-------_--------_------
heiiiloooww, sebenernya ini cerita yang udh ku tulis dari SMP, dan yg aku publish skrg udh revisi ke 3. bakal ada adegan di cerita ini yang aku dpt dr mimpi. so, nantikan update berikutny~

cerita ini telah diikutsertakan KONTES MENULIS YR MEDIA 2020 dalam rangka peluncuran penerbit YR media yang di adakan oleh YR Media @Pinguinlight.

The DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang