sounds in my head

16 4 0
                                    

" Pssstt..... Minerva! Hei! "

" Minerva ! Hei! Anda mendengar panggilan saya kan??!!"

" Minerva, jika anda mendengar saya, jawab panggilan saya "

Aku mendengar suara samar laki-laki memanggil ku. Aku melihat ke segala penjuru kelas, tapi tidak ada seorangpun di sini. Aku melihat ke lorong, hanya ada beberapa orang gadis yang sedang bergosip di sana. Lelah, aku memutuskan melanjutkan kegiatan makan sambil menonton video di HP ku yang tertunda.

" Minerva, heii. Kenapa anda tidak menjawab panggilan saya??? "

Suara itu kembali terdengar, namun kali ini lebih jelas dan terasa begitu dekat.

" Siapa sih ini?! " gerutu ku kesal dengan nada tinggi. Aku merasa sangat dipermainkan, dan aku membencinya.

" Ahh akhirnya anda menjawab panggilan dari saya. Begini, nama saya Sarzt. Saya yang akan membimbing anda. Namun, sebelum itu anda harus menemukan benda itu. Setelah anda menemukannya, saya akan menemui anda secara langsung dan akan saya jelaskan semua nya " Ucap suara yang entah darimana asalnya tersebut.

" Hei apa maksud mu?? Aku tidak mengerti. Benda apa? Kau akan membimbingku kemana?? Hei jelaskaann " Ucapku panjang lebar. Namun tidak ada jawaban yang kuterima.

Ada apa sih ini? Mengapa semua kejadian ini sangat membingungkan? Mimpi pada malam itu, perasaan buruk saat aku berada di dalam kamar putih, orang dengan mata emas. Ada apa dengan semua kejadian ini? Apa rumah tua itu terkutuk? Atau justru hanya ruang putih itu yang dikutuk?

Pikiranku semakin kacau. Semenjak aku dan ayah pindah ke rumah tersebut, banyak kejadian tidak masuk akal yang terjadi.

Aku kembali duduk dan membereskan alat makan ku saat bel berbunyi, tanda pelajaran selanjutnya akan segera dimulai.

Selama pelajaran berlangsung, aku tidak dapat berkonsentrasi sedikitpun pada pelajaranku karena kejadian-kejadian yang ku alami beberapa hari ini. Semua hal ini sungguh membuatku frustasi.

Semoga ini segera berakhir... Pintaku dalam hati.

Tanpa ku sadari, ada seseorang yang diam-diam memperhatikan gerak gerik ku. Dia menatapku dengan mata amber miliknya. Kemudian, dia memalingkan wajahnya saat ia sudah yakin bahwa Sarzt telah menyampaikan pesannya.
.

.

.
Kriiiiiiiiinnnggggg....

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Semua anak di kelasku membereskan alat tulisnya.  Kemudian, secara bersama-sama kami memberi salam kepada Mr. Graid, guru yang terakhir mengajar di kelasku pada hari ini.

Saat aku ingin berjalan keluar kelas, 2 orang perempun berambut coklat dan hitam mendekati ku.

"  Uhmmm hai Jane. Perkenalkan, namaku Beilix dan dia Lanthis " Ucap gadis berambut coklat sambil mengulurkan tangannya yang diikuti oleh temannya.

" oh maaf, siapa tadi nama kalian? " Tanya ku karena bingung.

" Aku Beilix, panggil saja Eili " Ucap gadis berambut coklat dengan mata sebiru safir.

" Aku Lanthis, panggil saja Anthis " Ucap gadis dengan rambut dan mata segelap malam.

Kami pun bersalaman dan bercakap ringan sambil berjalan menuju gerbang sekolah.

" Sampai jumpa besok " Ucapku. Mereka membalasnya dengan melambaikan tangan.

Selama di perjalanan, Emmy tidak henti-hentinya menceritakan kegiatan dan teman barunya di sekolah tadi.

The DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang