Kenan... Nara takut, Nara harus kemana? - - - - - - Kemayu Winara
"Ngapain lo?"
JLEB
Kenan belum pulang? Nara membalikkan tubuh nya senang. Merasa harapan untuk pulang dengan Kenan kembali tumbuh.
"Nyari Kenan, ga sadar sadar lo?"
Manik kecokelatan Nara membulat sempurna. Hampir saja Nara terjungkal jika ia tidak memegang ujung meja.
Hah siapa dia? Bukan dia yang ia cari, sungguh Nara hanya mencari Kenan.
Tapi tunggu dulu, Nara seperti pernah melihat nya.
Semalam kah?
Tidak, bukan semalam.
Rasanya.. Ia baru aja melihat wanita itu tadi----
Ya! Dia cewe yang mendapat perilaku khusus dari Kenan, a. k. a sahabat kecil Nara.
"Gue rasa lo gapunya rasa malu sedikit," tuding Stevi. Mata hitam keabu-abuan itu menatap nya nyalang.
Sungguh, bola mata yang sempurna. Pasti dia adalah blasteran. Lihatlah kulit nya yang putih itu,sedangkan Nara.. Wahhh, jauh beda...
Tunggu dulu! Kenapa Nara harus membandingkan dirinya dengan gadis yang ada di depan nya? Pasti jawaban nya, Nara kalah jauh la.
Cewe dengan rambut bergelombang itu maju, berhenti tepat 10 meter didepan Nara. "Gue uda liat gimana aksi lo 2 hari ini, hemm... Gue tertarik sama permainan lo."
Nara mengernyit, permainan apa?
Petak umpet? Atau congkak?
Ah, sungguh tidak dapat dimengerti. Mengapa orang kota selalu saja memusing pembicaraan, kenapa tidak langsung ke inti nya saja?
"Permainan apa?"
What? Permainan apa katanya? Jadi dua hari ini apa? Hanya embel-embel semata?
Stevi menyeringai. "Gausa sok polos deh lo. Lo kan cewe kampung yang baru masuk langsung mendadak viral. Mau ngalah-ngalahin nama gue kan lo?!" bentak Stevi.
Stevi sendiri mengetahui dari salah satu teman nya bahwa makanan yang ia makan tadi berasal dari Nara, bukan dari Kenan. Itulah yang membuat emosi nya mendadak muncul.
"Tidak." jawab Nara.
"Jadi apa? Mau nyari muka lo disini?!"
Lagi-lagi Nara menggeleng. Apasih yang dikatakan gadis aneh ini?
Salahkan otak nya sendiri mengapa ia terlalu polos.
"Gue liat, lo tadi bawakin makanan buat Kenan, suka lo sama Kenan?"tanya Stevi terang-terangan. Ia harus memastikan siapa saja yang akan menjadi musuh nya sekarang.
Ya walaupun nasi yang Stevi makan tadi adalah pemberian Nara, ia tidak akan berucap terima kasih, toh Kenan yang memberi nya.
Nara mengganguk. Membenarkan ucapan Stevi. Toh itu kenyataan. "Iya, kenapa?"
Kenapa katanya?!
Wah..
Cari mati...
Stevi maju, menarik tangan cewe kampung itu dengan kasar. Sungguh, Stevi paling tidak suka jika ada yang ingin merebut Kenan dari nya.
"Gue peringatin sama lo cewe udik, Kenan itu punya gue! Punya gue!" murka Stevi, sedangkan tangan nya tak berhenti menekan pergelangan Nara yang mulai memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN atau AKSA
Teen Fiction"Yang pernah ada atau yang selalu ada?" _____ Kenan, adalah alasan Kemayu Winara meninggalkan kampung halaman nya. Tidak ada hal lain kecuali untuk memperjuangkan cinta yang tumbuh sedari kecil. Namun saat cewe bermata sebening air itu sudah mencap...