Seorang cewe dengan rambut yang dikepang memegang erat tas nya. Hari ini adalah hari pertama ia menginjakkan kaki di SMA baru di tengah padat nya kota Jakarta.
Gugup? Sudah pasti. Bahkan Nara sempat berdoa dulu seusai keluar dari bus tadi. Mulut nya tak berhenti berkomat-kamit. Beberapa ayat pendek Nara lantunkan di dalam hati agar di sekolah baru nya ini tidak terjadi masalah apapun. Doain aja!
Nara mengembangkan senyum perlahan. Ia menatap senang pada segerombolan orang yang memasuki kawasan sekolah dengan tertawa riang. Sepertinya Nara akan memulai masa putih abu-abu nya penuh suka disini. Nara berharap itu.
Bel berbunyi, menandakan waktu belajar mengajar akan segera dimulai. Dengan semangat Nara melanjutkan langkah nya sampai tepat pada pintu ruang yang bertuliskan Ruang Guru. Bukan aplikasi!
Dengan perlahan, Nara membuka pintu tersebut. Sontak guru berbadan berisi dengan alis yang sedikit.. tebal, memandang heran.
"Buk.. Ini," Nara menunjukkan sebuah kartu nama, bude nya memberikan itu semalam sesudah mendaftarkan Nara.
Guru itu tersenyum, tak seseram yang Nara lihat. "Oh,Kemayu..ayuk ikut saya." ucapnya lalu berdiri diikuti Nara dari belakang.
"Kamu jangan gugup, mereka baik kok.." ucap guru yang baru Nara ketahui bernama Ina.
"Iya buk.."
Langkah demi langkah mengantar Nara pada sebuah pintu berbahan dasar kayu. Mungkin itu kelas nya.
Buk Ina menggiring Nara memasuki kelas tersebut. Nara tersenyum kaku, mendadak kaki nya ingin melangkah keluar kembali. Aura mencekam sudah Nara rasakan saat baru menginjakkan kaki di kelas ini. Jangan bilang Nara indigo??? Kok gue baru tau!
"EKHEM." Buk Ina berdehem dan dalam hitungan detik, Nara menjadi sorotan utama saat ini. Sungguh dehaman yang sangat seksih!
"Oke anak-anak... Kita kedatangan seorang murid baru,perkenalkan nama kamu."
Nara hanya tersenyum kikuk. Rasanya bibir nya tak dapat berucap lagi. Pandangan mereka semua seperti ingin menerkam Nara hidup-hidup.
Nara mengembuskan napas nya perlahan, memasakkan senyum. "Nama saya Kemayu Winara, panggil saja Nara. Saya pindahan dari kampung, saya harap kita bisa menjadi teman."
Krik krik Krik
Semua diam,tak ada yang bersuara hingga Buk Ina membuka percakapan mengakhiri kekosongan.
"Oke Nara, silahkan duduk."
Nara hanya menggangguk. Langkah nya gontai mencari tempat kosong. Sebuah tempat duduk telah Nara temukan, disebelah cewe yang sedang menulis dengan sangat serius.
"Saya duduk sini ya," Nara tersenyum dan hanya diangguki oleh cewe beralis tebal bak semut beriring.
Kesan yang Nara simpulkan pada saat pertama kali belajar disini adalah. Nyaman, murid nya tidak banyak bercerita. Semua adem seperti tak ada kejadian. Namun saat guru berkaca mata keluar dari kelas tersebut. Semua berbanding terbalik 180°
"EH WOI WOI, LIAT!! MASA SI KEVIN ANAK SEBELAH PACARAN MA DINA!"
"MANA MANA, GILA!! BISA DONG SI KEVIN NGEGRAPE-GRAPE DIA!"
"DUH, BODY NYA ADUHAI LAGIII..."
Nara juga menoleh pada meja ujung. Murid-murid yang sedari tadi adem, kini mulai menjalankan aksi nya membentuk kelompok cewe pengejar kamera.
"EFEK JAN ITU DONG, MUKA GUE JADI KUSAM BANGET!"
"EH PAKE INI AJA, GUE GLOWING DISITU!"
"BOOMERANG DONG!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN atau AKSA
Novela Juvenil"Yang pernah ada atau yang selalu ada?" _____ Kenan, adalah alasan Kemayu Winara meninggalkan kampung halaman nya. Tidak ada hal lain kecuali untuk memperjuangkan cinta yang tumbuh sedari kecil. Namun saat cewe bermata sebening air itu sudah mencap...