Dia

31 12 16
                                    

Vote dan komen jangan lupa, hargai penulis. Karna dukungan kalian membawa pengaruh besar bagi penulis.

Terima kasih😊

Selamat membaca!

———————————————————

Merapikan barang bawaan dengan sangat teliti hingga tak memperdulikan omongan pihak lain, merasa di abaikan akhirnya sang lawan bicara menarik paksa sang pria untuk mendengarkan omongannya.

"Aku ngomong tuh di dengerin dong, dari tadi aku tanya ga dijawab. Udah ga sayang aku lagi ya?!" Seruannya.

Mendengar pertanyaan seperti itu membuat sang lelaki menghembuskan nafas pasrah. Menatap tajam wanita itu, "Kenapa? Saya mau ke Sumbawa, ada acara amal disana, paling lama ya 2 sampai 3 minggu saya disana, kenapa? Ingat ya dari dulu itu tidak ada rasa kepada anda Noona Yi!" Tegasnya.

"Aku akan antar kamu!" Finalnya.

"Ga usah, saya bisa sendiri. Jangan beranggapan anda itu tunangan saya, saya sendiri tak pernah menganggap pertunangan ini ada!" Tegasnya lagi.

"Jaem udah siap semua belom?" Tanya orang dari balik pintu, memperlihatkan wajahnya dengan berbagai bawaan di tubuhnya, "Oh ada Yiyang! Halo apa kabar? Kapan balik dari China?" Tanyanya.

"Hai Jen, tadi malam aku sampai di Indonesia, kamu apa kabar?" Tanya wanita itu, berjabat tangan seraya memeluk singkat hanya formalitas.

Wanita itu bernama Arabelle Yiyang Permata, wanita yang memiliki paras cantik dan mata yang tajam, wanita bak bangsawan yang disandingkan dengan pria bernama Jaemin Alterio, wanita berdarah campuran China dan Indonesia. Yang memiliki kekayaan dimana-mana. Menjalin hubungan dengan sang pria yang hanya hubungan antar perusahaan sang kedua orangtua.

Jaemin Alterio, pria tampan bak pangeran negeri dongeng senyumannya yang membuat siapa saja jatuh cinta hanya sekejap mata, memiliki senyum yang indah dan hati yang begitu hangat.

"Ayo Jaem, kita bakal telat kesana!" Ajak Jeno dengan menyeret koper besar miliknya.

"Lu mau ikut acara amal, apa mau liburan? Kenapa bawa koper sih?" Mendengar pertanyaan dari sang teman, Jeno hanya tersenyum dan menjawab dengan tak masuk akalnya. Ya masa dia menjawab kalo nanti tiba tiba dia kena siraman para Ibu-ibu lagi kan dia ada ganti.

Jadi dulu mereka ikut acara amal seperti ini, dan kejadian lucunya waktu itu di sebuah perumahan kumuh, dan banyak anak kecil disana. Singkat cerita mereka lagi memberikan arahan kepada para penduduk sekitar tentang kesehatan lingkungan. Tapi emang udah apes hidup Jeno saat itu, ada anak kecil yang dikejar ibunya karna anak itu tidak mau mandi, alhasil sang ibu berlarian mengejar sang anak sambil membawa ember dan gayung.

Anak kecil itu berlarian kesana kemari hingga bersembunyi di belakang badan Jeno, dan si ibu menyiram tubuh sang anak dengan satu ember, tapi karna anak itu bersembunyi di belakang Jeno, yang kena bukan anaknya malah Jeno.

Pada saat itu dia tidak membawa baju ganti yang banyak, dari situ Jeno selalu antisipasi buat bawa baju yang banyak. Katanya, siapa tau ada ibu-ibu seperti itu di sana.

"Jaem aku antar ya,"

Tidak memperdulikan omangan Yiyang, Jaemin berlalu meninggalkan wanita itu di sana. Menyusul Jeno yang sudah pergi keluar dari daerah rumahnya.

•-•

"Kok Ka Kun pasukannya cuman segini?" Tanya Hendry yang sedari tadi menenangkan perdebatan antara pasukannya dengan pasukan kakak tingkatnya itu.

VOLUNTEER || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang