Konflik

31 4 0
                                    

AX Morgan Building

Terlihat seorang pria berambut Coklat ke emasan tengah berjalan dengan cepat menyusuri koridor panjang dengan dinding kaca di sisi kanan dan kirinya. Pria itu sesekali tersenyum pada sejumlah karyawan yang berpapasan dengannya. Dalam hati ia merutuki sebegitu eksklusifnya ruangan bocah hulk itu, karena selain berada di lantai tertinggi ruangannya pun cukup jauh dari pintu lift utama. Mengingat lift VIP yang langsung terhubung dengan ruangannya hanya dapat di akses oleh wajahnya sendiri.

Dari kejauhan ia melihat Almira sudah tersenyum dengan ramah kepadanya kemudian berdiri setelah Noah berada semakin dekatnya.

"Apa Maurice di dalam?"

"Ya tuan namun sepertinya ia tengah berbicara dengan seseorang melalui ponselnya"

"Baik aku masuk saja" ujarnya kemudian melangkah ke pintu yang bertuliskan -Presiden Komisaris- sebelum akhirnya memutar kembali tubuhnya dan menatap wajah imut  Almira.

"Kau tampak begitu manis haris ini, aku suka scraf motif daun mu" pujinya sebelum mengedipkan mata dan masuk ke dalam ruangan. Sementara Almira hanya bisa termangu, mendengar idolanya memuji dirinya. Siapa yang tak tertarik dengan Noah meskipun punya fisik playboy pria itu selalu ramah dan sopan kepada semua orang terlepas dari dia adalah sahabat siapa, ia sendiri adalah putra konglomerat asal negri Boyband Kpop alias Korea Selatan. Keluarganya adalah taipan kelas atas di negaranya namun dengan segenap kerendahan hati dan motivasinya ia memilih untuk memulai karirnya di perusahaan lain saat ini dan telah menjabat sebagai Chief of Strategy di perusahaan kakap Maurice.

"Mengapa kau tak mengatakan jika kau terbang ke Jakarta pagi-pagi buta huh? Bersyukur aku mendapatkan tiket pesawat paling pagi untuk mengejarmu" cerocosnya pada pria yang saat ini tengah menatap hamparan luas gedung pencakar langit melalui jendela.

"Aku harus segera mengamankan Axella dan Louis"
Ucapnya dengan pelan dan berat.

"Kau sudah tau ia telah bebas?"

"Si brengsek itu baru saja menghubungiku dan mengancamku"

"Sial! Pria itu benar-benar keji dan licik. Aku sudah bisa menduga bahwa ini akan menjadi akhir yang tidak baik setelah mendengar ia memilih Agneli sebagai kuasa hukumnya. Pria itu sama-sama bajingannya!" Pekik Noah gemas karena emosi.

"Apa yang kau rencanakan? Kenapa dengan Axella dan putra nya?" Tambahnya tak mengerti.

"Jika ia tak berhasil menghancurkanku aku yakin ia akan menggunakan kelemahanku-"

"Aku tak sanggup bila sesuatu yang buruk menimpanya lagi. Sudah terlalu banyak kesakitan yang ia terima" Wajah Maurice tampak muram saat membayangkan tentang Axella.

"Lucas?" Ujar Noah dengan hati-hati.

Maurice sempat tertegun namun akhirnya menatap wajah Noah dengan seksama.

"Kau benar, ku rasa kita bisa mengandalkan nya saat ini" Noah pun mengangguk yakin.

***
Rumah Sakit Ibu dan Anak St.Peter

Axella tertegun setelah pasien terkahirnya menghilang di balik pintu. Ia menarik nafas dalam dan membuangnya secara perlahan. Sudah satu minggu ia tidak bisa tertidur dengan nyenyak, bayang-bayang pria itu kerap muncul dalam ingatannya. Belum lagi kemungkinan-kemungkinan yang terus lalu lalang dalam benaknya.

"Arghhhh" keluhnya frustasi.

TOK TOK

Ia kembali tersadar saat seseorang mengetuk pintu ruangannya, di lihatnya wajah Almira menyembul dari balik pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Golden CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang