Murid Baru

57 3 9
                                    

9R? Nama kelas kami, kelas paling rame, rusuh, ribut, ra nduwe akhlak, ratoto tenan pokok e.
Sekolah kami mempunyai aturan tersendiri, yang mengharuskan tiap kelas A-Z di isi dengan siswa siswa yang memiliki nama depan sesuai dengan kelasnya, ribet ga si? Terlalu rasis untuk disebut sekolah, contohnya aj kelas kami, 9R.
-
-
Pagi ini terasa seperti biasa saja untuk beberapa siswa dikelas gue, yak tepat sekali 9R. Pagi ini bel belum berbunyi, banyak para siswa yang masih mondar mandir dikelas, dandan cantik macam ondel ondel, main basket di gor, ngerusuhin adek kelas, bahkan ada yang sempet" nya ngerjain tugas untuk mapel jam pertama. Ribet sih, tapi gue suka sama suasana kelas gue, brisik tapi nyaman, etdah gimana ceritanya berisik gitu tapi nyaman?

5menit kemudian bel pun berbunyi, para siswa berhambur hamburan masuk kedalam kelas masing masing, termasuk gue yang habis beli minum di kantin.
-
-
Seperti biasa, Bu Rina selaku wali kelas kami sudah berada di depan kelas sambil membawa buku absen, dan mulai mengabsen siswanya satu persatu.

"Rafi Cepay Alayandra" tanya Bu Rina.

"Hadir bu", jawab cepay seraya mengangkat tangan kanannya.

"Emm selanjutnya Radilla Gumay Veronika salim"

"Siapp bu" jawab vero lantang dengan mengangkat tangan kanannya seperti sedang hormat.

"Ok bagus, selanjutnya Rifki Ahmad Ghazali"

"Ada bu"

"Em lanjut ke Robi bakhrul Astaghfi"

"saya bu"

"Ok baik, lanjut ke Radika Kakanda"

"Siap ada bu"

"Rikhafa Aulia Sajidah"

"Hadir bu"

"Raffles Noviana Nasution" tanya bu Rina bingung karena belum ada jawaban.

"Raffles mana ini?" Tanya bu Rina semakin kesal.

Vero yang kebetulan duduk di depan Raffles pun segera menggoyangkan puncak kepala raffles karena ternyata Raffles tidur.

"Heh fles lo dipanggil bu rina noh, buruan jawab, tidur mulu kek kebo" sembari menggoyangkan kepala raffles lebih kencang, dan akhirnya raffles bangun.

"Ya kenapa bu?" Tanya raffles sembari mengucek kedua matanya karena masih ngantuk

"Hih kamu ini, kerjaannya tidurrr terus disekolah, ini sekolah raffles, bukan rumah, sekali lagi ibu liat kamu tidur lagi, ibu ga segan segan akan menghukum kamu lari lapangan!" Sambil menatap mata raffles dengan tajam seperti tatapan elang.

"Yoi bu" jawab raffles sangat santuy, yang membuat Bu Rina geram.
Belum sempat bu Rina memarahi Raffles, ternyata ada seseorang yang mengetuk pintu.

"Punten, assalamualaikum" kata seseorang tersebut.

" ya allah tika, kamu darimana aja?? Masa telat lagi?" Tanya bu Rina kepada tika.

" em anu bu, biasa sih dandan dulu biar tetep cantik dan kinlcong seperti baru" jawab tika santuy, seraya meniup puncak kerudungnya yang agak meleot.

"Idih km ini sok cantik aja, dandanan macam ondel ondel gitu kok di pertahankan setiap hari, bukannya suka laki laki malah pada jijik ngeliatin kamu" jawab bu Rina dengan nada mengejek tika

"Hih, ibuk tau apa soal make up saya? Ini beli di amerikaa buk, harganya jutaan kata mami saya" jawab tika sok.

"Halah make up begituan paling cuma beli dipasar minggu 20rb an dapet 3" di iringi dengan tawa bu rina, dan di ikuti tawa kelas 9R yang petcah.

"Ibuk rina yang kalem, dan mbak tika yang cantik, ini mau ribut atau gimana nih?" Tanya cepay sembari menunjuk ke arah jam dinding.

"Haduh, yasudah ibu lanjut absen lagi, sekarang tika duduk ya" kata bu Rina.

Tanpa sepatah kata pun, tika duduk di samping vero.

"Elu sih tik, kelamaan" kata vero sambil memainkan pensil di jari tangannya.

"Ah brisik aj lu ver" jawab tika ketus.

" yaudah ibu lanjutin ya, Rizaldi Rafsen Siregar" tanya bu Rina.

Belum sempat aldi menjawab, tiba tiba ada ketukan lagi dari depan pintu kelas, yang membuat bu Rina kesal karena sudah 2kali ada orang yang memotongnya ketika sedang mengabsen.

"Permisi bu, boleh saya masuk?" Tanya siswa tersebut dengan sopan.

"Oiya silakan silakan, kamu siswa baru yang dibilang oleh pak rifor? Manis sekali" tanya bu Rina sambil mempersilakan siswa tersebut masuk.

"Sekarang kenalin diri km dulu ya" pinta bu Rina.

" hallo temen temen, kenalin nama gue Radinda Azarine Bilqis, kalian boleh panggil gue dinda, gue pindahan dari SMPN 67 di jekardah, gue pindah ke jogja karena papa gue pindah tugas di jogja, sekian terimakasih" sembari tersenyum dan melambaikan tangan kepada siswa dikelas.

"Etdah tu bocah, baru perkenalan aja gaya nya udah kayak artis papan atas" kata vero cuek.

"Maksut lo apaan ha!?" Tanya dinda yang mulai ngegas, biasalah sekolah dijakarta membuat kepribadiannya bar bar dan selalu ngegas.

"Etdah ni bocah baru masuk langsung ngegas aja macam tronton" jawab rikha tak kalah ngegas dari vero.

"Ribut teros ribut baek sampe nanti bel pulang, lo juga sih din, murid baru aj sengak" kata tika ketus.

" heh kalian ini, udah udah jangan ribut, ibu mau keluar dulu karena ada rapat dadakan, untuk dinda, km boleh duduk di samping raffles, santai aja dia orangnya kalem" ucap bu Rina sembari menengahi pertikaian diantara mereka dan akhirnya bu Rina keluar kelas

"Kalem? Raffles kalem? Pendiem si, tapi petakilan kelakuan kek cowo gitu masih dibilang kalem" celetuk Robi memulai perdebatan.

Raffles yang sejatinya mageran pun bodoamat dengar ucapan Robi.

Tika yang bingung dengan Raffles karena diam saja pun akhirnya bertanya kepada raffles.

"Raffles, yuhu, itu si Robi ngejekin lo, lo diem aja gitu? Klo gue sih ga terima ya" ucap tika dengan nada sok cantik

"Ga ah" jawab Raffles ketus.

"Ya elah ni bocah, santuy amat idup lo mbak" kata vero yang tiba tiba nimbrung.

"Ribet, klo kalian mau bales aj" jawab Raffles sembari mengubah posisi yang nyaman untuk tidur.

Tika dan Vero pun angkat tangan dengan kelakuan bocah satu ini, cantik sih lumayan, pinter banget, tapi sayang orangnya mageran, tomboy, dan dingin macam es batu, tapi jangan salah, gitu gitu juga raffles orangnya care banget sama temen" nya meskipun ga keliatan:v (asik muji diri sendiri hiya:v)
Tiba tiba dinda sudah duduk di tempat raffles sembari meletakkan tasnya di kursi dan mengulurkan tangannya untuk raffles.

"Gue dinda" kata dinda sambil menunggu uluran tangan dari raffles.

"Gue raffles" menjawab dengan santuy tanpa menerima uluran tangan dari dinda.

"Santuy din santuy, kalem" lirih dinda dengan nada bismillah ga emosi.

"Gue denger, dan gue harap lo betah se meja sama gue" ucap raffles dengan kalem

"YOI" jawab dinda yang di ikuti dengan tatapan mata sinis tapi tetap kyuti.

*****

Hai guis:v ini cerita pertama gue yang agak wagu:v semoga bisa menikmati:v

9RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang