Bel istirahat pun berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas dan lebih memilih untuk hinggap di kantin.
Beberapa anak kelas 9R pun juga turut pergi ke kantin, hanya untuk mengisi perut mereka yang krucak krucuk, dengan soto mbak tatik yang konon katanya rasanya wuenak banget, mana mbaknya masih muda:v begitulah kata kebanyakan siswa laki laki di SMP tersebut.
-
-
"Maaf ya tadi gue nyolot sama lo," ucap vero seraya memalingkan wajahnya menatap dinda."Sip lah santuy aja ye ga, hahaha," jawab dinda dengan nada yang lebih santuy.
"Udah nih maaf maaf annya?? Punten yak, kantin yuk, cacing di perut gue udah pada demo nih," ajak tika sambil menggoyangkan perutnya macam anak ga makan 3 hari.
"Njir, alay banget lu tik," celutuk vero sambil memukul kepala tika dengan dompetnya.
"Sakit bu hajah vero gemblung," seraya membalas pukulan vero.
"Masya allah kalian tuh, buruan ngantin, gue ngikut yak:v" ucap rikha seraya mengeluarkan beberapa uang 10rb an dari dompet kyuti nya.
"yaudah ayok, btw raffles ga ikut?" Tanya dinda sambil mengajak.
"Ngga ah kalian aj, mager banget jalan ke kantin, jauh," jawab raffles sambil mengeluarkan hp nya dari laci.
"Bukannya kantin kita cuma di..." belum sempat dinda menyelesaikan kalimatnya vero sudah terlebih dahulu memotongnya.
"Etdah si dinda malah ngajakin bocah mageran, lo mau nitip apaan nih fles, tempe 2 sama esteh 1 kan?" Tanya vero dengan yakin karena raffles sudah sangat sering nitip makanan ke vero.
"Iyadong betul banget, btw gue nambah makaroni level 10 ya, hehe," jawab raffles sambil mengulurkan uang 10rban kepada vero.
"Ati ati lo fles di kelas cuma ada satu es batu dan batu," celutuk tika sambil menunjuk aldi dan akhirnya merinding sendiri.
*jilak aldi serem banget, tapi lumayan ganteng si* gumam tika.
"apasih tik, ribet amat," jawab raffles seolah olah tak peduli dengan perkataan tika.
"Yaudah fles kita duluan," kata rikha sembari meninggalkan raffles dan disusul oleh teman temannya.
Setelah mereka pergi pun raffles segera mengeluarkan headset butut dari saku bajunya, lalu mendengarkan lagu lagu kesukannya. Baru saja raffles ingin memencet play pada hp nya, tiba tiba ada seorang lelaki yang menggebrak mejanya, ya siapa lagi klo bukan aldi si es batu, es batu?? Abis orangnya dingin amat kek es batu.
"Heh fles, tugas lo yang kemarin mana? Hari ini terakhir ngumpul," tanya aldi dengan suara agak emosi.
"Njir kanget gue, santuy aj napa, kagak usah pake gebrak gebrak meja segala, lebay lo, biasanya juga gue yang datengin lo sendiri," jawab raffles dengan nada ketusnya.
"Etdah ni bocah, sekarang tugas lo mana? " tanya aldi kepo.
" itu ada di dalem tas gue, santai aja bro, nanti gue kasih ke lo," jawab raffles sembari mengangkat jari dan membentuk sebuah simbol ok.
"He'em" jawab aldi dengan suara yang dingin seperti biasanya.
"Etdah, lo belum semenit juga tiba tiba dah jadi dingin aja, sa ae lu es batu" ucap raffles santuy.
"Bodo" jawab aldi seraya pergi keluar kelas untuk ke kantin.
-
-
Dikantin"Raffles emang pendiem gitu ya orangnya?" Tanya dinda kepo.
"Sebenernya dia gak pendiem si, tapi dia ke lebih mager buat ngomong aja," jawab vero sok tau.
"Setau gue, raffles tuh bakal ngomong panjang kalau dia nemuin orang yang emang se frekuensi gitu pikirannya sama dia," jawab rikha sembari menyuapkan sesendok soto mbak tutik ke mulutnya.
"Pinter?" Tanya dinda semakin kepo.
"Wah gilak lu din, dia tuh pinter banget, saktenane wae yo, meskipun jarang dengerin guru, gapernah nyatet, dan selalu tidur dikelas, tapi ntah kenapa otak dia selalu nyantol, gapaham lagi gue sana tuh anak, pake ilmu hitam apaan coba," jawab tika kesal sembari minum es teh hanya untuk menghilangkan dahaga karena nyrocos panjang amat.
" heh tik, itu kan punya si raffles, etdah malah dimininum," ucap rikha kepada tika.
"Mbeh iyao? Ehh hooh lek, ya allah piye iki?" Tanya tika panik.
" halah santuy tik, nanti tinggal beli lagi, tapi lo yang bayar," celetuk vero sambil tertawa dan diikuti oleh tawa rikha dan juga dinda.
"Semprol tenan," jawab tika sembari melahap sotonya.
Mereka pun menghabiskan soto sambil berbincang bincang, tapi tiba tiba ada beberapa laki laki yang mendatangi mereka, siapa lagi kalau bukan cepay, robi, dan juga rifki.
"Hai guys, permisi dong sultan mau duduk," sambil duduk di samping dinda, dan mendorong vero untuk menjauh.
"sing tenang cep, sing tenang," ucap vero agak emosi.
" nggih bu hajah, kulo badhe kenalan kaliyan mbak e niki," sembari menunjuk dinda yang sekarang ada disampingnya.
" gue? " tanya dinda tidak paham.
" gue Rafi Cepay Alayandra," ucap cepay dengan nada sok lembut, sembari mengulurkan tangannya kepada dinda.
" panggilannya Alay?" Tanya dinda yang sontak membuat teman teman di sampingnya tertawa lepas.
"Bhak alay, hahaha," ucap Robi sambil memukul puncak kepala cepay.
" njir sing tenang, panggil aja abang cepay," kata cepay sambil memukul dadanya (tau sendiri ye kan).
" Abang? Abang tukang bakso kalik, hahaha" ucap rikha sambil tertawa dan akhirnya pada ketawa lagi.
"Anjir receh banget si kalian," kata cepay bingung.
"Udah udah, jadi kenalan ga tuh cep?" Tanya rifki dengan nada ketusnya.
" gue Radinda Azarine Bilqis, panggil aj dinda, hehe" sembari menerima uluran tangan cepay.
Dan entah mengapa cepay menatapnya dalam, dalam sekali sampai dinda pun plonga plongo sendiri menatapnya.
"EKHEM" dehaman rifki membuat mereka melepas jabatan tangannya.
-
-
-
Hiya hiya, kira kira ada apaan diantara mereka nih guys???
KAMU SEDANG MEMBACA
9R
Teen FictionJangan pernah diam saja ketika kau disakiti, diam dan tak tau apa apa hanya membuatmu semakin dianggap hina. Berkomitmen lah mulai dari sekarang bahwa kau juga berhak bahagia :) Berkisah tentang 9 orang remaja dari kelas yang sama 9R, R?? Baca teros...