Sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kamar Risha membuat si empunya kamar terbangun dari tidur nya, dia mengerjap ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.
Dia duduk sebentar, lalu mulai melangkahkan kakinya untuk membuka pintu balkon yang terbuat dari kaca, dan pergi ke balkon kamarnya untuk menghirup udara yang sangat sejuk akibat hujan deras yang datang malam tadi.
Kicauan burung yang bersahut sahutan yang sampai ke gendang telinga Risha serta melihat orang yang berlalu lalang dari atas balkonnya menambah suasana kesejukan di sekitarnya.
Disaat ia ingin berbalik ke kamarnya, ia melihat di depan rumahnya, lebih tepatnya lagi di balkon rumah yang sudah tidak berpenghuni, ada orang yang berdiri menatapnya, dengan seluruh tubuh yang dipenuhi bercak darah, rambut panjang yang tak terawat dan dengan baju langsung lusuh semata kaki yang digunakannya. Risha menajamkan matanya untuk memperjelas melihat orang yang sedang berdiri di depan rumahnya itu, ternyata ia tak salah lihat.
Risha terkejut saat dia melihat orang yang penuh bercak darah itu ingin melompat melalui pagar balkon itu, perlahan Risha mundur sambil menggelengkan kepalanya mengisyaratkan agar perempuan yang tak dikenalnya itu tidak melakukan hal yang di luar kendali.
Disaat perempuan itu ingin melompat, dan di saat itu juga Risha yang sudah bercucuran keringat telah menggapai knop pintu balkon kamarnya, ia langsung bergegas pergi ke kamarnya dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bergegas kesekolah.
Jujur, yang walaupun Risha sering melihat hal hal seperti itu, tetap saja ia dilanda oleh rasa ketakutan yang sangat besar, yang bahkan membuat nya berkeinginan untuk menutup mata batinnya itu.
Dia ingin hidup normal seperti orang orang pada umumnya, tidak melihat hal hal aneh yang membuat dirinya takut. Bahkan dimanapun ia berada, dia pasti sering merasakan tubuhnya yang tiba tiba kedinginan, atau bulunya yang merinding seketika, dan hal itu yang membuat nya takut. Dia takut karena terkadang dia yang tak bisa dilihat oleh orang lain itu muncul tiba tiba, baik dari jarak dekat maupun jauh.
Risha telah sampai di Sekolahnya dengan menggunakan mobil pribadi edisi terbaru itu. Risha memasuki gerbang sekolahnya dan berjalan ke kelas XI Ipa-2, dan menduduki kursinya yang terletak di barisan ke empat dan di dekat jendela, yang melangsungkan bisa melihat ke arah belakang sekolah, yang dimana ada sungai kecil yang memiliki air yang sangat jernih serta rumah yang tidak berpenghuni. Ia memasang handsetnya dan fokus mendengarkan lagu yang terpasang di handphonenya.
Ia melihat ke skeliling kelasnya, masih sedikit orang yang datang, karena Risha memang tipikal anak yang tidak suka terlambat. Lalu tatapannya beralih ke arah jendela dan melihat ke belakang sekolah, dilihatnya sungai kecil nan jernih itu dan rumah yang cukup besar yang telah usang.
Ia meneleti rumah yang terletak di belakang sekolahnya itu, rumah yang berwarna putih, namun cat nya yang sudah pudar, lantai nya yang jorok yang di penuhi dengan lumut dan rumput yang sudah panjang dibiarkan tumbuh, ditambah lagi dengan pohon yang sudah tak berdaun ada didepan rumah itu, menambah kesan horor pada rumah tersebut.
"Riss!" panggil seseorang yang membuat lamunan Risha tentang rumah itu buyar seketika.
Risha menoleh dan menaikkan alisnya seolah berkata, apa?
Oliv tersenyum dan menggeleng, lalu duduk disamping Risha. Risha hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.
Olivia Velencia atau bisa dipanggi Oliv adalah sahabat Risha sejak mereka SMP. Semua cerita hidup Risha Oliv sudah mengetahuinya. Bahkan, Oliv sudah tau tentang Risha yang bisa melihat hal gaib.
Risha melihat Oliv yang memainkan handphonenya, dan kembali melihat rumah yang sempat tertunda karena waktunya yang telah disita oleh Oliv.
Risha mengerjapkan matanya beberapa kali tak kala ia melihat orang yang yang duduk di depan rumah itu sambil menatap nya, dan orang itu adalah orang yang sama yang berada di depan rumah nya itu pagi tadi.
Dia langsung menoleh kesamping lebih tepatnya melihat ke arah Oliv yang tengah fokus memainkan handphonenya, entah apa yang membuat nya fokus seperti itu Risha tak tau, dan yang terpenting baginya adalah menghindari mahluk tersebut.
Oliv menoleh kearah Risha dan mendapati Risha yang sudah gemetaran dan banjir keringatan pun bertanya, "Lo kenapa?" Risha diam.
Oliv memegang bahu kiri cewek itu dengan tangan kanan nya. "Ris, lo kenapa?" tanyak Oliv sekali lagi.
Risha menatap Oliv lalu menghela nafas dan berkata "Liv, gak bisa ya gue hidup tenang? hampir tiap hari gue kayak gini, ngeliat mereka minta minta tolong ke gue. Gue juga pingin hidup normal kayak kalian, tanpa melihat mahluk itu. Kapan sih hidup gue tenang, Livv, kapannn?!" lirih Risha gemetaran.
Oliv yang melihat sahabat nya itu pun langsung memeluknya untuk menyalurkan semangat dan kekuatan.
"Ris, dengerin gue, lo itu dari kecil uda kayak gini, mau gimana pun keadaan lo, mau sejauh apapun lo pergi kalo bakat itu masih ada di elo, lo bakalan terus menerus liat mereka, lo cukup bantu mereka buat nyelesein masalah mereka," ujar Oliv menasehati.
"Tapi ... gue takut, Liv," lirih Risha lagi.
Oliv melepaskan pelukannya dan menganggkat tangan nya untuk memegang kedua bahu Risha lalu menatap sahabat nya itu serius.
"Ris, kalahin rasa takut lo, gue tau lo pasti bisa, dan gue yakin mereka pasti baik, buktinya sampe sekarang lo masih sehat sehat aja kan? mereka perlu bantuan lo Ris, cuman lo yang bisa mereka harapkan."
Risha tersenyum pahit. "Mungkin ... ini emang uda takdir gue."
"Jangan salahin takdir Ris, karena takdir gak selamanya bisa disalahin," balas Oliv.
Risha terdiam sebentar, lalu melihat kedepan, karena guru mereka yang akan mengajar telah datang.
Tbc..
PART NYA GiMANA?
PENGEN JADI RISHA GAK?
ATAU PENGEN JADI OLIV, MANUSIA NORMAL?
OH, ATAU PENGEN JADI SI DIA AJA?
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU BELAKANG SEKOLAH [ END ]
HorrorTantangan bagi manusia biasanya ialah rintangan, masalah dan beban hidup. Sedangkan bagi Ferisha Ravelyn Lexandra, Tantangan adalah menyelesaikan masalah dengan orang orang yang berbeda alam!