part 2 🍀

11 0 0
                                    

                         ☘☘☘
Hujan memberikan banyak kenyamanan
Meskipun terkadang tidak semua orang tau
Atau malah membenci hujan

Hujan memberikan sebuah ketenangan
Mendengar meskipun tidak bisa menjawab
Memberi damai meski lewat sebuah rintik
                           ☘☘☘

Heejin terbangun dari tidur nya , semalam dia tertidur lelap karena ada teman nya sang hujan yang menemani .

Setelah merapikan tempat tidur dia pun segera bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan turun untuk membantu mama untuk menyiapkan sarapan .

Rene tersenyum ketika merasakan putri nya yang sedang memeluk nya ketika dia memasak di dapur .

"Selamat pagi anak mama, apa tidur mu nyenyak? Tanpa mama tanya sepertinya sudah tau jawaban nya , Pasti putri mama tidur dengan lelap karena di temani oleh hujan."

Heejin terkekeh pelan dan dia pun berjalan ke arah lemari es untuk mengambil buah kesuka an nya yaitu strawberry.

Rene yang tau apa keinginan Heejin pun dia langsung bisa menebak bahwa putri nya ingin pancake yang di atasnya terdapat buah strawberry , makanan favorit Heejin.

Setelah menghabiskan sarapan pagi nya Heejin meminta ijin kepada Rene untuk berjalan jalan menaiki sepeda kesayangan nya.

"Mama , Heejin ijin main bersepeda ya?" Heejin menggerakan jari nya , memberi isyarat kepada Rene .

"Boleh , hati hati di jalan dan jangan jauh jauh sebelum jam makan siang harus sudah berada di rumah .mengerti?"

Heejin mengangguk dan dia berlari kecil ke sebuah garasi untuk mengambil sepeda nya.

Di pagi yang cerah Heejin dengan riangnya mengayuh sepeda nya ,namun tiba tiba saja ada seorang laki laki yang melintas di depan nya sehingga membuat dia kaget dan langsung mengerem tapi karena dia tidak bisa menjaga keseimbangan akhirnya pun terjatuh sampai menyebabkan lutut nya terluka.

"Kau tidak apa? Lutut mu terluka ,maaf kan aku."

Laki laki itu pun membantu Heejin untuk berdiri dan membawa nya duduk di bangku tak jauh dari tempat mereka.

"Aku membawa plester luka ,apa boleh aku mengobati luka mu?"

Heejin mengangguk kecil dan lelaki itu pun mengambil plester luka di tas nya ,setelah itu dia duduk jongkok di depan Heejin sambil meniup kecil ke arah lututnya dan memasangkan plester.

"Sudah selesai, sekali lagi aku minta maaf dan perkenalkan namaku Jeno." Jeno mengulurkan tangan nya ke arah Heejin.

Dengan menggunakan isyarat tangan untuk menunggu , Heejin mengambil sebuah notes kecil berbentuk kelinci yang selalu dia bawa dan menuliskan sesuatu disana dan Jeno mengernyitkan dahi.

Setelah selesai menulis ,dia menunjukan notes nya ke arah Jeno.

"Perkenalkan aku Heejin ,sebenarnya aku juga meminta maaf karena tadi tidak berhati-hati saat membawa sepeda."

Jeno kaget ketika mengetahui fakta kalau gadis di depan nya itu tidak bisa berbicara , Dia pun mengangguk sambil tersenyum.

"Apa kamu ingin ku antar pulang?sepertinya akan sedikit sulit untukmu menaiki sepeda."

Heejin berdiam sebentar dan sedang berfikir tak lama kemudian dia pun mengangguk pelan.

Jeno langsung membantu Heejin untuk berdiri lalu menaiki sepeda Heejin untuk memboncengnya.

"Pegangan nanti kamu jatuh"

Dengan sedikit ragu Heejin memegang ke dua ujung kaos Jeno agar tidak terjatuh nanti.

"Aku melihatmu kemarin saat sedang bermain hujan" ucap Jeno.

Heejin terkejut dan bertanya di dalam hati bagaimana Jeno tau

"Ah aku tidak bermaksut buat menguntit hanya saja kita bertetangga dan kemarin aku sedang berada di kamarku dan tidak sengaja melihatmu."

Heejin mengangguk pelan meskipun Jeno tidak bisa melihatnya karena sedang fokus menaiki sepeda.

"Sudah sampai , kau bisa membawa sepeda mu masuk?."

Heejin turun dari boncengan sepeda nya dan dia memberi isyarat ke Jeno bahwa dia bisa membawa sepeda nya sendiri masuk.

"Rumahku di depan sini ,jangan sungkan buat main ke rumahku."

Heejin mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah Jeno.

Jeno pun kembali ke rumah nya sambil melambaikan tangan ke arah Heejin.

Tentang hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang