"kesal"

72 12 3
                                    

Suara berisik dari luar kelas menarik perhatian Arga yang sedang asik melamun, sebenarnya ia hanya sedang merenungkan sikapnya pada aletta tadi pagi, tapi Arga buru-buru menggelengkan kepalanya, tidak ada yang perlu disesali, seorang Arga Prayuda tidak mungkin berbuat salah, baginya tindakannya adalah yang paling benar.

Perlahan Arga membuka pintu kelas, mencoba mencari tau apa sebenarnya yang membuat kelasnya menjadi pajak pekan baru, awalnya Arga masih tidak mengerti, tapi para temannya secara ramai mengacungkan jari telunjuknya mengarah ke papan tulis, di sana Arga menatap papan tulis dengan tidak percaya.

Benar-benar sebuah papan tulis yang luar biasa hingga membuat seorang Arga terbengong tidak percaya. Papan tulis berwarna putih bersih dengan dihiasi tinta spidol hitam yang bertuliskan "kak Arga punya Aletta"
Membuat Arga ingin menelan hidup-hidup gadis itu sekarang.

"Gila sih, bar bar banget Aletta" ucap Nina, salah satu teman sekelas Arga

"Liat deh, Arga aja kicep" ujar Robi menatap Arga tak percaya, Robi adalah teman sekelas Arga, selalu mengatai temannya yang berpenampilan tidak benar padahal ia sendiri selalu datang dengan posisi peci terbalik

"Sok kecantikan banget sih tuh cewek, gak ada harga dirinya apa" ujar nada. Dari awal ia sudah tak suka dengan kedekatan Arga dan Aletta, sudah tiga tahun ia menyukai Arga tapi Arga tetap tidak mau bicara dengannya.

Aletta memang dikenal dengan kecantikannya dipenjuru sekolah bahkan banyak yang secara langsung mengungkapkan cinta padanya namun gadis itu tepat memilih arga, si setan berhati busuk.

"PERLU GUE LAPBAN MULUT LO SEMUA, HA?" Teriak Arga secara tiba tiba

Dengan cepat mereka satu persatu berlari keluar kelas bahkan sangkin takutnya Arga makin mengamuk, diantara mereka masih ada yang dengan cepat menghapus papan tulis.

"Dimana Aletta?" Tanya cepat Arga kedimas, hanya Dimas satu satunya makhluk yang mau berdekatan dengan Arga saat seperti ini, itupun karena terpaksa.

Dimas yang merasa nyawanya sudah terancam pun langsung mengambil botol airnya, bukannya meminumnya Dimas malah memberikannya pada Arga. "Minum dulu ga" suruh Dimas hati hati, jujur dalam hati kecil Dimas masih ingin umur yang panjang

"Sikunyuk kelas berapa?" Tanya Arga menahan emosi

"Kunyuk siapa?" Tanya Dimas dengan polos

"Cewek nyebelin itu, Aletta!!!" Teriak kuat Agra

"Sabar ga, sabar, tarik nafas dulu" perintah bodoh Dimas yang langsung diikuti oleh Arga.

Arga menarik nafasnya pelan, mencoba mengikuti kata kata sahabatnya, namun beberapa detik kemudian ia tersadar, mengapa ia seperti orang bodoh dan mengikuti perintah Dimas?

"Satu kali lagi ga, tarik nafas..." Ucap Dimas dengan kedua tangan perlahan dinaikkan keatas dan kebawah sambil memejamkan mata

"Lo kira gue mau lahiran!" Bentak Arga kepada Dimas, saat saat seperti ini, bagaimana Dimas bisa ngelawak?

"Dimana kelas Aletta!!" Sambung Arga yang masih dalam mode marah.

"Kelas XII IPA1" ucap Dimas keceplosan sambil satu tangannya menutup mulut

Dalam hati Arga tersenyum sinis, akhirnya, akhirnya ia tau keberadaan Aletta, gadis nakal yang sudah membuatnya kesal dan malu berkali-kali. Dengan langkah besar Arga meninggalkan Dimas dan kebodohannya, siswa siswi yang ada di lorong sekolah dengan sengaja menyingkir tak mau menghalangi jalan arga karna mereka tau Arga bukan orang yang bisa diajak main main.

Dilain pihak Aletta sedang berbangga diri karena rencananya berhasil, ia lemah bukan berarti ia akan berhenti berjuang, itu hanya satu hukuman kecil untuk Arga karna berani menolak makanan darinya, jika Arga tak bisa diajak main-main maka Aletta juga sama

"Siang honey" sapa reza. Orang yang membantu Aletta untuk mengerjai arga. jangan berfikir bahwa Reza adalah pria tampan nan keren, Reza malah kebalikannya, di zaman sekarang Reza bahkan masih memakai kaus kaki sampai lutut, kancing baju yang dipasang sampai kera, hingga mengendarai Vespa butut, bukan. Bukan karena Reza tak mampu tapi karena ia lebih nyaman dengan kesederhanaan nya.

"Siang juga baby" sapa Aletta manja sambil mengedipkan sebelah matanya. Teman gilanya ini bisa guling-guling dilapangan bendera jika ia tidak menjawab sapaannya semanis mungkin.

" Nana nanti kita pulang bareng ya " rujuk Reza manja. Jangan heran Reza memanggil Aletta dengan sebutan nana karena Aletta juga tidak tau kenapa ia dipanggil begitu.

"Gabisa kan aku pulang sama kinar" balas Aletta pelan, was was dengan apa yang terjadi selanjutnya.

"Aku nangis nih ya" acam reza kemudian.

Aletta mulai panik, bukan sekali dua kali Reza akan begini, ini sudah ketiga puluh kalinya Reza begini dengan ancaman yang sama.

Reza memulai aksinya dengan menampar dan memukul dirinya sendiri bahkan dengan keras ia mencubit pipi tirus yang tinggal tulang itu. Perlahan matanya berkaca kaca, bibirnya juga mulai terbuka ingin mengeluarkan Isak tangis.

Aletta mengacak acak rambutnya menahan pusing yang melanda, sebentar lagi bisa dipastikan ia harus suntik rabies. Lagipula kenapa harus jadi begini? Apakah ini karma untuknya karena sudah mengerjai Arga?

"Oke kita pulang bareng" ucap Aletta kemudian

"Yes!" Teriak Reza dengan semangat

"Makin sayang deh sama Nana" ucap Reza dengan manja mengalungkan tangannya ke tangan kinar.

"ALETTA!!" teriak seseorang dari kejauhan, oh tidak sepertinya firasat Aletta tidak baik, itu jelas jelas bukan suara kinar ataupun reza, dalam hati Aletta berteriak "apa lagi ini?"

"Itu pacar Nana?" Tanya Reza sedih.














Cuma mau inget para readers buat comment dan vote aja kok😄

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang