"cemburu?"

64 11 2
                                    

"Kesalahanku hanya satu, yaitu mencintaimu"

~Aletta Natasya



"Nana udah dibilangin kalo lari jangan jauh jauh, Eza susah ngejernya..."

"Ayo dong beib tangkep aku...."

Arga mengepalkan tangannya kuat melihat kebersamaan Reza dan Aletta. Sungguh, telinganya benar benar akan pecah sekarang, lebay sekali mereka, apalagi Aletta yang jelas jelas memangil Reza dengan panggilan menjijikkan. Apa tadi katanya? Beib? Cih...

"Hahahaha..." Tawa Dimas keras. Moment ini benar benar harus diabadikan, seorang Arga Prayuda kesal? Sungguh kejadian langka.

"Lo liat tuh ga, tangannya aja ngelambay"

Arga memandang Dimas dingin. Membuat mangsanya yang tadinya tertawa keras jadi diam kicep.

Dimas memegang bahu Arga dengan tangan kanannya. "Kejer sono, jangan mau pesona Lo kalah sama cowok setengah cewek kaya dia" ucap Dimas.

Arga tak menjawab, namun langkah kakinya menunjukkan bahwa ia setuju pada kata kata Dimas.

Mata Arga tertuju pada aletta yang sangat gembira saat dikejar Reza, jika mereka ingin kejar kejaran kenapa harus didepan kelasnya, apa mereka sengaja?

senyuman itu. Kenapa Arga tak suka saat senyuman itu ditunjukkan untuk orang lain?

Arga masih diam ditempatnya, mengamati gerak gerik Aletta secara diam diam, tak lama ia tau bahwa Aletta akan berlari kearahnya tanpa sengaja, arah mata Aletta masih kebelakang, tempat Reza mengejarnya.

Brukkk......

Tebakannya sangat tepat saat Aletta tak sengaja menabrak dada bidangnya, tangannya memeluk erat pinggang Aletta agar tak terlepas.

Aletta kaget karena tak sengaja menabrak seseorang, tubuhnya segera melepaskan diri namun ditahan oleh sang pemeluk yang masih tidak ia ketahui

"Lepas... Aku gak bisa nafas" ucap Aletta sambil melepaskan diri.

Arga segera melepaskan Aletta karna takut Aletta kenapa kenapa, tadinya ia hanya ingin memberi pelajaran pada aletta karna sudah berani mengganggu pikirannya, ditambah sikap sok manisnya tadi dengan reza.

"Hufff...." Tarik nafas Aletta pelan.

"Kak Arga?" Tanya Aletta kaget, jadi orang yang memeluknya tadi Arga?

"Kenapa?" Ketus Arga.

"Peluk lagi boleh?" tanya Aletta serius.

"NANA!!" Teriak Reza tak terima.

"Duh... Kok ngga bilang sih kalo tadi yang meluk aku kak Arga, kan kalo aku tau gak bakal minta dilepas" ujar Aletta jujur.

"NANA.... hiks.." teriak Reza mulai menangis.

"Biar gue urus nih bocah, Lo berdua urus aja urusan kalian yang belum selesai" ucap Dimas sambil menarik paksa Reza.

Reza memberontak tak terima. "Nana tolong..." Teriak Reza yang semakin lama tak terdengar.

Tinggalkan dua sejoli beda gender ini sekarang. Aletta dengan kegugupannya, dan Arga dengan tatapan dinginnya.

"Emm,, Aletta mau tanya" ucap Aletta memulai pembicaraan.

"Apa?"

Aletta menarik nafasnya pelan. "Kenapa kakak peluk Aletta tadi, apa kak Arga udah mulai suka sama Aletta?" Ujar gadis itu.

"Lo gak berarti apa apa dalam hidup gue" jawab Arga sambil melipatkan tangannya di dada.

Aletta menatap Arga dengan pandangan kecewa, tak percaya bahwa itu jawab arga, apa selama ini perjuangannya kurang?

" yaudah Aletta cuma mau denger itu, Aletta pergi ke kelas dulu ya kak" ucap Aletta mengundurkan diri. Namun pergerakannya terhenti karena tangan Arga yang mencengkram kuat tangan kanannya.

"Gue gak ngizinin Lo buat pergi" ketus Arga.

"Kenapa?"

Arga menunduk, mendekatkan wajahnya pada wajah kaget Aletta, bibirnya dengan perlahan mendekati telinga milik Aletta. "Gue gak suka Lo Deket sama Reza" ucap Arga pelan.

"Aku Deket sama Reza atau nggak, itu hak aku!" jelas Aletta tak terima.

"Barusan juga kakak yang bilang kalo aku gak berarti apa apa buat kakak, lalu kenapa kakak harus marah kalo aku deket sama Reza?" sambung Aletta dengan nada membentak.

Arga mengeraskan rahangnya, wajahnya kini mulai memerah menahan emosi, ia tak suka ada yang menolak perintahnya. Tak lama tangannya mempererat cengkeramannya pada aletta.

"Awww..." Desis Aletta menahan sakit

"Gue benci bantahan!"ucap Arga menatap aletta marah.

"Gue mau Lo jadi gadis yang penurut, ngerti?" Tanya Arga kemudian.

"iyya kak" balas Aletta gugup.

"Bagus"

Dengan sigap Arga melepaskan cengkeramannya pada tangan Aletta, mengelus pelan tangan mungil itu yang memerah akibat ulahnya.

"Maaf" ucap Arga pelan. Emosinya sudah mulai mereda.

Aletta menunduk, takut Arga tersalut emosi seperti tadi, benar benar menyeramkan.

"Jangan nakal lagi" ujar Arga sambil mengacak pelan rambut Aletta disertai senyum kecilnya.

Tak lama Arga meninggalkannya sendirian di depan kelas, meninggalkan Aletta yang masih dalam keadaan kaget, Aletta kemudian berfikir, apa Arga punya dua kepribadian? Baru saja tadi Arga marah lalu beberapa detik kemudian Arga tersenyum.

Aletta menggelengkan kepalanya, ia tak mau mati muda karena memikirkan arga.



Hai readers, gimana chapter kali ini??
Kritik dan saran?
Author tetap ingatin kalian buat vote dan comment nya ya😄

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang