Pecundang Fajar

69 19 16
                                    

Setapak lajur menjadi saksi
Air mata yang tak mau berhenti
Mengedor rasa yang selama ini mati
Tenggelam dalam serangkaian ilusi

Patah terbelah
Hanya duduk menyisakan resah
Yang kian hari kian bertambah
Tumpuk asa tanpa rasa bersalah

Jingga mengintip di kejauhan
Mencibir jemu penuh keluhan
Kenapa hati harus tertahan
Hanya untuk  hancur tanpa pembelaan

Apakah semua ini layak?
Hingga hati mati tanpa berontak
Apakah ini sepadan?
Untuk tetap diam sebagai pecundang yang hanya bisa memberi senyuman

Pojok hati, 20 April 2020

Aksara Cinta & LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang