Feet don't fail me now..
Take me to your finish line..
Oh my heart it breaks every step that I take..
But I'm hoping that the gates,
they'll tell me that you're mine...•••
"Apa yang lebih menyenangkan selain mempunyai banyak uang?"
Irene menoleh tidak mengerti dengan pertanyaan konyol yang ditanyakan oleh Solar. Ia jelas menggidikkan bahunya dan menggelengkan kepalanya.
"Uang adalah segalanya." Ujar Irene dengan tangan yang sibuk menyiapkan pesanan untuk diantarkan di meja yang memesan. "Tanpa uang, kau bukan apa-apa."
Solar berdecak mendengar jawaban Irene. Iapun menepuk bokong temannya itu dengan cukup keras, membuat Irene hampir berteriak.
"Kau pikir hanya uang yang bisa memberi kesenangan, kebahagiaan?" Ujar Solar dengan jengah.
"Itu pendapatku. Kau tidak menyukainya, terserah padamu."
Irene berbalik dan siap membawakan nampan berisikan pesanan, namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba saja Solar mengambil nampan itu dengan cepat, dan membisikkan sesuatu padanya.
"Ada yang lebih berharga dari sekedar mempunyai banyak uang." Ujarnya tepat di telinga Irene dan tersenyum tipis. "Antarkan pesanan di meja dua belas! Dia menunggumu."
Irene mengernyit mendengarnya. Ia pun langsung menoleh pada meja yang disebutkan oleh Solar itu. Disana terdapat seorang laki-laki bersetelan jas rapih yang terlihat mahal sedang memainkan ponselnya. Namun tiba-tiba saja laki-laki itu menoleh padanya. Tatapan mereka bertemu, saling menatap, dan itu membuat Irene terdiam.
"Bagaimana aku bisa memanggilmu?"
"Sayang?"
Irene menoleh terkejut saat tiba-tiba saja Sehun menyentuh tangannya yang berada diatas meja.
"You're good, hm?" Sehun mendekatkan kursinya menjadi di sebelah Irene, dan menatap khawatir wanita yang dicintainya itu. Dia terlihat memikirkan sesuatu. "Ada yang sedang kau pikirkan?"
Usapan lembut dari Sehun tepat di kepalanya membuat Irene tersenyum tipis. Sebelah tangannya ikut menimpa, dan menggenggam tangan Sehun.
"Tidak, aku baik-baik saja."
"Kau yakin? Kau membuatku khawatir." Sehun mulai beralih mengelus wajah Irene. "Kita bisa kembali ke apartemen jika kau mau?"
Irene menarik ujung bibirnya membentuk senyuman kemudian menggeleng. "Kau berlebihan. Aku tidak apa, sungguh. Aku hanya melamun, Sehun." Ujarnya meyakinkan pada Sehun. dan tersenyum tipis.
"Aku akan pergi ke toilet sebentar."
Sehun hanya mengangguk dan membiarkan Irene pergi menuju toilet yang berada tidak jauh dari meja yang mereka pesan malam ini di sebuah restauran ternama Italia.
Irene melangkah menuju ke belakang toilet dan sesampainya, ia hanya terdiam disana menatap dirinya dipantulan cermin. Wajah yang terias cantik dengan makeup tipis, rambut cokelat panjangnya yang di
biarkan terurai, serta dress cantik berwarna merah beludru selutut itu terlihat sangat istimewa malam ini.Malam ini, Irene.
Seterusnya pun akan begitu, sama istimewanya seperti apa yang telah dilakukannya berdua dengan Sehun sejauh ini. Mungkin bahkan akan ada kejutan yang lebih istimewa dari semua ini. Jangan membuat semuanya sia-sia. Jika kau terus merasa apa yang telah terjadi sejauh ini membuatmu ingin menyerah, kau hanya perlu meyakinkan dirimu, bahwa Sehun adalah milikmu seutuhnya. Sepenuhnya. Tanpa akan ada siapapun yang memisahkan. Batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Born to Die | Hunrene [5/5 END]✔
Fanfiction[songfic series] "Love is not enough and the road gets tough, I don't know why." Genre: Drama, Dark-Romance. Terinspirasi dari lagu Lana Del Rey - Born to Die. copyright©peachypurpleray, 2020.