Part 7 - Rasa yang sama

325 108 6
                                    


Ada saatnya kau akan jatuh pada kenyataan yang tidak dikehendaki.

***

Aletta tersenyum seiring jari-jarinya yang memegang pulpen bergerak diatas buku diary kesayangannya yang berwarna pink. Gadis itu sudah menyukai warna pink sejak ia menginjak sekolah dasar. Aletta adalah orang yang teguh pada pendiriannya sendiri. Sekali ia menyukai sesuatu, maka ia tidak akan berpaling dari itu untuk menyukai yang lain.

Bagi Aletta, warna pink mempunyai banyak kenangan dalam hidupnya. Mulai dari, warna pink adalah warna kesukaan Ibunya juga.

Saat Aletta masih kecil, ia pernah dibuatkan kamar dengan berbagai macam benda pink didalamnya. Perasaan Aletta ketika itu sangat bahagia. Ia menceritakan semuanya kepada teman-temannya untuk menjelaskan betapa bahagianya ia memiliki ibu yang pengertian.

Tetapi kebahagiaannya tidak berlangsung lama ketika mendengar bahwa Ibunya sudah tidak lagi berada di sisinya dan juga ayahnya.

Aletta yang belum mengerti apa-apa hanya bisa menangis mengikuti sang Ayah. Ia ikut merasakan kesedihan yang sama walaupun dirinya masih sangat kecil.

Saat Ibunya terbaring kaku di hadapan banyak orang yang sedang menangis, Aletta bahkan mengira jika ibunya hanya tidur dan belum bangun dari mimpi panjangnya.

Padahal, hari itu adalah hari terakhir Aletta melihat Ibunya sebelum gadis itu menyadari jika Ibunya tidak akan pernah bangun lagi.

Siapapun yang melihat Aletta tersenyum. Akan menyadari kalau gadis itu tidak bahagia dengan sepenuhnya.

Tatapan matanya yang rapuh. Terlihat sekali menyimpan luka yang tidak bisa diketahui orang-orang apa penyebabnya.

Ia cenderung tertutup. Benar-benar tertutup.

Aku keinget bunda lagi.

Aletta menghela nafasnya panjang. Gadis itu tidak akan menangis saat ini. Ia harus mencoba menahannya.

Tulisan rapih sudah ia selesaikan dalam buku diarynya yang sudah terisi setengah bagian.

Ia tersenyum menatap tulisannya, dan memberi tanda love disamping kata terakhir.

Terima kasih,

Sepertinya aku sudah sedikit terbiasa dengan kehidupan yang sekarang. Begitu banyak orang yang menyangi dan peduli kepada Aletta sampai rasanya Aletta kembali bahagia merasakan itu lagi.

Papa, orang yang paling berharga yang masih aku punya. Aku berharap Papa sehat selalu supaya bisa jagain Aletta lebih dari kemarin-kemarin.

Dan untuk siapapun, yang udah datang sebagai orang baik ataupun jahat di hidup Aletta. Terima kasih atas berbagai ilmu yang kalian kasih ke Aletta buat ngasih tau betapa pentingnya menjalani hidup dengan tabah.

Aletta sayang kalian <3

Seperti itulah tulisan yang tadi gadis itu tulis dalam buku diarynya. Senang rasanya dapat menuliskan sesuatu kembali dalam bukunya yang paling berharga. Tidak ada seorang pun yang mengetahui jika Aletta sering menuliskan kehidupannya dalam buku diary itu. Biar saja berlembar-lembar kertas itu yang menyimpan kenangan yang Aletta tulis.

Dear, Gavin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang