Dentingan suara genta nada terdengar nyaring ketika ada yang membuka pintuku di sore hari. Tetapi tidak tahu mengapa, aku selalu tersenyum mendengarnya. Aku memang sengaja tidak mengunci pintu, karena paman kadang muncul petang hari.
"Evast Paman masuk ya?" ucap pamanku, sambil membawa bungkus plastik putih yang sedikit di sembunyikan.
"Kebetulan paman datang, Evas udah nyiapin kare di meja,"
"Anak paman udah besar ya, sudah bisa bikin makanan enak setiap hari," sambil mengacak acak rambut kepala evast dengan kasarnya.
"A... aaaduhhh, sakit paman. Ini kepala, bukan samsak tinju!". ucap ku dengan nada bercanda.
"Hahaha.... maaf, paman saking senangnya menjengukmu lagi."
Kami makan malam berdua sambil bersenda gurau dengan menceritakan masalah kehidupan kami masing masing dengan hangatnya.
Aku kenal Paman Reno ini sudah sekitar 1 tahun yang lalu.
Paman Reno ini adalah mantan preman yang berhenti dari komplotan besar preman kota. Rambutnya panjang dikuncir, berkumis tipis, tubuhnya penuh tato dari mulai pergelangan tangan sampai belakang badannya dan mukanya seram sampai ada goresan luka di pipinya.
( ini gambar tatoo pamanku )
Dia memutuskan untuk berhenti menjadi preman. karena ingin memulai keluarga dengan kekasihnya yang ia cintai.
Namun, terjadi penolakan yang besar dari anggota gengnya. Karena kelompok preman ini sangat sangat bergantung kepada kekuatan Paman Reno.
Paman Reno selalu menolak dan menolak. Ia tidak mau bergabung dan berbuat jahat lagi pada saat itu.
Sampai akhirnya, kelompok preman itu merasa sangat kecewa, mereka memutuskan untuk membunuh kekasih Paman Reno itu untuk membuat Paman Reno tidak bahagia selamanya.
Setelah kejadian itu.
Tragedi berdarah itu tidak dapat dihindari, Paman Reno membantai semua kelompoknya satu satu hingga tidak tersisa sedikitpun. Paman Reno membalaskan dendam kepada calon istrinya yg sudah meninggal.
Sejak saat itu, paman tinggal sendiri dan bekerja sebagai kuli panggul.
Dia benar- benar berhenti untuk berbuat jahat lagi.
Paman selalu terpukul atas kepergian kekasihnya itu
Paman Reno ini sebenarnya orang yang baik, dia rela sisihkan gajinya untuk aku sekolah paket B agar aku tidak ketinggalan sekolah. Ia sangat bertanggung jawab, ceroboh, lucu dan juga kelakuannya kadang agak ngeselin. Tindakanya kasar dan tegas. Aku suka pamanku walaupun banyak kisah kelam dibaliknya.Saat selesai makan, suasana mulai serius dan keheningan pun tercipta.
"Evas..., sudah saatnya kamu ke sekolah lagi, paman ga mau nasib kamu seperti paman," dengan nada tegas, paman berbicara layaknya ayah dan anak.
"Tapi paman... Evas masih trauma sekolah. Evas bisa kok ambil home schooling kalo Evast mau," Muka ku sayu seketika mendengar paman berbicara itu tiba tiba.
"Evas dengerin paman. laki laki itu harus menghadapi sesuatu masalah yang dihadapinya, jadilah anak laki laki yang kuat. Jika kamu salahpun, paman ga akan membencimu! Tolong buat paman bangga punya anak seperti kamu!"
"Tapi paman......"
"Ga ada tapi tapian. Nikmatin masa muda kamu dengan sebaik- baiknya, paman yakin akan ada teman yang benar-benar mendukung dan percaya padamu," ucap Paman reno sambil meyakinkan Evast untuk bersekolah lagi sambil tangannya memegang pundak ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVAST THE WOLF BOY
ActionTiba-tiba sebuah cahaya datang kepadaku. Seseorang berpostur tinggi berparas mengerikan dengan tubuh penuh tattoo sampai lengannya. Siapakah dia sebenarnya .