eps. 3 pertemuan

40 8 1
                                    

"Eh bentar, dari tadi kalian ngomongin apa sih?", tanya Yamal.

Filip yang duduk di sebelahnya menoleh. Sedari tadi, Yamal gak paham sama apa yang mereka berdua bicarakan. Dia hanya paham kalau ini berhubungan dengan mis. Eliza.

"Jadii, kita tadi ngimongin 'dia' yang kembali kesini", bisik Filip.

"Dia yang mana?", Yamal masih tidak faham.

" 'dia' yang keluar dari tempat ini karena ayahnya dan mis. Eliza", lanjut Filip dengan berbisik.

"Maksudnya 'dia'?", Filip mengangguk.

"Kalau gitu kita gunakan rencana A1 mode Esta", Yamal antusias untuk menjalankan rencana yang sudah terbengkalai begitu lama.

Mereka bertiga memiliki pikiran yang sama. Filip selaku sekretaris mulai menjalankan rencananya.

                                   ///

"Apa tidak apa-apa aku bolos pelajaran?"

Eliza tersenyum, "tentu saja karena aku yang memanggil. Aku adalah salah satu pendiri tempat ini dan cabang yang lain"

"Hm, dan tak ada yang berani melawan mis. Eliza kan?"

Eliza tersenyum dan mengangguk. Ruangan yang hanya berisi mereka berdua di penuhi bau teh chamomile.

"Bukankah ada yang mau mis bicarakan?"

"Aku ingin kamu untuk mendekati Nessie lagi", perintah Eliza

"Apa yang mis inginkan? Bukankah perusahaannya telah bangkrut beserta meninggalnya ayah Nessie seperti yang mis inginkan?"

"Dia telah menghalangiku", sorot mata Eliza terlihat sedih. Dia terus menatap teh chamomilenya yang mulai mendingin.

"Maaf mis, aku tidak bisa melakukan itu"

Eliza terkejut karena tidak biasanya dia membantah. Tapi Eliza berusaha tidak menunjukan keterkejutannya, "apa alasannya?"

"Aku akan mendekatinya, tapi tidak akan menyakitkannya lagi"

Eliza tertawa kecil, "meskipun begitu kau akan kembali lagi ke jalan ku, Benerth"

"Aku undur diri dulu mis. Eliza", Benerth berjalan keluar dari ruangan itu.

                                 ///

Kelas ini begitu berantakan. Banyak benda-benda berserakan di meja maupun lantai.

Saat kelas mr. Bughan tidak pernah rapih. Karena mereka harus membuat senjata dari bahan yang ada di halaman kelas. Setiap kelas memiliki taman sendiri-sendiri.

Hal itu membuat rencana mereka berjalan dengan mudah. Rencana yang mereka maksud adalah memberitaukan kalau mis. Eliza mulai menunjukan pergerakan dan membuat rencana.Semua itu di lakukan secara diam-diam.

Waktu untuk melaksanakan rencana itu sangat cocok. Seperti biasa, Nessie membuat bambu runcing. Selain karena mudah untuk di buat benda itu juga memiliki kenangan dengan Benerth.

"Waktu habis", suara mr. Bughan begitu tegas dan disiplin yang bisa membuat orang yang mendengarnnya langsung patuh.

Mereka berhenti membuat senjata. Mr. Bughan berjalan mengitari mereka dengan membawa kertas penilaian.

Bel akhirnya berbunyi. Mr. Bughan sudah berada di luar saat bel baru berbunyi. Sudah tidak mengejutkan untuk mereka melihat mr. Bughan pergi tanpa mereka sadari.

Pura berjalan ke depan kelas, "jadwal yang ngerapihin kelas hari ini Yamal, Nessie, Sama Filip ya"

Semua bersorak senang, kecuali mereka bertiga yang di suruh merapikan kelas.

Pura menolehkan kepala ke arah pintu keluar. Betapa terkejut dia melihat seseorang yang sedang berdiri tepat di depan pintu.

Dia berjalan ke belakang kelas, "dia ada di sini", bisik Pura saat melewati Nessie.

Nessie memasang wajah geram. Dia memegang erat bambu runcing yang berada di tangannya. Neira yang melihat ekspresi Nessie langsung memberikan isyarat berantai.

Nessie berlari ke arah pintu. Di depannya berdiri seorang laki-laki tinggi berambut blonde, orang itu adalah Beneth.

Nessie berlari ke arahnya dan melompat hingga berada di atas badan Beneth. Beneth yang hampir terjatuh ditahan oleh pagar di belakangnya.

Bambu runcing itu terarah ke lehernya. "Hai Nessie", sapa Beneth dengan seuntas senyum hangat. Dia sudah menduga hal ini.


*****
Terima kasih sudah membaca. Tunggu kelanjutannya ya.

Jangan lupa vote. Terima kasih

PatriamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang