"Kenapa? Kenapa kamu gak mau?" Pertanyaan Beneth membuat Nessie kesal. Dia mengepal erat tangannya.
"Bukankah kamu udah tau alasannya?" Jawab Nessie dingin dengan tatapan sinisnya.
Beneth terdiam. Koridor menjadi lenggang sejenak.
Bahkan Filip yang ingin protes karena tak ada yang menghiraukannya juga ikut terdiam. Suansana di koridor itu menjadi berat.
"Apa ini karena dulu?" Tanya Beneth.
Nessie tidak menjawab. Tapi Beneth sudah mengetahui jawabannya dari kepalan tangan Nessie yang semakin erat.
Beneth menghela napas. Dia mendekat perlahan ke Nessie. Menyisakan jarak yang tak terlalu dekat.
"Terus, kenapa sekarang kamu bisa dekat dengan Niho?"
Niho tersentak kaget. Dia tidak menduga kalau Beneth akan membawa-bawa masalahnya dengan Nessie yang sudah lama sekali.
Dia ingin protes. Tapi Nessie manahannya.
"Tentu saja karena kamu adalah seorang pembunuh!" Ucap Nessie getir.
Tentu saja semuanya terjekut mendengarnya. Begitupun Niho yang tahu tentang masalah mereka berdua.
Dia tidak menyangka kalau Nessie akan mengatakan hal itu di depan banyak orang.
"Uh, gimana nih? Bisa-bisa aku ikut kebawa juga." Gumam Niho khawatir. Dia tidak bisa membiarkan meteka berdua beradu mulut di sini karena terlalu banyak orang.
Dia berpikir keras. Dan akhirnya menemukan satu ide cemerlang.
Niho segera berbalik ke tempat dia menjatuhkan es tehnya dan mengambilnya.
'Sekarang aku harus nyumpel mulutnya Nessie deh.' Batin Niho.
Niho mulai berjalan menuju Nessie. Tangannya yang mulai terangkat terhentikan dengan kemunculannya Ryan.
"Woi kalian kalo mau berisik jan di depan kelas napa, gangguborang tidur." Ucap Ryan dari balik pintu.
Akhirnya Nessie diam dan menoleh ke arah Ryan, begitupun dengan yang lainnya.
"Pfft." Namvi menahan tawa. Begitupun dengan beberapa murid yang lainnya.
"Napa ketawa Vi?" Tanya Ryan dengan wajah yang garang. Tapi itu malah membuatnya semakin sulit untuk menahan tawa.
"Oh iya lupa." Ucap Thala dan Sala hampir berbarengan.
Sebenarnya beberapa menit yang lalu sebelum kejadian di depan kelas semakin parah, Ryan lebih memilih tidur dari pada menontoni orang yang berantem.
Thala yang menyadarinya menyolek Sala. Sala pun menoleh. Thala menunjuk ke arah Ryan.
Seketika Sala langsung tahu apa yang dimaksud Thala. Dia mengangguk dan berjalan menuju tasnya. Sala mengambil suatu kotak berukuran sedang dari dalam tasnya.
Kotak iti di berikan pada Thala yang sudah berada di sebelah Ryan yang tertidur lelap.
Thala berusaha membuka kotak itu tanpa suara sedikitpun agar Ryan tidak terbangun. Untungnya di luar lebih berisik lagi. Jadi mereka aman-aman saja.
Di dalam kotak itu terdapat banyak barang yang beragam. Dari spidol sampai alat dan bahan kerajinan yang lainnya.
Mereka berdua pun mulai melakukan aksinya. Mereka berdua telah mengubah wajah Ryan menjadi alien aneh berwarna pink terang.
Thala dan Sala terlihat puas dengan maha karya mereka dan mulai merapihkan kembali peralatan yang dipakai ke dalam kotak.
Setelah itu mereka berdua kembali menontoni keributan yangvterjadi di luar.
****
Selesai untuk eps ini. Maaf atas keterlambatannya.Jangan lupa vote dan komen ya. Sampai jumpa minggu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patriam
FantasyNessie mengira bahwa ia sudah menjalani hidupnya tanpa gangguan masa lalunya yang ia hindari. tapi masa lalunya itu malah menghampirinya. apakah nessie bisa menjalani hidupnya tanpa gangguan masa lalu, atau sebaliknya? ya, kehidupannya yang sekarang...