Matahari sudah mulai tenggelam seorang gadis berhijab itu masih betah duduk di jendela kamarnya mengamati betapa indahnya senja itu meskipun hanya bersifat sementara tetapi ia mampu memberi sebuah warna dan keindahan yang akan selalu dirindukan oleng sang penikmat.
Suara adzan sudah menggema dimana-mana, Dianapun beranjak dari duduknya untuk bersiap-siap menunaikan shalat maghrib.
Setelah melaksanakan shalat maghrib dan merapikan alat shalatnya ia langsung keluar kamar menuju ke dapur membantu ibunya untuk menyiapkan makan malam.
"ibu dian bantu yah," ucap diana dan mendekati ibunya yang sedang menyuci sayur-sayuran
"iya, kamu udah shalat," tanya ibunya
"Alhamdulillah, sudah bu," jawab dian
"kalau begitu kamu iris bawang itu yah ibu letakkan di meja,"
"hah..ibu kok dian disuruh iris bawang merah lagi sih, ibu kan tau kalau dian ngga suka iris bawang jahat itu selalu bikin Dian nangis,"rengek dian dilengan ibunya
"manja banget sih anak ibu ini iris bawang kok nangis," ledek ibunya sambil menarik hidung diana
"yah sudah biar ibu yang iris, kamu buatkan ayahmu kopi saja,"
"terima kasih ibuku sayang," ucap Diana sambil mencium pipi ibunya
Diana memang anak yang tomboy tapi juga sangat manja disaat ia bersama orang tuanya dan ia tidak pernah menunjukkan sifat manjanya itu saat bersama teman-temannya.
"ibu kopinya sudah jadi, ayah dimana bu," tanya diana karena ia belum melihat keberadaan ayahnya semenjak ia keluar dari kamarnya
"ayahmu ada dikamar," jawab ibunya
Diana beranjak ke kamar ayahnya dan membawa nampan berisi kopi dan kue.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum ayah,"
"Waalaikumsalam, eh anak ayah tumben kamu yang bawa kopinya, hm ada maunya yahh," ucap ayah diana sedikit bercanda dan ia juga sedikit heran karena ini kali pertamanya diana yang membawakan kopi untuk ayahnya
"iiih kok gitu sihh dian kan mau jadi anak ayah yang paling Ayah sayang dan ini kopinya cobain yah ini buatan diana loh pasti enak lebih dari buatan ibu," Ucap diana manja dan memanyunkan bibirnya sambil meletakkan nampan yang dibawanya diatas meja
"wah, anak ayah udah besar nih udah bisa bikin kopi,"
"iya dong ayah masa dian kecil terus kan ngga mungkin,"
"hem biar ayah coba ya,"
Ayah diana kemudian mencoba kopi buatan putri semata wayangnya itu
"hem, ini enak banget sayang udah ngalahin kopi buatan ibu kamu, kamu belajar buat kopi dimana," tanya ayahnya karena selama ini diana ngga pernah membuat kopi untuk ayahnya
"hah beneran yah ini tuh kopi buatan pertama dian," tanya diana penuh semangat karena mendapat pujian dari ayahnya
"ia ayah serius,"jawab ayahnya dengan senyum sangat tulus untuk putri kesayanganya itu
Allahu akbar allahu akbar
Suaran adzan sudah mulai menggema dimana-mana menyadarkan ayah dan anak itu dan mengakhiri obrolan mereka
"ayah sudah adzan dian kembali ke kamar yah, dan selamat menikmati kopinya," diana beranjak dari tempat duduknya dan mencium pipi sang ayah kemudian keluar langsung menuju kamarnya.
Di dalam kamar diana langsung menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu untuk shalat isya.
Selesai shalat diana marapikan kembali sajadah dan mekenanya kemudian siap-siap untuk makan malam bersama.
Dimenja makan ayah dan ibu diana sudah siap-siap untuk makan, dan tak lama kemudian diana sudah keluar kamarnya.
"ayo kita makan," kata diana setelah duduk di kursi yang ada di samping ibunya
"bu ambilkan dian nasi yah, lauknya telur sama sayur aja," sambil menyodorkan piring yang ada ditangannya ke ibunya
Ibu Dianapun mengambil piring dian dan mengisi sesuai pesanan sang putri sambil berucap,
"ini pesanannya tuan putri,"
Dimeja makan tak ada yang bersuara kecuali suara dentingan sendok karena Amir ayah Diana selalu mengajarkan dan menegaskan kepada anak dan istrinya tidak boleh ada yang bercerita saat makan dan itupun sudah menjadi kebiasaan mareka.
¤¤¤
Di dalam kamar diana duduk termenung di dekat jendela yang merupakan tempat favorite Diana berada di rumah.
Ia memikirkan kata-kata Aksa tadi siang saat Aksa datang ke rumahnya
"Apa sebesar itu cinta Aksa ke Santi?," tanya diana kepada dirinya sendiri
"hah, sudahlah lebih baik aku tidur aja deh ," ucapnya lagi sambil menghela nafas dan beranjak menuju kasur tempat tidurnya.
Tak butuh waktu lama ia pun terlelap dan memasuki alam mimpi..
Jangan lupa coment and vote yah biar bisa cepat up lagi karena author sangat butuh dukungan dari kalian semua
Happy reading
" And Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Gadis Tomboy Berhijab
AcakDiana, gadis remaja berusia 15 tahun. Cewek tomboy yang sekolah di pesantren, teman-temannya juga kebanyakan cowok, punya sih teman cewek tapi nggak banyak. Se tomboy-tomboy gadis ini dia menyukai seorang pria, lebih kakak daripada dirinya, pria itu...