super god gene [2]

chapter 303 : Pembantaian

"Tidak heran tidak satupun dari mereka masuk. Ini adalah misi yang sangat mustahil!" Gambler menggelengkan kepalanya setelah melihat apa yang ada di balik dinding.

"Sialan, anak-anak keparat itu." Dua anggota baru di pasukan khusus Zheng Chi dan Zhou Qingyu tampak ketakutan juga.

"Han Sen, ayo kembali sekarang. Tidak mungkin kita bisa pergi lebih jauh. Kita harus menunggu makhluk-makhluk di dalam keluar, dan saat itu kita bisa membunuh mereka perlahan-lahan. Setelah itu, mungkin kita bisa menemukan kesempatan untuk masuk , "kata Gambler.

"Baiklah. Kalian kembali, aku bisa masuk sendiri," Han Sen memutuskan.

Zheng Chi dan Zhou Qingyu membelalakkan mata mereka dan berkata, "Kapten, itu terlalu berbahaya."

Han Sen tersenyum dan berkata, "Meskipun berbahaya sekarang, ada kesempatan untuk memecahkan telur. Setelah makhluk-makhluk itu bergegas keluar, semua orang akan memiliki kesempatan pada telur itu. Kembalilah ke pintu masuk, aku akan melihat-lihat di dalam, dan jika itu tidak berhasil, saya akan mundur juga. "

"Han Sen, aku harus pergi bersamamu. Itu terlalu berbahaya," Gambler mengertakkan gigi dan berkata.

"Tidak apa-apa. Aku bisa melakukannya sendiri. Ada terlalu banyak makhluk di dalam, dan aku akan lebih efisien sendirian. Aku akan kembali beberapa saat setelah aku memecahkan telur." Han Sen kemudian memanggil armor semut hantu darah suci dan tombak tiga pisau.

Melihat bahwa Han Sen ditentukan, Gambler tidak mengatakan apa-apa. Namun, dia bersikeras menunggu Han Sen di dinding, sehingga akan lebih aman bagi Han Sen untuk kembali.

Han Sen mengangguk dan memotong tongkat Z-baja yang mendukung perisai. Perisai itu segera didorong pergi oleh makhluk ganas itu.

Han Sen melambaikan tombaknya dan memenggal makhluk yang datang padanya, darahnya mengalir seperti sungai.

Han Sen menendang makhluk mati di kepala dan tubuhnya menghalangi makhluk yang mengejarnya, membuat ruang bagi Han Sen untuk memeras dirinya di dalam.

"Apakah Kapten akan baik-baik saja?" Zheng Chi menelan dan bertanya. Ada begitu banyak makhluk yang bahkan dengan perlindungan baju besi darah suci, keselamatan tidak akan dijamin.

"Tenang. Dia orang yang bijaksana dan tidak akan pernah melakukan sesuatu yang dia tidak yakin. Karena dia berani pergi, dia pasti bisa melakukannya." Setelah menghabiskan banyak waktu bersama Han Sen, Gambler paling mengenal Han Sen. Jika Gambler tidak ingin berevolusi dengan poin Geno sucinya, dia akan pergi ke Suaka Dewa kedua sejak lama.

Faktanya, Gambler tidak terlalu percaya pada kata-katanya sendiri. Ada terlalu banyak mahluk canggih yang hanya bisa dilihat oleh lebih dari tiga puluh makhluk mutan dan roh hitam darah suci. Gambler tidak yakin tentang tingkat makhluk yang tidak dikenalinya, jadi mungkin ada lebih banyak makhluk darah suci.

Melihat Han Sen dikepung oleh makhluk-makhluk berdarah suci, Zhou Qingyu berkata dengan suaranya yang bergetar, "Itu terlalu berisiko. Kapten bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam. Tidak ada yang tahu berapa banyak makhluk darah suci di sana."

Saat mereka berbicara, Han Sen sudah menghilang di kelompok makhluk. Anggota timnya hanya bisa mengatakan bahwa kapten mereka masih bertarung dari raungan makhluk-makhluk itu.

"Jangan hanya berdiri di sana. Ada makhluk yang keluar, lawanlah mereka ..." Gambler berseru dan menebas senjatanya pada makhluk yang datang ke jalan.

Situasi berisiko di mata orang lain seperti berjalan-jalan di pantai untuk Han Sen. Ke mana pun dia pergi, darah akan mekar seperti bunga. Satu demi satu makhluk jatuh di bawah tombak tiga bilahnya. Tidak ada yang bisa menyentuhnya selain cipratan darah.

Raja cacing batu emas dipanggil oleh Han Sen, yang sudah sebesar tangki. Membuka mulutnya, cacing itu menelan semua makhluk yang Han Sen bunuh.

Meskipun raja cacing batu emas belum berubah, cangkangnya sangat keras sehingga bahkan makhluk mutan tidak bisa melukainya.

Kecuali mata seukuran kacang, itu tidak memiliki tumit Achilles. Itu hanya bisa terluka ketika makhluk suci-darah melancarkan serangan langsung padanya.

Pada awalnya, Gambler, Zheng Chi dan Zhou Qingyu merasakan tekanan mencoba menghentikan makhluk-makhluk agar tidak datang di jalan setapak, tetapi secara bertahap, mereka menemukan bahwa makhluk-makhluk itu tidak lagi menghampiri mereka.

Ketika mereka melihat ke dalam, mereka melihat seseorang yang berlumuran darah menghabisi sekelompok makhluk, dengan tumpukan-tumpukan tubuh yang tertumpuk di sebelah kakinya.

Sosok seperti iblis itu tercetak dalam pikiran Zheng Chi dan Zhou Qingyu. Mereka tidak akan pernah melupakan apa yang mereka lihat.

Mereka adalah anggota baru pasukan khusus dan belum pernah melihat Han Sen dalam pertempuran. Satu-satunya saat mereka melihat Han Sen menunjukkan kekuatannya adalah dengan bumerang.

Ketika mereka baru saja bergabung dengan pasukan khusus, desas-desus mengatakan bahwa Han Sen menjadi kepala pasukan khusus karena nepotisme. Banyak yang mengatakan dia memiliki hubungan khusus dengan Qin Xuan.

Awalnya, mereka tidak terlalu memikirkan Han Sen, karena sejak mereka datang ke pasukan khusus, mereka jarang melihatnya. Yang Manli adalah orang yang mengurus semua masalah dalam pasukan khusus.

Sampai titik ini, mereka menyadari betapa konyolnya rumor itu. Jika seseorang seperti Han Sen adalah seorang gigolo, mereka berdua akan senang menjadi gigolo juga.

Untuk saat mereka memasuki Tempat Perlindungan Tuhan, mereka belum pernah melihat orang membunuh makhluk seperti ini. Han Sen membantai makhluk-makhluk itu seolah-olah mereka adalah ayam.

Pembantaian itu begitu mendebarkan sehingga bahkan Zheng Chi dan Zhou Qingyu ingin bergabung dengannya dan merasakan panasnya darah di kulit mereka.

Tiba-tiba, mereka melihat binatang keruh darah-suci melemparkan dirinya ke arah Han Sen dari punggungnya. Binatang buas itu tampak seperti persilangan antara singa dan harimau, dengan dua kepala dan tiga ekor, ditutupi baja seperti bulu.

"Kapten ... Tonton ..." Sebelum Zheng Chi dan Zhou Qingyu bisa menyelesaikan kata-kata mereka, mereka tiba-tiba membeku.

Han Sen bergerak secepat listrik. Meraih singa seperti kepala, Han Sen memotongnya dengan tombak tiga pisau. Melemparkannya ke tanah, dia berjalan menuju binatang keruh darah suci dengan hanya satu kepala yang tersisa.

Binatang itu ketakutan, tetapi hampir tidak bisa mempertahankan keseimbangannya dengan satu kepala terpotong.