Yo yo yo! Balik lagi sama S-cchi!~
Dah lah- kita mulai langsung ceritanya ya?~Oh! Jangan lupa Votmment nya~ ku tunggu~
~•~
Last chapter...Lucas Pov
Setelah itu aku melanjutkan pencarianku mencari Tuan Putri yang menyebalkan dan menyusahkan. Oh? Baru saja ku bicarakan dia sudah nongol saja.
Aku pun mendekatinya dan menepuk pundaknya."Hei,Athanasia,ayo pulang,sudah mulai gelap." Ucapku.
"Huh? Maaf,siapa ya?" Tanya Athanasia,wahh... dia masih bisa bercanda rupanya.
"Apa maksudmu huh? Bukan waktunya bercan- eh?" Eh? Siapa dia? Dia bukan Athanasia?
~•~
Lucas PovGadis itu menatapku kebingungan,eh,tapi tatapannya... sinis? Tatapan sinis itu... sepertinya ku kenal? Tapi di mana ya?
Akh! Sudahlah! Nanti saja,yang penting sekarang minta maaf dan pergi mencari Athanasia lagi.
"Ah,maaf,saya salah orang. Maaf telah mengganggu." Ucapku menunduk sedikit meminta maaf.
"Salah... orang?" Gumam gadis itu.
"Iya,begitu lah. Kalau begitu saya permisi." Lalu ku pergi meninggalkan gadis itu yang masih kebingungngan,mencari Athanasia.
Aku melihat Athanasia sedang diam di depan pintu sebuah toko dengan tampang blo'on nya. Hm? Ada apa dengannya? Lalu ku hampiri dia yang masih saja diam tak bergerak.
Saat sudah dekat,ku dapat merasakan auranya. Ya,ini memang Athanasia. Lalu yang tadi,kenapa dia bisa memiliki aura yang mirip dengan Athanasia ya? Seingatku Athanasia tidak pernah mengatakan kalau dia punya saudara. Akhh... sudahlah. Lagipula ada beberapa orang yang punya aura mirip walau gk sedarah,buat apa ku pusingkan?
"Sudah selesai lihat-lihatnya?" Tanya ku sembari memberikan es krim tadi ke hadapannya.
"Sudah. Kau beli ini saat kemari?" Tanya Athanasia mengambil es krim itu.
"Kalau sudah selesai lihat-lihatnya,kita kembali sekarang."
"Oke!" Ucap Athanasia sembari menggenggam tanganku tiba-tiba.
"Hei! Berhenti memegang tanganku seenaknya!" Menepis tangan Athanasia.
"Ah,sepertinya tidak usah pegangan tangan juga bisa teleport ya?" Ucapnya dengan agak... canggung? Ntahlah,ku tak peduli~
"Sudahlah. Sekarang kita pulang." Aku pun menggenggam tangannya dan berteleport ke ke Istana,dan melepaskan genggaman tangannya.
"Selamat datang." Terdengar suara seseorang dari kamar Athanasia... oh? Ternyata boneka yang ku buat.
"Doppelganger!" Seru Athanasia melihat boneka yang ku buat.
"Bicara apa kau? Aku membuat boneka sebelum pergi." Jelasku menatapnya aneh.
"Ini beneran boneka? Di bilang kembaranku pun orang akan percaya." Ucapnya memerhatikan boneka yang ku buat sambil memakan es krimnya.
"Itu karena kemampuanku terlalu hebat. Padahal cuman ku buat seadanya." Sombong dikit gpp kan?
Ah,mengenai kembaran... apa aku harus mengatakannya pada Athanasia? Hm... nanti saja lah? Atau sekarang? Belum pasti juga sih ya? Dah lah...
"Yang benar? Benar-benar mirip denganku?" Tanya nya sembari melihat boneka yang ku buat dengan teliti.
"Tentu saja. Siapa dulu yang buat."
"Apa aku secantik ini?"
"Tentu sa... ah-" Hampir saja kena jebakannya. Ku tatap dia datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WMMAP : Another Story
FantasyAthanasia De Alger Obelia,seorang Putri tunggal dari sebuah kerajaan yang dikenal dengan rajanya yang Kejam. Namun,apa jadinya jika ternyata terdapat putri lain yang telah lama hilang? Putri lainnya yang selamat saat terjadi pembantaian di hari lahi...