Aku hanyalah seorang wanita biasa yang ingin di cintai. Aku hanyalah seorang wanita biasa yang ingin merasakan bagaimana rasanya di beri kasih sayang dan perhatian. Aku hanya ingin di utamakan tanpa adanya orang lain. Tapi tidak diriku, aku tidak pernah dianggap. Apakah saat dia memintaku untuk menjadi pacarnya hanya sebuah lelucon atau hanya untuk mengisi waktu luangnya saja. Entahlah aku bingung aku lelah. Disaat aku akan mundur dia selalu bisa untuk membuatku menggagalkan rencana ku untuk pergi darinya. Tuhan,,, aku harap dia berubah.
~Franda Farelline~
_________________________________________
Seorang lelaki dengan tubuh masih terbalut selimut kini masih tidur dengan nyenyaknya. Entah apa yang ada dipikiran lelaki itu. Tidak peduli jika dia harus terlambat.
Dia membuka matanya, bola mata berwarna abu-abu. Dengan tatapan yang tajam dia layangkan pada alarm di samping tempat tidurnya.
Brakk!!
Kini stik baseball sudah melayang dengan indahnya kearah alarm tersebut hingga membuat alarm tersebut pecah tidak berbentuk lagi.
" Ganggu " suara yang dingin itu kini mulai keluar.
Dengan wajah yang tanpa ekspresi, dingin mengerikan. Tatapan tajam kearahnya yang saat ini sedang berada di hadapan cermin. Rambut yang sangat berantakan.
Smirk...
" Saatnya gue beraksi " ucapnya.
Dengan langkah yang sedikit gontai dia berusaha mencapai kamar mandi yang ada didalam kamarnya. Tidak lama kemudian, selesai mandi dia langsung mengenakan seragam sekolahnya asal, memakai sepatu, dan langsung menyambar tas yang entah terdapat buku didalamnya atau tidak.
" Bi, mama gak pulang? " Tanyanya pada Bi Surti.
" Gak pulang den " jawab Bi Surti.
" Dasar jalang " ucapnya dengan suara pelan.
" Ya udah Bi, Ade berangkat dulu. Jangan lupa kunci pintu, jangan keluar, kalau mau keluar telfon Ade " pintanya.
" Baik den "
•
•
Dialah Adelard Horation, anak tunggal dari keluarga Horation. Sebut saja dia Ade. Entahlah dia sangat suka dipanggil dengan sebutan itu.
Ade mengeluarkan motor sportnya dari dalam rumah. Dinyalakan mesin motor itu dan dilajukannya dengan kecepatan sedang.
Saat ini Ade melajukan motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Karena dia tahu jika 15 menit lagi gerbang akan di tutup. Ade semakin mempercepat laju motornya hingga di sempat akan menabrak seseorang. Tapi untungnya belum sempat tertabrak. Dan tanpa rasa bersalah Ade hanya melihatnya kebelakang untuk mastikan apakah dia baik-baik saja. Dirasa dia baik-baik saja Ade langsung melajukan kembali motornya.
✳️
Dan akhirnya sampailah dia di depan gerbang sekolah. Tepat waktu saat ini menunjukkan pukul 07.00 dan Ade sudah sampai sekolah. Hari ini dia selamat dari hukuman dan ocehan guru-guru yang membuat telinganya panas.
•
•
Dengan berjalan bak seorang model. Ade berjalan dengan tatapan lurus kedepan sambil satu tangan Ade masukkan kedalam kantong dan tangan satunya Ade gunakan untuk untuk menahan tasnya.
Seluruh mata tertuju padanya. Bagaimana tidak, anak tunggal dari keluarga Horation itu sangatlah tampan. Apalagi yang menjadi daya tariknya adalah bola mata berwarna abu-abu itu. Kali ini rambut yang Ade tata sembarang dan baju yang di tekuk lengannya dan hanya setengah dari seragamnya saja yang masuk ke dalam celana itu menampilkan kesan keren bagi peminatnya.
" Kamu tuh ya kebiasaan, coba dong De pakai baju yang rapi yang benar sesuai ketentuan " tegur Bu Erni.
" Ya ini kan sudah sesuai, hari Senin pakai baju abu-abu putih kan " jawab Ade.
" Iya, tapi itu baju coba semua dimasukin jangan setengah doang, itu lengannya coba di benerin " ucap Bu Erni.
" Males ah Bu, lebih nyaman gini " balas Ade dan langsung melenggang meninggalkan Bu Erni.
" Aduhh, Tuhan,,, semoga dia dapat hidayah "
_________________________________________
11 IPA 1
Eitss... Jangan salah, memang Ade adalah berandalnya sekolah. Tapi dia memiliki kemampuan otak di atas rata-rata. Walaupun saat di jelaskan oleh guru Ade jarang menyimak tapi dia paham walau hanya dia dengarkan. Itulah yang menjadi kelebihan yang tertutup oleh tindakannya itu.
" Tumben Lo gak telat bro? " Tanya Satria.
" Gara-gara alarm sialan gue jadi kebangun " jawab Ade.
" Lo udah belajar belom, hari ini ada ulangan? " Tanya Satria.
" Belajar? Males banget gue " jawab Ade.
Ade masih mempertahankan ekspresi dingin dan mengerikannya itu. Ade memasang headset dan tidak ingin mendengarkan bacotan Satria. Sambil mata yang tertutup Ade menikmati lagu yang mengalun di telinganya. Hingga tanpa Ade sadari guru sudah berada di depannya sambil berkacak pinggang.
" ADE " bentak Bu Hasri.
Ade membuka matanya dan langsung melepas headsetnya.
" Lagi ngapain kamu? " tanya Bu Hasri.
" Dengerin musik Bu " jawab Ade.
" Kamu gak tahu kalau ibu sudah masuk. Kamu Taukan kalau saat ibu masuk ada murid ibu yang kayak gini akan ibu hukum " ucap Bu Hasri.
" Di keluarin juga gapapa bu, saya mah bodo amat, gak sekolah ya saya bisa puas tidur dan main " jawab Ade dengan beraninya.
" Kalau mungkin kamu gak pintar pasti sudah dikeluarkan dari sekolah ini dari dulu " ucap Bu Hasri.
" Ohhh, jadi Ade gak di keluarin dari sekolah ini karena Ade mau di jadiin alat gitu. Ternyata guru-guru disini masih membutuhkan otak saya " ucap Ade sambil mengeluarkan smirknya.
" Sudahlah ibu capek ngomong sama kamu, sekarang kamu mau ikuti pelajaran saya atau tidak, jika tidak silahkan keluar " ucap Bu Hasri.
" Bu kalau saya gak mau ngikuti pelajaran gak mungkin saya berangkat sekolah Bu " ucap Ade.
Akhirnya Bu Hasri mengalah, sikap Ade memanglah keras kepala. Dari pada perdebatan makin panjang mending Bu Hasri mengalah dan menyudahi semuanya.
~Done~
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD : CRAZY BOY [ ✓ ]
Short StoryMenceritakan seorang laki-laki yang harus menutupi semua lukanya dengan hal yang kurang baik. Mengubah dirinya menjadi pribadi yang sangat buruk. Ketika keluarganya perlahan hancur. Dan ketik kisah cintanya juga harus hancur secara bersamaan. Mengh...