][ Lagi dan lagi ][

222 16 6
                                    

Pagi ini Ade sudah dibuat kesal oleh seseorang. Ade sudah menduganya. Beberapa kali Ade memberitahunya untuk tidak melakukan itu, tapi tetap saja gadis bodoh itu melakukannya. Dengan perasaan yang marah, Ade membuang bunga dan coklat yang berada di atas mejanya.

" Kenapa sikapnya gak bisa berubah sih " ucap Ade.

Rasanya jika gadis itu ada disini Ade ingin sekali mencekik lehernya. Sudahlah, Ade sangat geram saat ini. Ade kembali duduk di bangkunya setelah tadi membersihkan benda menjijikkan dari orang yang menjijikkan.

" Kenapa Lo buang tuh bunga sama coklat " tanya Virdy.

" Bodo amat gue gak peduli " jawab Ade.

" Tapi kan itu dari pacar Lo " ucap Virdy.

" Gadis bodoh itu " jawab Ade.

" De Ade, kok bisa-bisanya ya Lo sia-sia in cewek secantik dia " ucap Virdy.

" Gue gak peduli, yang penting rencana gue bakal berjalan lancar " balas Ade lalu masang headset di telinganya.

" Udah kali De, kasihan dia " ucap Virdy.

" Ya kalo Lo kasihan temenan aja Lo sama dia " balas Ade.

" Serah, gue mau ke kantin Lo ikut gak? " Tanya Virdy.

" Bolos aja kuy, main kita " ucap Ade.

" Gak, Lo kalo ngajak bolos jangan sama gue " balas Virdy lalu pergi meninggalkan Ade.

" Penakut " ucap Ade.

Bel sudah berbunyi menandakan jam pertama akan segera di mulai. Semua murid sudah menyiapkan diri untuk menerima pelajaran termasuk Franda.

Gadis itu kini tengah duduk sambil menatap ke arah jendela dan tersenyum. Senyuman penuh arti. Franda memikirkan seseorang yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

" Apa dia bakalan suka ya "

" Semoga saja suratnya dibaca "

" Aduh Fran, bego banget sih Lo, harusnya Lo harus berani dong ngomong langsung kenapa harus pakek surat jadul banget "

Saking asiknya Franda melamunkan seseorang, dia hampir saja tidak sadar oleh kedatangan Pak Kris. Untung saja Franda segera sadar oleh teriakan teman-temannya yang mengucap selamat pagi.

" Eh Lo kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri, kesambet ya Lo " tanya Nindi.

" Gapapa " jawab Franda sambil berlagak sok malu-malu.

" Gue takut kalo Lo kayak gini " ucap Nindi yang sedikit menggeser kursinya menjauhi Franda.

Akhirnya bel istirahat berbunyi. Bel yang sangat dinantikan oleh semuanya. Dimana mereka akan memberikan makanan untuk cacing-cacing mereka yang sudah demo sejak tadi.

Franda yang saat ini sudah berdiri di depan pintu kantin bersama dengan Nindi yang masih memesan makanan. Franda mengarahkan pandangannya untuk meneliti setiap sudut kantin. Dia berharap bahwa pangerannya itu ada di sini. Akhirnya setelah beberapa menit, Franda menemukan sosok itu. Orang yang kini sedang duduk bersama teman-temannya sambil menyantap bakso pesanannya. Senyum Franda terukir melihat itu. Franda ingin sekali menyapanya, tapi dia tidak berani.

" Kenapa Lo, kayak gelisah banget " tanya Nindi.

" Nin, gue pengen nyamperin Ade tapi gue takut " jawab Franda.

" Ade itu pacar Lo, sana samperin aja gapapa, gue ada di belakang Lo kok, nanti gue duduk di bangku belakangnya " ucap Nindi.

Akhirnya Franda meng-iyakan ucapan Nindi. Bersama Nindi yang mengekornya di belakang Franda dengan segala keberaniannya menuju ke arah pacarnya itu.

" Hai " sapa Franda. Tidak ada jawaban.

" Boleh duduk disini " tanya Franda.

" Duduk aja, gue tahu Lo mau Deket pacar Lo jadi gue pindah ya " ucap Virdy yang tadi duduk di samping Ade kini pindah di depan Ade.

Franda pun segera duduk di samping Ade. Ade sangat tidak peduli dengan kehadirannya.

" De " panggilnya.

" Hmm " jawab Ade.

" Kamu tadi suka nggak sama bunga + coklatnya " tanya Franda.

" Ck, norak tau nggak, Lo tuh harusnya mikir dong, jangan kayak anak alay gitu malu gue " jawab Ade yang membuat hati Franda sedikit teriris.

" Terus bunga sama coklatnya kamu taro mana? " Tanya Franda lagi.

" Gue buang " jawab Ade.

Setetes air mata mengalir dari matanya. Franda segera mengalihkan pandangannya. Franda berusaha untuk tidak menangis, tapi naasnya Franda semakin menangis.

Brakk

Ade menggebrak meja di kantin hingga membuat Virdy terlonjak kaget. Virdy sudah biasa dengan tindakan Ade seperti itu, makanya Virdy memilih untuk terus menikmati baksonya.

" Lo tahu kan gue paling gak suka anak yang lebay alay. Gue udah bilang sama lo, Lo itu harus berubah, gak bisa dewasa ya Lo ternyata " bentak Ade.

" Ya kalo kamu emang gak suka kenapa gak putusin aku aja De? " Tanya Franda.

" Gue gak bisa putus dari Lo karena gue sayang sama Lo " ucap Ade.

Mendengar penuturan Ade barusan membuat Virdy mengeluarkan smirk liciknya.

" Gue gak bisa jauh dari Lo " lanjut Ade.

Virdy langsing tersedak air mendengar ucapan Ade.

" Bodoh banget sih " batin Ade.

Dengan mata yang dipenuhi air mata, Franda berlari pergi meninggalkan Ade. Nindi mengejar Franda yang berlari entah mau kemana.

Saat Franda dan Nindi sudah tidak lagi kelihatan, Virdy langsung tertawa.

" Kenapa lo? " Tanya Ade.

" Sumpah kata-kata Lo tadi bikin gue ngakak tapi gue tahan sampai ke sedak air gue " jawab Virdy.

" Tapi gimana tadi akting gue " tanya Ade dengan mengeluarkan jurus smirknya.

" Good lah bro " balas Virdy.

Di dalam kelas Franda menangis. Untungnya ada Nindi yang selalu ada di sampingnya untuk menenangkannya.

~Done~

ADELARD : CRAZY BOY [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang