(4) gelang

18 2 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 06.30 aruna dan temannya sedang berada dilapangan basket mencari sesuatu yang hilang.

"duh ar balik aja yuk dikit lagi bel kita lanjutin pas istirahat ajaa" ucap reina.

"tapi gelang guee ilang reii itu helang penting banget" ucap aruna.

"diiit lagi mau bel ar kita balik aja dulu kekelas ya,nanti istirahat kita cari lagi ya?" ucap lexa.

"emm yaudah deh kita balik" ucap aruna dan balik kekelas dan diikuti temannya.

Aruna,reina dan lexa berjalan dilorong menuju kelasnya,namun aruna melamun dan memikirkan terakhir kali ia memakai gelang tersebut.

'Perasaan kemaren gue masih pake deh pas ekskul basket' batin aruna.

dukk..

Aruna menoleh kearah yang menabraknya tadi.

"Elo?!" ucap aruna.

"apa" jawab nathan datar.

"ish bisa gak si lo gausah nyebelin sehari aja" ucap aruna.

"sopan dikit bisa ga si lo" ucap nathan tajam meninggalkan aruna.

'dih sok bgt jd orang' batin aruna kesal dan pergi kekelas.

***
"Ar,kantin yuk" ajak reina.

"duh gak bisa gue mau cari gelang gue" ucap aruna.

"yah yaudah gue kekantin dulu yasama lexa nanti gue nyusul deh kelapangan" ucap reina.

"oke thanks ya rei" ucap aruna dan pergi kelapangan mencari gelangnya.

"duuh mana sih gelangnya" ucap aruna.

"Lo cari ini?" tanya seseorang yang duduk di pinggir lapangan.

"L-lo dapet darimana?" tanya aruna.

bella tersenyum miring,"kyknya nih gelang penting bgt ya buat lo" ucap bella dan menghampiri aruna.

"balikin gelang gue" ucap aruna dan meraihnya namun tangannya dicegah oleh salsa dan alena.

"Ishh lepasin guee!"ucap aruna.

"Lo mau gelang ini kan? ikut gue!" ucap bella dan pergi ke taman belakang.

dukk...

"shh awh"

"gue bilangin ya sama lo aruna,lo itu bukan siapa siapa jadi junior jangan blagu bisa?!" bentak bella.

Aluna diam,bukannya tidak berani dia hanya takut gelangnya akan jadi sasaran untuk dirusak, gelang itu sangat berharga baginya.

"HEH DENGER GAK?!" ucap salsa yang menarik dagu aruna agar melihatnya.

"Ck,balikin gelang gue" ucap aruna yang meraih gelangnya.

"Eittss,gak segampang itu aruna" ucap bella lembut tapi terkesan menyeramkan.

ia melempar gelang aruna kearah pohon beringin dan tersangkut dibatang pohon yang cukup tinggi.

"Dan satu lagi,jangan pernah lo ngedeketin nathan,klo lo sampe ngedeketin nathan abis lo sama gue!!" ucap bella dan pergi meninggalkan aruna.

Aruna menghela napas berat,"kenapa jadi ribet gini sih?!" ucap aruna dan pergi ke pohon beringin yang tak jauh darinya itu.

"Gila! Ini tinggi banget gimana gue manjatnya?!" ucap aruna dan mencoba menaiki pohon tersebut."dikit lagi aruna ayo bisa" ucapnya pada dirinya sendiri.

"E-eehh"

Aruna memejamkan matanya saat ia terjatuh dari pohon beringin tersebut.
'Loh koo gak sakit sih?' Batin aruna.

Aruna membuka matanya dan terlihat wajah nathan disana,hidung mancung,mata tajam,dan mimik muka yang terlihat manis namun terasa dingin jika dilihatnya.

"betah lo gue gendong terus?" ucap nathan datar.

"Hah? E-ehhh sorry sorry" ucap aruna berdiri dan menjauhi dirinya dari nathan.

"ngapain si lo manjat manjat? mau nyamar jadi monyet?" ucap nathan.

"lo nanya apa ngejek sih?" ucap aruna yang benar saja cewek cantik sepertinya dibilang monyet tidak salah dengar?.

"gelang gue kesangkut dibatang pohon" ucap aruna yang membuat nathan mendongak.

"oh" ucap nya dan membalikkan badanya pergi dari aluna.

"What? Udah gitu doang? Ga ada niatan buat bantuin gitu?" ucap aruna tak percaya.

"duh gimana nih ngambilnya masa iya manjat lagi" ucap aruna bingung.

"misih" ucap nathan membawa gagang sapu ijuk.

Aruna yang melihat nathan bingung lalu menggeser tubuhnya membiarkan apa yang dilakukan nathan.

Aruna mengambil gelangnya yang jatuh dengan perasaan senang,"thanks ya kak" ucap aruna kepada nathan yang berdehem dan meninggalkan aruna.

***
"abis darimana lo nat?" tanya reno yang melihat nathan duduk disampingnya.

"taman belakang" ucap nathan datar.

"Ngapain?" tanya barga.

"nolongin orang" ucap nathan dan menghampiri penjual bakso.

barga dan reno yang bingung pun saling menatap dan mengedikkan bahunya.

"Nolongin siapa?" tanya reno saat nathan datang dengan ke2 tangan yang memegang bakso dan es jeruknya.

"Aruna" ucap nathan singkat.

"Ohok ekhh ohok"
"Aruna yang 2 hari lalu berantem sama lo itu?" tanya reno yang tak mendapat balasan dari nathan.

"Kok bisa? Lo suka sama dia?" tanya barga mengintrogasinya.

"emg kalo nolongin orang berarti suka?" ucap nathan.

"Ya enggak tapi klo buat lo iya!" ucap barga yang membuat nathan mengernyit bingung.

"Lo ga biasanya kyk gini nathan,biasanya tuh lo ga pernah epduliin cewek!" ucap barga kesal.

"Bacot lo gue mau makan" ucap nathan dan memakan makanannya.

***

"Reina!" panggil bu idam selaku guru ipsnya tersebut.

"kenapa bu?" tanya reina.

"Kamu bisa tolong ibu ga tolong bawain buku paket IPS kelas XII IPS 3" pinta bu idam.

"bisa kok bu" ucap reina dan mengambil buku buku tersebut.

"gak dibagi 2 aja rei? biar ga keberatan" ucap bu idam.

"Gak usah bu langsung aja ga terlalu berat kok bu" ucap reina dan membawa bukunya menuju kelas XII IPS 3.

Reina melewati lorong kelas XII yang sepi karena sudah waktu pelajaran tiba.

Bruukk..

"awh"

"Emm so-sorry kak gue gak sengaja" ucap reina memmungut buju tersebut tanpa melihat siapa yang ditabraknya.

Cowok tersebut membantu reina mengumpulkan bukunya."thanks ya kak sorry gue nabrak lo,gak sengaja" ucap reina.

"Lo... temennya aruna yang waktu itu kan?" tanya cowok tersebut.

"I-iya kak"

"gue reno temennya nathan" ucap reno memperkenalkan dirinya yang sudah diketahui reina bagaimana tidak? Cowok mostwainted disekolahnya ini sekaligus anggota osis yang menjadi kakak osis nya dulu.

"gue reina" ucap reina tersenyum.

"gue bantuin ya,kekelas mana?" tanya reno.

"ke XII IPS 3 kak" ucap reina.

"Oohh kelas gue itu" ucap reno dan berjalan mendahului reina.

***

jangan lupa vote komen 🤩

ARUNATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang