Kekasih Idaman | Bab 9

421 69 2
                                    

Dua hari nggak update, maafkan aku:( kayaknya TPS-KI bakal dua hari sekali update mengingat tugas di dunia nyataku makin numpuk:( mangkannya jangan lupa tambahkan TPS-KI ke reading list kalian ya, supaya tau terus updatenya:) makasih

Bantu aku cari typo:)

***

Prilly Theresya Sihasale

Dihari senin aku masih pakai baju lamaku. Baju bekas SMP yang Ibu sulap menjadi seragam SMA lengkap dengan atribut yang diharuskan dalam sekolahku. Mas Ibnu masih belum bisa mengantarku beli baju baru karena kemarin aku meniti rasa bersama Nichol.

Ah, iya. Aku lupa belum mengucapkan selamat pagi padanya.

Aku mengeluarkan ponselku segera lalu mengetik sepenggal kalimat yang tanpa babibu kukirimkan pada Nichol. Ceklis dua. Ceklis dua biru. Mengetik. Percaya atau nggak, hatiku serentak berbunga karena Nichol pasti sedang membuka forum chat kami. Buktinya balasan dari dia langsung masuk dalam ponselku dalam kurun waktu kurang dari satu menit.

Nichol Ajah :

Selamat Pagi, Viyow

Perutku merasa tergelitik. Viyow? Lucu. Katanya cocok sama aku yang suka kucing. Nama kesayangan itu baru saja terbit perdana tadi malam, itupun karena nggak sengaja aku bilang ke dia kalau aku suka kucing. Kalau Ayah mengizinkan aku ingin sekali memeliharanya. Tapi kasihan juga, aku bercerita kalau Mas Ibnu, Masku yang tampan itu alergi bulu kucing. Jadi harapanku pupus sebelum terlaksana.

Tanpa sadar dia langsung memanggilku Viyow dalam pembicaraan kami tadi malam.

Prilly Theresya :

Haha. Apasih, Chol. Gue geli tau dengarnya.

Nichol Ajah :

Nggak boleh geli. Sekarang harus terbiasa. Tunggu panggilan sayang itu jadi viral.

Nanti banyak endorse yang datang.

Punya banyak uang kita ngedate dicafe bintang banyak.

😋😋😋

Aku nggak sanggup tertawa sendiri. Tanpa sadar aku menarik kemeja fanel yang dipakai Mas Ibnu hari ini. Dia sedang duduk disebelahku di depan meja makan untuk sarapan sebelum berangkat kekampusnya.

"Apaan sih, De?!" suaranya terdengar sewot. Tapi aku abai, karena lagi berbunga-bunga sama chat dari Nichol. "Melar baju Mas nanti." dia memprotes selanjutnya.

Tanganku berhenti menarik baju Mas Ibnu. Malah menunjukan chat dari Nichol padanya.

"Lihat ini, Mas." aku mengarahkan layar ponselku pada Mas Ibnu. Alis masku langsung bertaut membaca pesan dari Nichol yang aku namai *Nichol ajah*. Oh lupa. Dia yang menamai kontaknya sendiri bukan aku.

"Lucu kan?" aku terkekeh sambil menunjuk pesan yang terakhir pada Mas Ibnu.

Nichol Ajah :

Prill, jangan dandan cantik-cantik ya

Nanti mendung

Matahari malu. Karena sinarnya kalah terang sama wajah kamu

😍😍😍

"Lucu kan, Mas?" tanyaku sekali lagi. Tapi Mas Ibnu malah merebut ponselku lalu membaca pesanku dengan Nichol semalam.

"Kamu pacaran?" alisnya menyudut tajam.

Tiga Sudut Pandang : Kekasih IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang