11

216 24 6
                                    














Hari ini- setelah tiga minggu berada di rumah sakit, Zeyu akhirnya keluar dengan raut wajah yang kelewat senang. Bahkan kadang melompat-lompat kecil saat bunda masih mengatur barangnya, meski sudah di ingati berkali-kali agar tidak cepat lelah walau hanya sekedar melompat.



Ayahnya terkikik geli, melihat putra satu-satunya begitu senang. Lagi pula, berada di tempat yang sama terus menerus setiap harinya terasa membosankan, ia senang karena akhirnya bisa melihat pemandangan luar lagi. Maksudnya, pemandangan luar selain sekitar rumah sakit.




“Zeyu..” Wendy memanggilnya dengan lembut, membuat yang sedang melompat kecil itu berhenti, memperhatikan bundanya. “... kamu tunggu di bawah saja ya, bunda dan ayah akan menemui dokter dulu”


Tanpa banyak bicara, ia mengangguk. Mengangkat tangannya dan menegakkan tubuh lalu berucap, “Laksanakan!” dan keluar dari ruangan.




























※Regret※




















“Makanya, bawa motor jangan ngebut.. akhirnya jadi begini, siapa yang susah coba? Kau sendiri kan akhirnya”



Pemilik suara dari seberang telepon sana terus mengoceh, mengulang kata motor dan luka. Membuat pemuda yang sedari tadi mendengarkan hanya menghela napas bosan. Ibu ku juga bukan, begitu pikirnya.

Merasa orang yang mengoceh itu terdiam sejenak, ia mulai membuka suara “Huh? Apa? Eh- tunggu halo? Suaramu tidak kedengaran, aku matikan ya. Nanti hubungi lagi.”


Panggilan dia akhiri, menghela napas lega karena terbebas dari ceramah 1001 kalimat milik temannya. Ia kembali berjalan menuju parkiran yang menjadi tujuan utamanya. Langkahnya harus terhenti, ketika melihat seseorang tengah menunduk mencari sesuatu tidak jauh di depannya. Dia mendekat, menepuk bahu pemuda yang lebih kecil darinya.



“Cari apa dik?” Kebetulan, pemuda di depannya ini lebih pendek. Jadi, ia berpikir orang ini lebih muda darinya.

Yang di tanya menoleh, menjawab “Lagi cari, ka-- eh? Jingmi?”

Pemuda dengan perban di kepala dan plester itu mengerjap, sedikit terkejut “Lho? Lho? Ze--yu? Kenapa di sini?”





Kemudian terjadi keheningan di antara mereka.
































※Regret※













Z

ihao masuk tanpa mengetuk pintu, berjalan ke arah ruang tengah dan melempar plastik belanjaannya pada Enshuo -- sepupu Dianjia -- yang sedang tertawa hingga mengeluarkan air mata. Dia yang sedari tadi memasang wajah serius ikut tertawa ketika melihat pemandangan di depannya.



Rumah Dianjia begitu ramai karena suara tawa mereka dan pukulan pada meja yang di sebabkan oleh Sena karena terus tertawa. Wajah Dianjia, Hanyu, dan Jaera penuh dengan coretan. Seperti badut, itu kata yang terlintas pada Mingrui yang saat ini sedang gulingan di lantai sambil memegang perutnya.




Pfft- a-apa itu? Siapa yang melakukannya?” Zihao menutup mulutnya, pipinya sakit karena tertawa.

Shuyang dan Minghao mengangkat tangan sebagai jawaban, masih tertawa terbahak-bahak melihat hasil karya keduanya. Entah permainan macam apa yang mereka mainkan ketika Zihao pergi membeli beberapa minuman dan snack.



“Diam atau kalian akan menjadi pajangan di lemari kaca rumahku.” Jaera mengancam, membuat tawa Shuyang dan Minghao berhenti. Di susul tawa penuh ejekan oleh Mingrui dan Saena.



Zihao yang tawanya sudah mereda itu meraup udara sebanyak-banyaknya. Capek tertawa dan perut serta pipinya sakit. Mengingat sesuatu, Zihao membuka mulutnya “Mingrui, di mana ponselmu?” yang di tanya memiringkan kepala bingung tapi tetap menjawab. “Itu, baterainya habis. Kenapa memang?”


Zihao mengambil ponselnya, membuka room chat miliknya dengan Zeyu. Sembari tersenyum, ia berseru riang “Zeyu hari ini keluar dari rumah sakit!”






























※Regret※





Tbc...

Maap lama up
Lagi persiapan ujian
udah kelas akhir sih:'

buat yang tugasnya belum
selesai, semangat kerjanya ya!
Semoga nilainya bisa lebih bagus
dari semester kemarin

Dadah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Regret [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang