Episode 1

141 12 19
                                    

Brrttt ... brrtttt ... brttt

Bught! (suara memukul Alarm)

"Alarm menyebalkan!" Batinnya dan kembali tidur

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki kecil menuju kamar, dan mengetuk pintu tua berwarna coklat sembari berteriak kecil.

"Tok ... toktoktoktok ... tok ... tok..." ketukan yang bernada.

"Ko ... Riko ... bangun Ko nanti terlambat!"

"Iya buk, Riko bangun," jawabnya dengan mata masih terpejam, tangan memeluk guling, dan badan masih tertutup rapat oleh selimut.

Bocah ini bernama Dyananta Riko biasa di panggil Riko taupun koko, bersekolah di SMA Harapan Bangsa, ia memiliki cita-cita yang tinggi sampai-sampai dia belum bisa menggapainya, berambisi, percaya diri, dan memiliki potensi yang cukup mumpuni.

Tapi sayang, dia memiliki sebuah penyakit yang ia derita sejak duduk dikelas Satu SMP dan saat ini belum bisa ia obati yaitu "MALAS" mungkin penyakit ini banyak diderita oleh sebagian Makhluk Bumi.

Tak lama kamudian, Riko turun melewati tangga dgn seragam putih abu-abu plus dasi menghiasi tubuhnya yang tegap, rambut yang berantakan menjadi ciri khasnya, hidung yang tidak terlalu mancung dan tidak terlalu tumpul, ditambah lagi lesung pipit ketika ia tersenyum, yang menambahkan Nuansa Kebahagiaan bagi orang yang melihat dia tersenyum.

Riko berjalan menuju Ibu yang sedang bergelut dgn peralatan dapur.

"Buk ... Riko berangkat sekarang." ucapnya sembari mencium tangan ibunda tercinta.

Riko langsung keluar dari rumah dan menutup pintu dgn keras, ia langsung menemui sahabat karib yang menunggu dirinya sejak pagi tadi.

"Jebreet!!"

"Woi begok! Ini telat oon!" celetuk Rendi kesal karena lama menunggu.

Biadab satu ini namanya Rendi Setiawan, humoris dan tampan bak pangeran kerajaan, agak emosian, dan pembela keadilan bagi kaum perempuan, wajar saja jika banyak wanita menyukainya.

"Berisik!!" Riko jengkel

"kebiasaan ni spesies." saut bintang sembari memperbaiki kaca mata.

Nah kalo yang ini Bintang Laksana, sama seperti namanya dia seorang Bintang disekolah. Pintar nan cerdas itu ciri-khasnya, peringkat 3 besar tidak pernah lepas dari genggaman tangan bintang, tampan dan berwibawa, lumayan untuk seorang kutu buku, tak banyak gadis yang mendekatinya, cinta tragisnya kandas diperpustakaan.

Datang seseorang dari belakang merangkul rendi dan Riko dengan perasaan bahagia.

"Sudah-sudah jangan bertengkar, kita kan sahabat." ujar Aka sambil bercanda

Nah kalo yang ini Aka Ramadhan, Rambut dengan poninya yang lucu menyentuh alis, Sebagai teman dia orang yang cukup asik, dan tak banyak gadis yang mendekatinya karna agak sedikit aneh.

"BO-DO-A-MAT!!" Riko dan Rendi menjawab bersamaan ke arah Aka dgn wajah datar

"Buruan kesekolah, udah lama ngak ketemuan," Dgn wajah bahagia Riko mulai berjalan.

"Woi bogeng!, ketemuan sama siapa?" tanya rendi penasaran sembari melihat ke arah bintang dan Aka tapi Mereka berdua hanya menaikan bahunya mengisyaratkan tidak tahu.

"Huahaha...dasar kutil onta, kita lagi di tungguin seseorang. Ayo jalan!" cetus Riko yang membuat ketiga temanya bingung bin penasaran.

Di gerbang sekolah telah berdiri seorang Guru berkaca mata, cantik berseri-seri, namanya Ibu Sinta, seorang Guru BK, tetapi sisi negatif-nya ia galak dan seram membuat para murid takut untuk bermasalah dgn Guru BK. Tapi berbeda dgn riko dan Rendi mereka malah senang membuat onar demi mendapatkan perhatian lebih dari Guru cantik ini.

Tinggal beberapa langkah lagi menuju gerbang sekolah, mereka telah disambut hangat oleh Guru kesayangan.

"Noh ... Liat, bidadari ngajak ketemuan." ungkap Riko sambil tersenyum.

"Berang-berang makan ketupat, BERANGKAT!!" seru Rendi bersemangat.

"Emang gak ada Otak ni orang." ucap Aka sembari menggelengkan kepala ke kiri, ke kanan, atas, bawah.

Tanpa basa-basi bu Shinta langsung menyuruh mereka keruangnya.

"Langsung keruangan Ibuk!, SE-KA-RANG!!" serunya dengan sedikit membentak.

"Tap-," belum selsai Bintang berbicara, Bu Shinta menyalip ucapanya.

"Ngak ada tapi-tapian, pergi sekarang juga!!" ujarnya.

"Iyaaaa ... bukkk ..." jawab mereka kompak bak teletubis.

Saat diperjalanan, melewati koridor kelas, Rendi dan Riko melihat ke arah kelasnya seperti melihat sesuatu.

Ternyata ada seorang Gadis cantik berambut hitam panjang sebahu berkilau bak iklan shampo, memakai Tas berwarna hijau dan pink berpadu menjadi satu, terdapat pita merah dikepalanya disebelah kiri, begigi gingsul, ditambah lagi senyumnya yang manis membuat Penasaran. Siapakah dia?, ini membuat hati Rendi dan Riko bertanya-tanya.

"Ko ... Riko lu liat cewe tadi ngak?" ucap Rendi sambil menyenggol bahu temanya yang pura-pura tidak tahu.

"Ngak!, ngak liat, gua tutup usia!" serunya dengan nada tinggi.

Seakan-akan tak perduli tapi hatinya penuh dengan tanya tanda dan tanda seru.

"Giliran ada cewe bening dikit nyambar, pas pelajaran MTK malah ambyar, huu ... dasar kuaci rebus." Ucap Aka

"Itu kan beda kunyuk, kalo guru MTK-nya bening ya pasti gue paham, wkwkwk ...," balasnya dengan sumringah.

"Guru Yang COCOK BUAT LU CUMA AIR!!!" saut Bintang dari belakang kesal

"Bahasa lu terlalu tinggi tang, dia mana ngerti."

"Sewot amat, Selagi lahan gandum belom ditumpahin coklat dan menjad semangkuk cococrunt, Gua si Bo-Do-A-Mat" ujar Rendi.

Setibanya di depan ruang BK, terlihat jelas warna hijau dan biru menghiasi dinding Ruangan, terdapat banyak tempelan-tempelan peraturan sekolah, yang membuat mereka mual dan sakit kepala disaat memasuki ruangan.

Mereka duduk rapi dengan kepala menunduk menghadap lantai saat itu-pun Bu Shinta melemparkan ocehan-ocehan yang membuat mereka terdiam.

"Kalian ini terlambat tros!, tau ngak Ibuk tuh udah bosen ngehukum MAKHLUK ANEH kayak kalian ini!!!
dihukum bukanya jera malah kesenengan, Rendi!, pasti ini semua gara- gara kamu, kamu kan yang ngajakin mereka bertiga buat datang telat, soalnya kamu ini adalah dalang dari setiap permasalahan!"

"gue juga yang kenak, nasib-nasib punya temen luknut" batinya dengan wajah datar

"Pffttt..." Bintang, Aka, dan Riko menahan tawa akibat tuduhan yang salah dari bu Shinta.

"Yaudah kalo kamu ngak mau jawab!, sekarang kalian kembali ke kelas masing-masing! Ibu males Ngehukum kalian," ucapnya dengan menunjuk ke arah pintu

"Kok ngak dihukum? Ini ngak adil, sumpah!" saut Rendi dengan menadahkan tangan.

"Ibu hari ini Mager buat ngehukum kalian, jadi kalian langsung aja kekelas masing-masing," menunjuk ke arah pintu.

"Tap-,"

"Ngak ada tapi tapian"

"Iyaaa ... bukkk ..." kompak nan berirama merka langsung melangkahkan kaki keluar ruangan

"Berisik amat lu Ren!" saut Riko

Diperjalanan menuju kelas, mereka misahkan diri di persimpangan koridor. Riko dan Rendi menuju Kelas XI MIPA 1.
Sedangkan Bintang dan Aka menuju Kelas XI BAHASA 1.

"Sampe ketemu di kantin!!" pekik Aka di koridor

"Oke!" saut Rendi bersebrangan


Maaf kan author jika banyak kekurangan karna author
Masih pemula wkwkwk

Jangan lupa follow, vote dan pesan kesan alias komentar

Follow ig :@idrismz_

Terimakasih

Tak TerlintasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang