Kalau saja aku lebih cepat menyadari perasaanku, akankah kita bersama sekarang? - Gavin Alvaro.
Flashback mode on
"Kak, jangan pergi dong, ntar Risa main sama siapa" matanya yang berbinar sekarang mulai mengeluarkan cairan bening.
"Cengeng banget lo bocah" Risa tak habis pikir, mengapa Devan selalu menggangunya.
"kakk? Ntar kalo Risa ke Dokter ditemenin siapaa?" kali ini Risa mengeluarkan alibi agar Gavin tetap berada di sampingnya.
"Risa gamau ke dokter kalo ga ditememin kakak" kali ini Risa mengeluarkan sedikit ancaman. Gavin tersenyum, lalu memeluk Risa.
Risa merasakan hal yang belum pernah ia rasakan. Ada rasa menyengat saat Gavin memeluknya, perutnya juga seperti ingin mengeluarkan sesuatu. Risa tahu perasaan apa ini, menurut novel yang ia baca, dia sedang mengalami jatuh cinta. Benarkah itu?
"Kak Gavin.." Risa memanggil Gavin dengan suara lirih, Gavin menatap Risa sambil tersenyum, "kaka pergi ya" pamitnya.
"KAKA MAU GA JADI PACAR RISA!?" Teriak Risa. Gavin, Devan, serta supir yang mengantar mereka membulatkan mata karena kaget mendengar penuturan Risa itu.
"Ris, Lo serius?" Tanya Devan sangat-sangat tidak percaya. Bahkan Devan mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha memahami perkataan Risa barusan.
"Maaf Ris, gue pergi dulu" Ucap Gavin dengan lempeng. Gavin berlari meninggalkan mereka semua, karena pesawat yang akan dia tumpangi akan segera berangkat.
***
"Ris, apa perasaan lo masih sama?"
Risa langsung membelalakkan matanya. "Gue mau ngebales perasaan lo" lanjut Gavin. Risa benar-benar terkejut dibuatnya. Risa benar-benar tidak ingat pernah menyukai gurunya itu, dan ini terjadi dengan sangat tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja terakhir (ON GOING)
Teen Fiction"Senja yang kau rindu, kini hanya bisa kunikmati seorang diri" • Mungkin wajar dengan perasaan seperti ini aku berbeda dengan yang lainnya. Aku takut merasa sendiri dan aku takut jika tidak bisa mengingat hal yang seharusnya tidak aku lupakan.