Masih Sama

36 1 0
                                    

Pagi ini seperti biasa, Mia memulai aktivitasnya dengan membantu memasak di dapur asrama sebelum berangkat mengajar.

"Hmmm...Bibi mau masak apa untuk sarapan anak-anak?". Tanyanya pada Bi Sumi penanggung jawab dapur.

" Kalau sarapan mau masak yang simple saja Bu, nasi goreng sama krupuk".

"Huft.. Bi, kan saya sudah bilang jangan panggil saya Bu. Kelihatannya saya tua gitu."

"Ya gapapa, anak-anak manggilnya kan juga gitu. Sudah kebiasaan."

"Yasudah, saya bantu masak ya."

Tepat pukul 06.30 masakan selesai. Anak-anak mulai berdatangan ke dapur untuk memulai makan sebelum berangkat sekolah.

Berbeda dengan para siswanya yang sarapan. Mia justru baru saja akan mandi dan siap-siap. Karena ini hari Senin dan pastinya upacara, Mia harus berangkat sebelum setengah 8. Karena tugasnya sebagai Tata Usaha Yayasan juga mengharuskannya standby di kantor sebelum guru piket datang. Tentu saja ia dibantu dengan Tata Usaha Sekolah.

Tett

Setelah bel berbunyi Mia bergegas ke kantor. Untung saja masih satu lingkungan dengan asrama yang ia tempati.

"Selamat Pagi Mia." Sapa Pak Arya selaku guru piket hari Senin sekaligus wali kelas 7.

"Eh.. Pak Arya. Bikin kaget saja. Iya selamat pagi pak." Sapa Mia sambil menunjukkan senyum termanisnya pagi ini.

"Tolong bantu saya mengarahkan anak-anak ya Mia. Biasanya banyak yang ngumpet kalau upacara."

"Ehm.. Iy iyya Pak. Tumben tidak dengan Pak San." Duhh mati gugup aku. Hati Mia bergemuruh.

"Oh..itu Pak San bantu Bu Fida menyiapkan yang akan upacara. Kenapa? Kamu keberatan?."

"Tidak..tidak mana mungkin saya keberatan hehehe."

Hufft...semoga bisa ngendalikan jantungku ini.. Ya Allah deg-degan banget. Duhh rusuh banget ini detak jantung. Kalau jatuh ke ginjal kan gak kiyowo.

Sebenarnya Mia sudah lama menaruh hati pada guru muda itu. Siapa lagi kalau bukan oknum bernama Arya Saputra. Guru tampan yang usianya terpaut 7 tahun dari Mia itu sudah berhasil memporak-porandakan hati Mia.

Selama ini ia belum bisa move on dari mantannya di SMA. Mia dan mantannya pacaran cukup lama 2,5 tahun dan putus saat lulus SMA karena mantannya ketahuan chat mesra dengan cewek lain.

Dan sekarang ada Pak Arya yang mulai mengisi hatinya. Mia sangat pandai menyimpan perasannya itu. Namun ada 1 orang yang tahu perihal perasaannya. Yang tak lain Tata Usaha Sekolah. Karena usianya hanya terpaut 4 tahun dengan Mia, maka Mia selalu curhat padanya. Sebut saya Bu Nima.

Skip setelah upacara

"Mi..Mia gimana kabar mantanmu itu." Tanya Bu Nima dari bangkunya yang ada di seberang Mia.

"Ssssttt...jangan keras-keras mbak. Nanti kedengaran guru lain."
Mia memang memanggil Bu Nima dengan sebutan Mbak jika sedang berdua.

"Kedengaran guru lain atau kedengaran akhimu itu." Goda Bu Nima. FYI yang dimaksud akhi adalah Pak Arya, Mia biasa menyebutnya dengan sebutan akhi.

"Mbaaakkkk.....please."

"Hahaha iya iya. Mbak tanya kan karena semalam kamu WA katanya mantan kamu tiba-tiba chat kamu. Jadi mbak kepo..hehehe".

"Iya tenang nanti di ceritain tapi jangan sampai kedengaran akh-". Omongan Mia terpotong karena sautan Pak Arya.

"Kedengaran siapa Mia." Saut Pak Arya.

Astaghfirullah...nyebut semoga doi gak denger.

"Enggak pak, bukan siapa-siapa. Ada yang bisa dibantu, tumben bapak ke ruang Tata Usaha."

"Oh.. Ini saya mau minta tolong printkan data siswa saya ya, soalnya printer di ruang guru masih eror."

"Siap pak. Bapak tunggu dulu ya."

Skip istirahat

Di kantor tersisa Mia dan Bu Nima. Dan sepertinya Bu Nima sudah tidak sabar mendengar curhatan Mia.

"Jadi gimana?" Tanya Bu Nima sambil menaik turunkan alisnya.

"Ya gitu mbak."

"Ishhh..gitu gimana."

"Ya pokoknya gitu. Gimana ya."

"Huffttt...ya gitu itu yang gimana Mia. Gemes deh, kalau cerita mbok ya yang jelas. Jangan kode-kodean capek. Ini bukan lagi pramuka."

"Iya iya. Gak sabar banget si mbak." Ujar Mia sambil cemberut.

"Hehehe, iya deh maaf. Jadi gimana?"

"Dia tiba-tiba chat aku mbak, tanya kabar dan sebagainya. Tapi sebenarnya yang bermasalah hatiku. Padahalkan aku sudah move on ke akhi, tapi setiap di chat dia hatiku auto nyut-nyutan. Dan sepertinya masih sama." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Apanya yang sama Mi."

"Perasaanku-"







Tbc

Impian Seorang Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang