chapter 10

847 53 1
                                    

"DIMANA SAKURA!" Sasuke bicara keras, ia bersiap memukul huin kapan saja pria itu bicara.

"Ayahku membawanya" Dan setelah huin mengatakan hal itu sasuke benar-benar melayangkan tinjunya, nafasnya naik turun mengikuti emosinya yang tidak terkendali.

"Kau membiarkan bajingan gila itu membawa istriku pergi? Kau pikir kau siapa hah!" Sasuke kembali membentak, ia tak segan-segan kembali memukul rahang huin yang sama sekali tak melawan meskipun merasa kesakitan.

"Jika kau membenci keluarga istriku setidaknya kau tidak perlu membenci sakura, karna dia pun membenci keluarganya!" Sasuke kembali meninggikan nada ucapannya, huin yang mendengarnya terdiam tak mengerti.

"Kenapa istrimu harus membenci keluarganya? Dia mendapatkan semuanya. Dia diakui oleh ayahnya, dia pun memiliki kasih sayang ibunya dan dia memiliki banyak cinta dari teman-temannya dan juga kau. Jadi apa yang perlu dia benci dari hidupnya?" Mendengar ucapan huin yang tidak mengetahui apapun Sasuke berdecih meremehkan.

Walau ia ingin sangat marah pada huin ia tetap tidak bisa marah sepenuhnya, pada titik kehidupan sakura yang saat itu benar-benar hancur huin masihlah menjadi remaja labil yang bersedih karna harus menerima pahitnya hidup tanpa memiliki seorang ayah yang menyemangatinya.

Kehancuran hidup sakura tak huin ketahui mungkin karna selama ini dia terlalu berkerja keras, ia terlalu memperhatikan ibunya yang bekerja keras untuk hidup huin dan hidup ibunya sendiri.

Walau berpenyakitan ibu huin tetap berjuang sekuat tenaga membesarkannya, lagipula sejak kecil ia tidak pernah menonton televisi.

Keluarganya yang hidup serba kekurangan dulu membuat ia jadi sedikit tidak tau dengan berita apapun, mungkin itu alasan mengapa huin masih tetap membenci keluarga haruno yang menurutnya telah membuat ayahnya berubah dan gila akan harta sehingga tega meninggalkan keluarganya yang butuh perhatiannya.

"Bocah bodoh mana yang tidak tau berita keluarga haruno sedangkan ayahnya bekerja dan di penjara karena membunuh ayah istriku? Kau tidak sebodoh itu bukan? Buktinya kau bisa menjadi aparat kepolisian diusia semuda ini" Sasuke menyindir tajam, ia hanya ingin menegaskan pada huin kalau tindakannya itu salah benar-benar salah.

"Ayahku memang membunuh ayah istrimu, itu semua karna dia menginginkan uang dan jabatan dia-"

"Sekarang ku tanya menggapa kau membantu kakashi untuk melakukan kejahatan ini? Kau membencinya bukan? Kau ingin ibumu lepas dari pria bajingan itu bukan? Lalu hanya karena kau membenci keluarga istriku kau jadi membantu dia melakukan kejahatan?" Sasuke bicara panjang lebar, ia masih tak Terima sakura pergi begitu saja disaat ia tak sadarkan diri.

"Kau pikir aku mau sukarela membantunya? Tentu saja tidak, aku memerlukan uang untuk operasi ibuku yang biayanya tidaklah murah. Gajiku selama 5 bulan pun tidak cukup" Huin bicara kesal, dirinya sudah merasa bersalah sekarang.

Tapi sasuke yang tidak berhenti menuduhnya seakan-akan dirinya lebih ingin membantu ayahnya membuat dirinya sendiri mual, ia tak ingin membantu ayah bajingannya tentu saja.

Tapi kenyataan bahwa dirinya lebih lemah dari pada ayahnya membuat ia harus menelan kembali kata-katanya,ia menyerah dengan semua sikap licik yang ayahnya miliki.

Ia masih tidak bisa melakukan apapun kepada ayahnya yang sangat ia benci, walaupun ia membenci ayahnya ia terpaksa harus berpihak pada ayahnya karna dirinya lemah.

Hanya dengan satu ancaman dirinya sudah tidak berkutik dan menjadi boneka yang dikendalikan ayahnya, sebenarnya dirinya tak ingin tapi semuanya harus ia lakukan.

                                 ❤

"Kau masih mengingat ayahmu bukan? Anakku yang kubuang?"huin tersentak terkejut ketika ia pulang, seseorang sudah menunggunya didalam rumah.

Trauma 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang