● i will never leave you again...

4.6K 359 27
                                    

.
warning  : terdapat kata -kata kasar , juga perbuatan keji yang tak patut di contoh , untuk itu saia mohon maaf dan don't try this at anywhere , ok . Ini hanya sebuah cerita fiksi buah pikiran saia . Jika ingin menghujat , monggo , saia terima 😁tapi jan kasar -kasar , saia masih bayik 😊

 Jika ingin menghujat , monggo , saia terima 😁tapi jan kasar -kasar , saia masih bayik 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cast    : - Lee Jeno
              - Huang Renjun

Original story  by ddsr07

Continued story from "piring pecah" ...

Jeno tak bisa memejamkan matanya barang sekejap , setelah kejutan di hari ulang tahun Renjun , sang kekasihnya tadi . Dia sama sekali tak menyangka kalo bakal begini jadinya . Dia akan menjadi ayah . Mimpi apa Jeno kemarin . Ini merupakan kejutan yang luar biasa baginya , luar biasa bingung . Harus sedih atau harus senang .

Pasalnya dia masih kuliah , Renjun juga , dan tak mungkin dia mengatakan semua ini kepada kedua ortunya di kampung , bisa di kebiri dia . Jeno bisa membayangkan betapa marahnya sang papinya , Jung Jaehyun , pasti Jeno bakalan di gantung . Belum lagi ortunya Renjun , Jeno pasti bakalan di cekek sama bokapnya Renjun .

Di lain pihak , Jeno sangat mencintai Renjun . Dia tak mau kehilangan Renjun . Salahkan dia yang tak dapat menahan nafsunya jika berduaan bersama Renjun , yang sexy , yang imut nan manis . Salahkan juga waktu dan tempat yang selalu mendukungnya untuk berbuat . Entah di kamar kost nya atau di kamar kost Renjun . Haha ...lucu sekali , seharusnya Jeno menyalahkan dirinya sendiri yang kelebihan hormon .

Jeno mengusak kasar rambutnya , frustasi . Dia lalu melirik namja mungil yang sedang tertidur lelap di sisihnya , Renjun . Tidur dengan wajah damai nan mempesona , walau sedikit mendengkur , mampu  membuat Jeno menggigit bibir bawahnya sendiri . Nah ...mulai lagi kan . Tidak , tidak , Jeno berusaha mengusir hasratnya . Dia geleng -gelengkan palanya beberapa kali.

Pandangan Jeno lalu tertuju pada perut Renjun , di dalam sana , ada calon bayinya , yang tujuh bulan lagi bakalan lahir ke dunia . Waduuh ...Jeno belum siap . Pikiran Jeno pun kalut . Bagaimana jika dia menyuruh Renjun untuk ~piiip~ si bayi ? Haah ...tidak , tidaak itu hanya akan menambah dosa baginya , juga Renjun . Pikiran bejad darimana ini ? Pasti ada saiton irojim di sekitar sini . Hush ...hush pergi sana kau saiton. Jeno menjambak rambutnya , semakin frustasi .

Jeno duduk di tepian ranjang , menghela nafas kasar , melirik jam , sudah menunjukkan pukul 2 dini hari . Jeno menggigiti ujung -ujung kukunya , berusaha berpikir , mencari jalan keluar .

Lama dia berpikir tapi tak dapat menemukan jawaban . Jeno jadi ingat maminya di kampung . Gini nih salah satu rumus kehidupan , kalo lagi seneng pasti lupa ma ortu , tapi kalo lagi susah jelas ingat ortu . Ah ...Jeno jadi pengin pulang kampung .

Tunggu dulu.....!! , pulang kampung?  ...pulang kampung ?

Jeno melirik Renjun lagi , dan dengan segera dia bangkit dari ranjang itu . Dia mengambil tas ranselnya yang tadi tergeletak di lantai , lalu mencangklongnya . Dia meraba saku jeansnya , mengambil dompetnya , lalu membukanya . Sedih menatap isinya . Tapi masih cukuplah kalo untuk ongkos naik bis .

NOREN area~♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang