PROLOG

61 4 0
                                    

"Na! Kok lo bawa sandal? Ketahuan Pak Jae tau rasa lo," ucap Adelina yang melihat Alona mengeluarkan sandal dari tas nya.

"Suka hati gua lah, gua ladenin nanti kalo Pak Jae marahin gua!" Ucap Alona membusungkan dada dan menepuknya beberapa kali.

"Lo nanti kena point lagi loh Na!" Sekarang giliran Syahira yang berbicara pada Alona dan mendapat anggukan dari Adelina dan Syakila.

"Biarin," ucap Alona lalu ia berjalan ke luar kelas memakai sandal dan baju yang di keluarkan.

"ALONA!" Panggil seorang guru berpawakan tegas dan berkisar umur 30 an.

"Tuh kan Pak Jae beneran ada, Alona sih dibilangin," ucap Syahira yang melihat Alona ditegur oleh Pak Jae didepan kelas.

"Apa pak?" Jawab Alona santai.

"Kamu itu niat sekolah apa enggak?!!" Tanya Pak Jae.

"Ya niat lah pak,kan ini saya sekolah ya masa saya sekarang bajak sawah. Bapak ini suka ngelucu aja," ucap Alona masih dengan nada santainya, memang dasar murid kurang ajar.

"Aduh... ad-aduh pak sakit pak," ringis Alona.

"Kamu itu kalo dibilangin jangan jawab aja makanya," Ucap Pak Jae sambil melepas jeweran pada kuping Alona.

"Lah emang Pak Jae tadi ngasih tau? Perasaan bapak tadi nanya deh,yaudah saya jawab pak," kekeh Alona.

"ALONA!! KAMU IKUT SAYA KE RUANG GURU!!" Pak Jae sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi,ia menggandeng Alona untuk mengikutinya ke ruang guru.

Saat Alona masuk ke ruang guru di sana ada Langit, Alona tidak kaget sih jika ada Langit karna ia tahu Langit kan murid paling pintar di SMA PERMATA makanya ia sering keluar masuk ruang guru.

Alona duduk tepat di sebelah Langit, Langit yang kaget tiba tiba Alona duduk disebelahnya langsung menoleh,"Halo bre," Sapa Alona sok asik.

Langit hanya memandang Alona dengan tatapan datar tanpa maksut untuk membalas sapaan Alona.

"ALONA! SINI KAMU! MALAH DUDUK DI SEBELAH LANGIT! CAPER YA KAMU!" Ucap pak Jae.

Alona hanya memutar bola matanya malas,"Siapa yang ceper sih pak?! Fitnah aja kalo sama saya!" lalu ia  berdiri menghampiri meja Pak Jae.

"Kamu itu perempuan harusnya kamu itu agak feminim gitu loh,jangan kayak gini," ucap Pak Jae lalu ia melihat penampilan Alona dari atas sampai bawah.

"Sekolah kok pake sandal,baju dikeluarin,lengan seragamnya digulung, kayak preman aja,"

"Kritik aja terus pak penampilan saya,nanti gantian saya yang kritik penampilan bapak. Boleh kan?" Tanya Alona sambil bersedekap dada.

"KURANG AJAR KAMU YA!!SEKA--" ucapan Pak Jae dipotong langsung oleh Alona.

"Hormat bendera dilapangan!" Potong Alona sambil menirukan suara Pak Jae.

Tanpa disuruh Alona berjalan mendekati pintu,ia ingin keluar. Alona berhenti sejenak menatap Langit,"Duluan ya bre," Ucapnya yang hanya dibalas tatapan datar dari Langit.

Entahlah baru kali ini Langit melihat Alona. Baru kali ini Langit melihat cewek yang berani kepada guru. Baru kali ini ada cewek di SMA PERMATA tidak histeris duduk bersebelahan dengan Langit. Dan baru kali ini Langit penasaran pada seorang wanita. Camkan ya BA-RU KA-LI I-NI.

¤¤¤

Hai
Makasih yang udah baca,maaf kalo masih jelek.
Kalo suka makasih,jangan lupa tambahin ke perpustakaan kalian ya.
Jangan lupa vomentnya mksh:)

LANGIT memeluk BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang