HAPPY READING!!!
****
Pagi yang cerah secerah matahari teletubis. Seperti hari hari biasa Alona berangkat ke sekolah dengan vespanya, bedanya hari ini senyum di wajahnya tidak memudar dari rumah hingga ia sampai di sekolah.
"PAGI EVERIBADEH," Sapa Alona pada teman kelasnya yang sudah datang.
"Heh! Masih pagi woi, berisik!" Saut salah satu temannya.
"Hih! Misih pigi wi birisik," Ejek Alona sambil menirukan gaya temannya yang tadi memakinya. Yang diejek hanya memutar bola matanya malas.
Alona berjalan menuju mejanya, ada Adelina di sana yang sedang memainkan ponselnya, Syahira dan Syakila belum terlihat mungkin mereka belum datang.
Alona meletakkan tasnya di bangku sebelah Adelina dengan kasar sampai membuat Adelina menoleh.
"Kenapa sih?" Tanya Adelina.
Alona hanya tersenyum lebar dan itu membuat gigi putihnya terlihat.
"Kenapa lo?! Masih pagi jangan kesurupan di sini, guru agama belum dateng," Ucap Adelina seadanya dan yang membuat Alona merubah raut wajahnya.
"Heh! Gua nggak kesurupan ya!"
"Terus ngapain lo senyum senyum gajelas kayak tadi?" Tanya Adelina yang kembali memainkan ponselnya.
"Gatau gua pengen senyum aja," ucap Alona lalu ia mendudukkan dirinya dibangku sebelah Adelina.
"Fix sih ini!!! Lo kesurupan!" Ucap Adelina makin ngawur. Alona hanya memutar bola matanya malas lalu ia mengambil sebuah coklat dari dalam tasnya. Adelina kaget, sangat kaget lebih tepatnya.
"NA! LO BENERAN SAMA KATA LO KEMAREN?!" Tanya Adelina masih tidak percaya.
Alona mengerutkan dahinya,"Yaiyalah, Alona pantang ingkar omongan sendiri, kalo gua ngomong itu ya itu nggak bisa dirubah," jawab Alona mantap. Ia bangkit dari duduknya, ia berjalan perlahan keluar kelas.
"Na! Mau kemana?" Tanya Syahira yang baru datang pada Alona saat berpapasan di depan pintu kelas.
Alona mengangkat sebatang coklat yang ia genggam sambil menaik turunkan alisanya. Ekspresi yang ditunjukkan Syahira tidak jauh berbeda dengan yang ditunjukkan oleh Adelina. Syakila hanya diam, karena ia tidak ingin ikut campur masalah Alona, jika Alona ingin pdkt dengan Langit apa salahnya? Mungkin Alona memberi Langit coklat tidak lebih sebagai ucapan terima kasih, maybe.
Alona berjalan perlahan mendekati pintu kelas 11 IPA 1, sebenarnya Alona sedikit ragu memberikan coklat kepada Langit secara Alona pernah mendengar kalau Langit itu dingin dan tidak mau bicara sama sekali jika tidak penting. Alona memantapkan jiwa dan raganya, ia menghela nafas kasar. Alona maju selangkah di depan pintu kelas 11 IPA 1 untuk memastikan siapa yang sudah datang.
Saat mata Alona menyisir semua sudut kelas ia melihat Langit yang sedang memainkan ponselnya dan ada Reynand duduk disebelah Langit , entah ini perasaan Alona saja atau tidak jantungnya berpacu dua kali lipat saat melihat Langit.
'Tenang Alona,' batin Alona.
"Permisi," ucap Alona sekalem mungkin, padahal mah bar bar banget.
Semua manusia yang ada di dalam kelas menoleh ke arah Alona. Tapi Alona malah tersenyum bodoh.
"Langit!! Gua mau ngomong!" Ucap Alona sambil berteriak, yang dipanggil hanya melirik sekilas tanpa berniat untuk merespon.
"Heh! Dicariin tuh," Ucap Reynand sambil menyikut pelan tangan Langit.
"Gak penting," Ucap Langit tanpa menatap Reynand.

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT memeluk BUMI
Teen Fiction**** Langit Kavindra Adhitama adalah most wanted SMA PERMATA. Langit Kavindra Adhitama adalah laki laki penuh pesona yang dapat menarik perhatian lawan jenis hanya dari tatapan. Langit Kavindra Adhitama adalah manusia paling irit ngomong di SMA PERM...