Chapter 8

25 5 6
                                    

“Mmmm ya itu…”

Ceklekk….

Tiba-tiba seseorang masuk. Dan itu Elsa. Anehnya, ekspresi Elsa terlihat seperti seseorang yang merasa bersalah ketika menatap Alba. Terlihat dari raut wajahnya yang agak sendu.

Dan tiba-tiba, dengan gerakan cepat, Alba bangkit dari tempat duduknya, dan keluar dari ruangan itu. Kening Rahma berkerut, memikirkan kejadian barusan.

Sebenarnya Alba sama Elsa kenapa?

Kenapa Elsa kelihatan bersalah?

Kenapa Alba kelihatan marah sama Elsa?

Mereka kenapa sih?

"Heh! Ngelamun aja, ayo! Keluar lahh gue bosen dikelas sendiriann."

"Yaudah deh ayo."


                             ********


"Eh bro! Diem-diem bae. Kenapa? Kok mukanya marah gitu?" Tanya Alfa, teman sebangku Alba.

Alba yang baru saja kembali ke kelasnya dan duduk menghela napas gusar.

"Kenapa cewek sialan itu harus jadi temennya Rahma sih?" Ketus Alba.

"Yaa terserah Elsa lah mau temenan sama siapa aja. Gini, lo masih belum ngelupain masa lalu itu ya? Lo masih marah sama Elsa? " Tanya Alfa perlahan.

"Gue berhak marah atas tindakan dia Fa, dia bener-bener kurang ajar!" Ketus Alba, lagi.

"Astaga Alba, stay calm. Jangan keras-keras lah ngomongnya, malu gue njirr." Kata Alfa melirik sekeliling teman sekelasnya yang kini tengah melihat mereka berdua dengan pandangan aneh.

"Sorry bro, gue khilaf deh." Kata Alba.

"Sok banget manggil gue bro. Emang kita kenal apa hah?" Kata Alfa akting.

"G." Raut wajah Alba kembali datar sedatar tubuhnya Nilam yang kurus itu.

"Ah elah bercanda gue broo. Lagian ngapain disingkat gitu sih jawabnya, emang chatingan apa." Ledek Alfa.

Ia tau betul Alba selalu membalas pesan teman-teman nya dengan balasan yang bisa dikatakan singkat, bahkan terlalu singkat. 'G' dan 'Y' adalah balasan yang Alba selalu kirimkan ke teman teman nya.

Bahkan, untuk orang yang tidak dikenalnya, cukup '. . .' atau bahkan hanya di read saja tanpa perlu dibalas adalah senjata andalan untuk seorang Muhammad Alex Alba a.k.a Hueningkai yang terkenal pendiam itu.

Diam-diam, ada seseorang yang menguping didepan kelas Alba. Dan itu Rahma.

Kening Rahma melebar. Eh bukan, mengernyit maksudnya, karena mendengar percakapan Alba dan Alfa tentang sahabatnya sendiri, Elsa.


                         ************


"Dari mana aja sih? Baru juga lima menit duduk dikelas udah ngilang aja." Tanya Elsa.

Tangannya sibuk membuka bungkus camilan yang ia bawa dari rumahnya. Ia memasukkan camilan itu sebanyak mungkin sampai ia sulit berbicara.

"Dari kelasnya Alba."

"Eh? Ngapain? Tumben banget kesana."

Elsa kemudian berbalik badan, bermaksud mengambil air minum yang ada di dalam tas nya, karena setelah memakan sebungkus camilan, mulutnya terasa kering.

Rahma diam-diam berpikir keras, apa ia tanya langsung saja pada Elsa tentang percakapan yang ia dengar tadi?

"Mmm.. Elsa, gue mau nanya sesuatu nih, lo-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang