Chapter 2

42 16 4
                                    

Gue cuma bisa ngedengus keras ketika gerbang sekolah baru aja tutup. Padahal baru aja gue sekolah beberapa minggu udah telat aja. Terlintas ide bahwa gue bisa aja dibantuin cogan buat masuk atau ternyata hari ini hari libur. Tapi gue usir jauh-jauh itu ide. Dasar korban Wattpad.

Ketika gue lagi sibuk mengkhayal, tiba-tiba kepala gue ditimpuk cukup keras.

"Eh telor kucing ada tujuh!" Nah kan! Latah gue. Gue pun menoleh, udah auto ngebunuh orang yang nimpuk gue tadi.

"Lo telat ya?" Celetuk orang itu bego. Mata gue ngelirik badge namanya, Alif Ratakiri. Eh? Lucu juga namanya wkwk.

"Woi!" Teriak Alif nggak sabar.

"Eh enggak kok." Gue mengelak.

"Lah? Kok disini?"

"Pengen aja hehe."

"Masa sih?" Alif ketawa. Mukanya jadi imut banget. Giginya yang tersusun rapi keliatan putih bersih. Dia juga punya lesung pipi. Dan matanya yang agak sipit kayak mau hilang pas dia ketawa. Dan begonya, gue terpesona. Dasar aku. Tepat di waktu yang sama, Alba, si perfect boy a.k.a si Hueningkai itu muncul.

Dengan ekspresi wajahnya yang senantiasa datar, dia ngedeketin gerbang. Botol minumnya yang berwarna biru dan orange yang diletakkan di samping tas-nya bergerak tak karuan saat dia jalan. Dan gue tiba-tiba tersenyum geli liat itu.

"Kok udah tutup?" Gumam Alba dengan ekspresi polos tapi dingin. Yang membuat gue makin gemas pengen nyium dia. Eh.

"Kan emang udah telat." Kata gue, sambil nunjukin jam tangan gue, yang jarumnya menunjukkan pukul 7:48. Dan dengan dinginnya Alba nggak peduli sama ocehan gue barusan. Gue pun ngebuang napas kasar.

"Orang sabar disayang Taeyong kok." Kata gue dalam hati. Susah emang kalo ngomong sama orang yang irit kata.

Tiba-tiba, entah karena apa, Alif teriak. Kenceng banget. Alba bahkan refleks menjauh dan menutupi kedua telinganya rapat-rapat. Suara teriakan cempreng Alif mungkin kedengeran sampai Palung Mariana kayaknya.

"PAK SATPAM ITU ISTRINYA DILUAR MAU MINTA CIUMM!!"

Dengan ekspresi pengen, pak satpam keluar, terus nanya, "Mana?"

"Itu, disamping warung bakso belakang sekolah!" Kata Alif menahan tawa.

Secara otomatis, gerbang sekolah udah kebuka lebar banget, sehingga kita bertiga langsung cepat-cepat masuk kelas sebelum pak satpam sadar akan kebohongan Alif yang haqiqi. Wkwkwk.

My Perfect BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang